[LN] Yuujin-chara no Ore ga Motemakuru Wakenaidarou? Volume 3 Chapter 2 Bahasa Indonesia

Kemurkaan Asakura

Chapter Dua: Kemurkaan Asakura


Ini sudah bulan Juni, dan musim hujan akan segera berakhir.

Sekolah hari ini akhirnya selesai. Saat aku menoleh ke luar jendela, aku melihat hari musim panas yang indah sedang menungguku—sungguh, matahari bersinar, dan tidak ada satu pun awan yang terlihat.

Senpaaai! Aku tidak mengerti bagian ini! Bisakah kamu membantuku?”

Ingat saat aku menyebutkan beberapa waktu lalu bahwa ujian tengah semester kami akhirnya berakhir, kan? Nah, sekarang kami harus berurusan dengan ujian akhir. Sayang sekali, sungguh—di luar sangat indah, namun kami terkurung di suatu restoran keluarga untuk belajar bersama.

Touka duduk tepat di sebelahku, berbicara dengan suara manis dibuat-buat yang sangat dia kuasai setiap kali dia ingin mendapatkan perhatianku.

“Uh, coba aku lihat… Oke, jadi yang harus kamu lakukan di sini adalah…”

Meskipun Touka tidak payah dalam hal akademik, aku masih memiliki sedikit keuntungan karena aku satu tahun lebih tua darinya. Itu berarti aku setidaknya sedikit lebih familiar dengan apa yang harus dia tangani dalam ujian. Nilaiku tahun lalu lumayan, jadi kupikir aku bisa membantu.

“Oh, aku mengerti sekarang! Kamu adalah guru terhebat yang pernah ada, Senpai!”

Tidak, Touka, ini lebih terkesan kalau kamulah yang jenius. Aku tidak terlalu percaya diri dengan penjelasanku, tapi dia memahami konsepnya seperti itu adalah hal yang paling alami di dunia.

“Seperti yang diharapkan dari Sayangku!” serunya sambil mengedipkan mata.

Kami masih memalsukan hubungan kami saat ini, jadi semua yang dia lakukan hanyalah akting. Dia perlu memastikan semua orang di sekitar kami percaya bahwa kami adalah pasangan sungguhan. Sebenarnya, aku cukup yakin ada alasan lain kenapa dia melakukan semua ini. Beberapa saat yang lalu, dia pada dasarnya melarangku mendapatkan pacar—tentu saja karena itu akan menghalangi “hubungan” kami saat ini. Dan sebagai hasilnya, dia menyatakan bahwa dia akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatku jatuh cinta padanya. Dengan begitu, aku tidak akan tertarik pada gadis lain.

Jadi ya, itulah sebabnya dia semakin sering merayuku akhir-akhir ini.

“Hei, Yuuji-kun. Bagian ini tidak aku mengerti. Bisakah kamu membantuku?” Kana berkata, membungkuk dari tempat duduknya dan meletakkan tangan di pangkuanku untuk mendapatkan perhatianku.

“Hm? Yang mana?” tanyaku.

“Uhh, yang ini. Kamu lihat…”

Aku lalu menjelaskan soal tersebut kepadanya, tapi dia tidak langsung mengerti secepat Touka. Ketika aku menyadari bahwa dia masih kesulitan, aku menjelaskannya lagi.

“Oke, sekarang aku mengerti! Terima kasih, Yuuji-kun!” serunya cerah.

“Tidak masalah, jangan dipikirkan. Ini cara yang baik untukku mengulas pelajarannya juga.”

Untung ada Ike di sini, kalau-kalau aku tidak bisa menjawab pertanyaannya. Dia duduk tepat di sebelah Kana di sisi lain meja. Saat aku melihatnya, dia dengan cepat menatap mataku dan memberiku senyum lembut.

Aku pasti akan naksir padanya jika aku menyukai laki-laki. Maksudku, dia memang setampan itu.

“Hehe! Kamu benar-benar pria yang baik, tampan, pintar, dan dapat diandalkan, Yuuji-kun. Kamu membuatku tergila-gila padamu!” Kana nyerocos.

“Cih,” Touka mendecakkan lidahnya dengan kesal. Seperti yang kalian lihat, Kana jelas merupakan alasan Touka berusaha ekstra keras untuk memikat hatiku baru-baru ini.

Mari kita ulas sebentar—Kana menembakku beberapa saat yang lalu, dan meski aku menolaknya, aku juga akhirnya menyemangatinya untuk mengejar objek kasih sayangnya—yaitu, aku. Aku tidak sadar kalau yang dia bicarakan saat itu adalah aku, ingat? Kupikir dia memiliki perasaan pada Haruma! Yah, bagaimanapun juga, segalanya sudah terjadi. Sejak hari itu, Kana terus merayuku tanpa henti.

“Umm, permisi, Hasaki-senpai? Bisakah kamu berhenti main mata pada Sayangku dengan caramu yang super cabul itu? Dan jika kamu mau menggodanya, bisakah kamu setidaknya berusaha lebih orisinil? Aku sudah mengatakan semua itu padanya sebelumnya,” oceh Touka dengan wajah masam.

