Kata Penutup
Terima kasih telah membeli YuujiMote jilid ketiga. Oh, benar—halo! Sekaiichi di sini.
Jadiiii… yeah! Akhirnya muncul! Akku tahu, aku tahu—kami telah merilis jilid ketiga, dan sekarang manga-nya juga keluar?! Ini semua berkat kalian. Ini bahkan tidak akan pernah mungkin terjadi tanpa dukungan kalian. Terima kasih banyak! Aku tidak sabar menunggu sampai kalian menceritakan pada cucu-cucu kalian tentang lelaki Sekaiichi ini yang—dulunya—membuat kalian tersenyum satu atau dua kali, dan…
Ngomong-ngomong, kesampingkan itu, jilid tiga adalah debut Makiri-sensei yang telah lama ditunggu-tunggu, seseorang yang dengan sengaja aku pertahankan kemunculannya seminimal mungkin dalam dua jilid pertama. Aku memutuskan untuk menjadikannya gadis utama kali ini, dan aku harap kalian semakin menyukainya setelah membaca ini. Aku tahu aku jelas menyukainya, jadi aku akan sangat senang jika kalian merasakan hal yang sama!
Jilid ini didasarkan pada konten awal dari web novel, tapi dengan sejumlah penyesuaian dan perubahan yang banyak. Sebagai contoh, aku tidak benar-benar mendalami masa lalu Yuuji di web novel, tapi dalam jilid ini, aku mendedikasikan segmen yang cukup besar untuk itu. Faktanya, ayah Yuuji bahkan tidak ada di versi web novel. Aku juga sangat, amat ingin menulis lebih banyak adegan yang melibatkan Yuuji, Haruma, dan Makiri bersama. Imajinasiku menjadi liar hanya dengan memikirkannya.
Aku benar-benar merasa lucu bahwa selain Takuma (asisten rumah tangga Sennouji) dan Otome, semua karakter baru lainnya adalah sekelompok bapak-bapak! Ada Yamamoto, dengan keahlian memasaknya yang luar biasa; Sennouji yang keras—tapi sama imutnya; dan ayah Yuuji, yang diam-diam memiliki kecanduan romcom. Bersiaplah untuk melihat lebih banyak bapak-bapak ini di jilid mendatang! Jangan khawatir, akan ada banyak waktu tayang untuk karakter lainnya juga, termasuk Otome!
Aku juga ingin menyapa semua orang yang telah mengirimiku surat sampai sekarang. Terima kasih banyak! Aku akan mencoba yang terbaik untuk terus merilis materi yang menarik bagi semua orang! Sebenarnya, aku tidak keberatan mendapatkan beberapa surat dukungan lagi untuk mengangkat semangatku. Terutama aku menyukai kata-kata yang berbunyi, “Ayo, ayo, Sekaiichi, ayo!”
Sekarang aku akan mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah bekerja sama denganku.
Pertama-tama, kepada pemimpin redaksiku: Aku tahu aku telah membuatmu mengalami sakit kepala serius, tapi aku ingin berterima kasih. Karena bantuanmu-lah, ceritanya menjadi sehebat itu! Aku harap kita dapat terus bekerja sama sebaik yang telah kita lakukan selama ini.
Aku juga ingin berterima kasih kepada ilustrator, Tom Osabe. Dia melakukan pekerjaan yang hebat. Pemimpin redaksi mengusulkan dia sebagai ilustrator pengganti dan menunjukkan padaku salah satu ilustrasi Tom—seorang gadis yang melakukan gestur tangan damai. Aku sangat terkesan dengan selera fesyen dan pewarnaannya sehingga aku tidak punya pilihan lain selain memintanya menggambar untuk YuujiMote! Aku sangat senang dia menerimanya. Terima kasih, Tom. Aku harap kita bisa terus bekerja sama di masa depan.
Aku juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang terlibat dalam produksi novel ini. Terima kasih!
Namun yang terpenting, aku ingin mengucapkan terima kasih pada para pembaca yang telah membeli buku ini. Sebenarnya, sebagai ucapan terima kasih, aku memutuskan untuk menambahkan sedikit bocoran untuk jilid berikutnya. Ini adalah segmen pendek yang menampilkan adegan Touka. Selamat menikmati!
Selenjutnya di Jilid Berikutnya!
“Sudah saatnya kamu mulai mengungkapkan semuanya, Senpai. Apa yang kamu sembunyikan dariku?”
Aku ragu dapat menemukan waktu yang lebih baik untuk menanyakan hal ini padanya. Aku tahu kami sedang berkencan, tapi aku juga sangat ingin tahu apa yang terjadi.