“Whoaaa. Kamu membuatku sedikit takut, Touka-chan. Aku tidak tahu kalau kamu adalah tipe dominatrix! Padahal kupikir kamu akan sedikit kurang temperamen kalau di dekat pasanganmu, tapi kurasa aku salah,” balas Kana.

TLN: Dominatrix adalah seorang wanita yang suka mendominasi, terutama yang mengambil peran sadis dalam aktivitas seksual BDSM.

“Hah?! Dominatrix?! Yah, aku minta maaf untuk menyampaikan berita ini kepadamu, Tuan Natsuo, tapi Senpai tidak pernah mencintaimu dan tidak akan pernah. Jadi, mohon enyahlah, oce?”

“H-Hei! Dia mungkin salah mengenaliku sebagai seorang pria saat itu, tapi segalanya sudah berbeda sekarang! Aku bisa mencurinya darimu kapan pun!”

Oh benar, aku lupa mengingatkan kalian—aku sudah mengenal Kana sejak kami masih kecil. Kami dulu bermain bersama selama liburan musim panas, saat dia lebih terlihat mirip seperti laki-laki dan menyebut dirinya Natsuo. Sampai baru-baru ini, jangankan salah satu perempuan paling cantik dan populer di sekolah kami, aku bahkan tidak pernah mengira kalau Natsuo sebenarnya adalah seorang perempuan.

“Persetan denganmu dan kantung lemakmu yang kendor itu…” gumam Touka pelan, urat hampir muncul di dahinya.

“Hm? Apakah kamu mengatakan sesuatu?” tanya Kana, tidak bisa mendengarnya.

Hah? Kantung lemak kendor? Aku menoleh ke arah Touka dan melihatnya memelototi dada Kana. Oh. Ohhhh.

“Aku tidak mengerti—kenapa kau tidak meminta bantuan kakakku saja daripada mengganggu pacarku soal ini? Kakakku benar-benar tepat di sampingmu, lho? Berhentilah mengganggu Sayangku, makasih,” teriak Touka.

Sebagai tanggapan, Kana menundukkan kepalanya dan meletakkan tangannya di atas tanganku, membuatku sedikit terkejut.

“Jika Yuuji-kun bilang padaku bahwa aku mengganggunya, maka aku tidak akan bertanya padanya—tapi dia tidak mengatakan itu, kan? Selain itu, aku sangat suka jika dia bisa mengajariku lebih banyak… baik dalam pelajaran, dan dalam cinta, jika kau tahu apa yang kumaksud sih,” kata Kana pelan, meremas tanganku dengan tatapan penuh gairah.

“Suruh saja kakakku membantumu soal itu jika kamu sangat putus asa, dasar sialan…!” teriak Touka sambil menampar tangan Kana menjauh dari tanganku.

Seperti yang kalian lihat, aku berada di tengah situasi yang sulit sekarang. Dan mau tidak mau, aku-lah penyebab utama dari semuanya. Aku melirik ke samping, di mana Asakura gemetar di kursinya. Aku mengerti perasaannya—aku juga akan sangat kesal jika aku datang ke sini untuk belajar tapi malah tidak dapat berkonsentrasi karena mereka berdua.

Aku menarik napas dalam-dalam dan memutuskan untuk mengakhiri pertengkaran mereka.

“Touka, Kana, sebentar.”

“Ada apa, Yuuji-kun?”

“Ada apa, Senpai?”

Mereka berdua menjawab dengan senyum cerah ke arahku.

Aku perlu meluruskannya. Kalau tidak, ini akan berakhir buruk. “Kita datang kesini untuk belajar, bukan untuk saling berteriak. Jika kalian tidak mau berhenti, silakan pergi saja,” aku memarahi mereka, rasa tidak senang terdengar jelas dalam suaraku.

“Maaf, Senpai. Ini tidak akan terjadi lagi,” Touka dengan cepat meminta maaf, menangkap bahwa suasana hatiku memburuk.

“Ya, kamu benar. Aku juga minta maaf,” tambah Kana sambil menjulurkan lidahnya.

Maaf mereka tidak tulus, kan? Yah, okelah. Selama mereka diam, mudah-mudahan Asakura akan bisa tenang saat dia belajar.

“Tapi kenapa?!” teriaknya tiba-tiba, sambil membanting tangannya di atas meja.



Sial, apakah aku terlambat menengahi mereka? Dia sepertinya sudah mencapai batasnya. Tunggu… kenapa dia malah memelototiku?

“Kenapa tidak ada gadis yang mengejarku?!” teriaknya menderita. “Aku… Aku akan bangkit melawan ketidakadilan ini! Ike selalu dikelilingi oleh gadis-gadis ke mana pun dia pergi, dan kau memiliki dua gadis paling populer sesekolah yang memperebutkanmu! Bagaimana dengankuuu?!”

Dan setelah luapan kecil itu, dia terdiam dan menatap tak bernyawa ke cakrawala yang jauh, matanya kosong dan dingin. Apa yang sedang dia lihat?

Kuharap aku tahu apa yang harus aku katakan saat ini. Sejujurnya, aku selalu berpikir bahwa dia memiliki semua bakat untuk menjadi populer di kalangan wanita. Dia memiliki kepribadian yang baik dan ceria, dia pria yang sangat ramah, dan dia anggota ekskul bola voli di sekolah. Aku yakin ada seseorang di luar sana yang tertarik padanya—dia hanya belum menyadarinya saja. Meski aku ragu dia mau mendengar hal itu dariku, sih. Baginya, aku punya “pacar” dan Kana sebagai semacam cewek sampingan.

Hmm… Ya, kurasa mengatakan sesuatu di sini tidak akan membuat segalanya jadi lebih baik. Aku hanya akan tutup mulut sajalah.

“Aku yakin kalau pada akhirnya, kamu akan menemukan seseorang yang spesial itu,” Kana tiba-tiba menghiburnya.

“Ya, kamu jelas punya pesona. Itu hanya masalah waktu saja!” seru Touka.

Komentar mereka berhasil menenangkannya dan membuatnya merona. “Oh, benarkah…?” jawabnya dengan malu-malu sembari sedikit gelisah. “Sebenarnya, jika kalian tidak keberatan, apa yang bisa kalian anggap sebagai kelebihanku?”

“Menurutku kamu mengagumkan bahwa kamu tidak takut pada Yuuji-kun!” Kana memujinya.

“Aku sangat suka karena kamu adalah teman Yuuji-senpai!” Touka menambahkan dengan riang.

Komentar mereka tampaknya tidak membantu. Cahaya di mata Asakura padam sekali lagi, dan dia mengalihkan pandangannya ke arah Ike. “Tolong, Ike, bantu aku belajar. Aku mungkin kalah dalam hal perempuan, tapi aku akan membuatnya membayar hal tersebut selama ujian. “

Hah? Kenapa dia malah memelototiku ketika dia mengatakan kata terakhir itu? Jujur saja, aku merasa sedikit terancam sekarang.

“Kamu terlihat siap untuk menghadapi apa pun, jadi tentu saja aku akan membantumu. Touka, Kana, jangan berkelahi lagi, oke?” kata Ike dengan senyum lembut.

Tak satu pun dari gadis-gadis itu tampaknya menghormati permintaan Ike untuk gencatan senjata, karena keduanya terlihat sangat kesal sekarang.

“Sial, dia marah pada kita sekarang. Yuuji-senpai, ini belum terlambat untuk melaporkan Hasaki-senpai ke polisi. Maksudku, dia jelas-jelas melecehkanmu. Kamu bisa mengirimnya ke penjara sehingga kita tidak perlu melihatnya lagi,” bisik Touka di telingaku.

“Jelas, Asakura-kun tidak akan begitu marah pada kita jika kamu sudah menjadi pacarku. Yuuji-kun, kamu jahat,” Kana membungkuk dan berbisik di telingaku yang lain.

Kata-kata dan nafas hangat mereka menggelitik telingaku, membuatku sedikit gemetar.

Aku melirik Asakura lagi. Tunggu dulu, apakah hanya perasaanku saja, ataukah dia memang terlihat seperti ingin membunuhku sekarang? Haaah, tidak heran dia sangat kesal, melihat dari cara mereka mengerumuniku.


Yuujin-chara no Ore ga Motemakuru Wakenaidarou? Bahasa Indonesia [LN]

Yuujin-chara no Ore ga Motemakuru Wakenaidarou? Bahasa Indonesia [LN]

There’s no way a side character like me could be popular, right?
Score 9.1
Status: Ongoing Type: Author: Artist: , Released: 2018 Native Language: Jepang
“Karena aku sangat mencintaimu, Senpai!” Namaku Tomoki Yuuji, siswa SMA kelas dua. Aku bisa mengatakan bahwa aku adalah seorang siswa yang cukup normal, kecuali fakta bahwa semua orang menghindariku seperti wabah karena aku terlihat seperti haus darah. Ike Haruma adalah satu-satunya yang tidak menjauhiku. Dia tipikal ‘pria sempurna’ dalam segala hal; protagonis tanpa cacat yang biasa kau lihat di setiap cerita. Kehidupan di sekolah terus berjalan seperti biasa… sampai suatu hari, adik perempuan Haruma yang super populer itu menyatakan cinta padaku tiba-tiba?! Meskipun dia kemudian mengklarifikasi bahwa perasaannya terhadapku sama sekali tidak romantis dan dia memiliki motif tersembunyi, au akhirnya menerima peran baruku sebagai ‘pacar palsu’ sebagai bantuan untuk Haruma. Percaya atau tidak, saat aku mulai berkencan dengannya, teman masa kecil Haruma yang seperti idol dan guruku yang super cantik ikut terlibat denganku juga! Tunggu sebentar. Ini tidak mungkin skenario rom-com impian yang diatur sendiri untukku, kan?! Maksudku, tidak mungkin karakter sampingan sepertiku bisa menjadi populer, kan?  

Comment

Options

not work with dark mode
Reset