“Huh?”
“Kamu bertingkah sangat aneh hari ini. Biasanya saat kita sedang berkencan super mesra, kamu cenderung terlihat lebih, kayak… santai aja, lho? Seperti kamu bersenang-senang. Tapi saat ini, kamu lebih terlihat seperti baru saja menyaksikan keluargamu mati dalam kebakaran. Jadi ya, itulah sebabnya aku bertanya.”
“Apakah kamu yakin kencan kita ‘super mesra’?” gumamnya pelan, lalu menyelanya dengan batuk. “Ahem! Ya, aku menyembunyikan sesuatu darimu saat ini.”
Sialan, pria ini benar-benar mengakuinya langsung di hadapanku.
“Jadi apa itu? Kamu memiliki sesuatu yang tidak kamu ceritakan padaku?” desakku. Aku berusaha terlihat setenang mungkin, tapi di dalam, aku sangat gelisah. Aku bisa merasakan dadaku sakit saat aku menanyakan pertanyaan itu padanya.
“Maaf, tapi aku tidak bisa memberitahumu dengan pasti,” katanya, memberiku tatapan canggung dan khawatir sambil menggaruk bagian belakang kepalanya. “Aku tidak terlalu suka menyimpan rahasia darimu, tapi ini adalah sesuatu yang tidak bisa kubicarakan denganmu. Aku benar-benar minta maaf.”
“Hanya untuk memastikan saja, kamu tidak mendapatkan pacar sungguhan atau semacamnya, kan?”
“Apakah kamu benar-benar harus menanyakan itu? Kita sepakat bahwa kita akan saling memberi tahu jika itu terjadi. Ingat?”
“Ya,” jawabku, merasa sedikit lebih nyaman.
Tapi aku jelas masih sedikit kesal karena dia tidak mau memberi tahuku apa pun yang dia sembunyikan. Kurasa kami belum cukup dekat untuk sepenuhnya terbuka satu sama lain.
“Baiklah,” kataku, mencoba yang terbaik untuk terdengar riang dan ceria. “Jika kamu tidak ingin memberitahuku, kurasa aku tidak akan membahasnya. Tetap saja, Senpai—aku memang merasa agak tidak sopan menyimpan rahasia dariku. Santailah sedikit!”
Terlepas dari upaya terbaikku untuk mengangkat suasana, aku tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa kami berada di tengah situasi yang sangat canggung.
“Oke! Kurasa aku harus menghukummu untuk itu!” seruku.
“Tunggu, apa?!” ujar Senpai, sebelum memaksakan senyum.
“Kita akan pergi ke pantai bersama,” jelasku.
“Tentu. Kita harus merencanakan sesuatu.”
“Dan kita akan pergi ke festival musim panas kota dan menonton kembang api, oke?! Hanya kita—berdua saja!”
“Kedengarannya menyenangkan. Aku menantikannya,” jawabnya santai.
Huh? Apakah dia mencoba mempermainkanku atau semacamnya?! Nah, aku juga bisa bermain seperti itu! Mari kita lihat sejauh mana aku bisa mempermainkannya!
“Aku yakin kamu sangat ingin melihatku mengenakan bikini kecil yang imut dan yukata… bukankah begitu, Senpai? Dasar mesum.”
“Tentu saja ti—eh, maksudku… mungkin ya. Sedikit…”
“Kamu tidak pernah pandai menyembunyikan sesuatu. Selain itu, kamu pembohong yang buruk,” ejekku.
“Kurasa begitu, haha,” jawabnya dengan nada ringan. Dia terlihat sangat tertekan sehingga aku merasa perlu untuk menghiburnya sedikit.
“Oh, tapi aku tahu apa yang sebenarnya kamu pikirkan: ‘Kamu bilang ini seharusnya hukuman, tapi melihatmu mengenakan bikini lebih merupakan berkah daripada apapun!’ Benar, kan?”
Dia menggaruk bagian belakang kepalanya lagi dan memalingkan muka. “Yah, kedengarannya cukup bagus. Jujur saja, aku benar-benar ingin melihatmu mengenakan pakaian itu.”
Ketika aku melihat rona merah merekah di wajahnya, aku tidak bisa menahan perasaan deg-degan di dadaku. Sial, lihat aku—aku bahkan tidak peduli lagi dengan fakta bahwa dia menyembunyikan sesuatu dariku. Momen-momen kecil yang berharga seperti inilah yang membuatku melupakan semua hal buruk. Itu hanya mengingatkanku bahwa, yah… Aku sangat menyukai pria ini. Aku sangat mencintainya.
Nantikanlah volume 4!