[LN] Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Volume 1 Chapter 5.1 Bahasa Indonesia

Adik Perempuanku Bermain dengan Istri Game Online-nya (Bagian 1)

Babak 5: Adik Perempuanku Bermain dengan Istri Game Online-nya

1


Keesokan harinya, jam 10:00 lewat sedikit.

Saat kami berjalan menuju Stasiun Koigishi, Kotomi bertanya dengan cemas sambil berjalan di sampingku.

“Apakah penampilanku benar-benar tidak aneh?”

“Sudah kubilang kamu tidak aneh.”

“Seriusan?”

“Seriusan.”

Kotomi mengkhawatirkan penampilannya.

Rambutnya diikat dengan gaya twintail biasa. Dia memakai blus dan celana berkaki lebar yang seperti rok panjang. Dia tampaknya tidak terlalu khawatir dengan gaya rambutnya, tapi dia sangat mengkhawatirkan pakaiannya. Itu karena dia akan bertemu dengan Momoi yang modis.

“Momoi bukan tipe orang yang suka mengkritik pakaian orang lain.”

Yah, meski dia pernah bilang sesuatu seperti, Kalau itu pakaian biasa, itu norak banget.

Namun, kalau diingat-ingat lagi, aku memang terlihat seperti preman waktu itu. Meski tidak begitu pun, Momoi sangat baik terhadap perempuan. Tidak mungkin dia akan mengatakan sesuatu seperti “Pakaianmu jelek,” pada Kotomi, yang gemetaran seperti binatang kecil.

“Sejak awal, pakaian itu cocok untukmu.”

“Ibu memilihkannya untukku…”

“Seperti yang diharapkan dari Ibu… Hmm? Tapi, memangnya baru-baru ini kamu dan Ibu pergi belanja bersama?”

“Itu dua tahun lalu. Ini satu-satunya pakaian bagusku.”

“Itu sudah lama sekali… Kamu belum membeli satu pakaian pun sejak masuk SMA?”

“Belum. Aku menghabiskan seluruh uangku untuk membeli anime, manga, dan game. Pakaian ini pun dibelikan Ibu karena Ibu merasa kasihan padaku. Ibu mungkin akan segera merasa kasihan padaku lagi.”

“Jangan terlalu membuat Ibu khawatir… Oh, aku tahu, coba kamu tanya Momoi. Dia bisa memilihkan pakaian yang cocok untukmu, Kotomi.”

“Apakah itu tidak akan merepotkannya…?”

“Aku rasa tidak. Lagipula, dia memilihkan pakaian untukku.”

Saat mendengar tentang pakaian, Kotomi sepertinya menyadari sesuatu.

“Oh, apakah itu pakaian yang kakak pakai kemarin? Itu terlihat modis.”

“Iya, kan? Momoi yang memilihkan kemeja dan celana itu untukku.”

Tujuan aku memintanya memilihkan pakaian adalah agar aku bisa menjadi pria keren yang dapat membuat Takase jatuh hati padaku, tapi karena aku menyukai pakaian yang dipilihkannya, aku menjadikan itu sebagai pakaian biasaku. Aku sudah memakainya kemarin, jadi aku memakai pakaian yang berbeda untuk hari ini, tapi jika memungkinkan, aku ingin memakai pakaian itu lagi hari ini.

Jika sulit bagi Kotomi untuk pergi ke toko pakaian berdua saja bersama Momoi, aku bisa pergi menemaninya. Dan aku ingin Momoi sekalian membantuku memilihkan pakaian musim panas.

“Momoi-san punya selera mode yang bagus. Dia pasti modis… Aku datang dengan mengenakan celana, tapi aku bertanya-tanya apakah dia akan menganggap ini jelek?”

“Tidak ada aturan yang mengatakan bahwa celana sama dengan jelek, kan.”

“Tapi, bukankah rok lebih imut dari pada celana?”

“Apakah kamu ingin dianggap imut?”

“Tidak, aku hanya ingin dianggap tidak aneh.”

“Kalau begitu kamu tidak perlu khawatir. Kamu tidak aneh.”

“Seriusan?”

“Seriusan.”

Selagi kami mengulangi topik tersebut berulang-ulang, kami terus mendekati tujuan kami, dan Stasiun Koigishi terlihat di seberang jalan.

Stasiun Special Land berada di arah berlawanan dari Stasiun Kinjou, yang merupakan stasiun terdekat Momoi. Maka dari itu, dia perlu turun di Stasiun Koigishi satu kali untuk ketemuan dengan kami. Jika jadwal keretanya tidak terganggu, seharusnya dia sudah turun dari kereta sekarang.

“…Ah.”

Lalu, langkah kaki Kotomi tiba-tiba menjadi berat. Wajahnya menegang.

Dia melihat Momoi. Momoi memiliki hawa kehadiran yang kuat, yang dapat terlihat jelas bahkan dari jarak sejauh ini.

Rambut pirangnya berkilau di bawah sinar matahari, dan gaun terusan bahu terbukanya memperlihatkan kaki rampingnya. Dia memegang tote bag di tangan kanannya dan memainkan smartphone-nya dengan tangan kiri.

“Momoi-san terlihat sangat modis…”

“Jangan terlalu gugup. Meski berpenampilan seperti itu, dia adalah seorang otaku akut, Mahorin kesayanganmu.”

“Momoi-san adalah Mahorin…”

“Benar. Momoi adalah Mahorin.”

“Mahorin-ku tercinta… yang selalu bicara denganku, istriku…”

“…Bagaimana perasaanmu sekarang?”

“Mungkin lebih baik dari sebelumnya.”

“Baiklah. Pokoknya, jangan memaksakan diri. Cukup dekati dia sesuai keinginanmu.”

Mendengar itu, Kotomi mengangguk dengan gugup.

Saat kami semakin dekat, Momoi memperhatikan kami dan menyimpan ponselnya di dompet.

“Maaf membuatmu menunggu.”

“Aku baru saja sampai, kok. Halo, Fujisaki-san.”

Momoi menyapa sambil tersenyum, dan Kotomi mengangguk dan berkata “Ha… lo,” sambil menundukkan kepalanya. Kerja bagus, Kotomi, kamu berhasil menjawabnya. Aku akan memediasi hubungan kalian sehingga kalian bisa lebih asyik mengobrol.

“Aku juga Fujisaki, lho, jadi bagaimana kalau kamu memanggilnya dengan nama depan?”

“Selama ini, aku biasanya membedakan panggilan kalian antara ‘Haruto-kun dan ‘Fujisaki-san, tau.”

“Tapi, aku juga Fujisaki. Jika kamu memanggilnya Fujisaki-san, aku akan bereaksi sedikit.”

Jika seseorang memanggil dengan nama depan, tingkat keakraban mereka akan meningkat.

“Fujisaki-san, apakah kamu tidak keberatan kupanggil dengan nama depan?”

“Aku tidak… keberatan.”

Suaranya berbisik. Momoi sepertinya tidak dapat mendengar dengan jelas, lalu bertanya dengan matanya, “Yang mana?”

“Dia bilang dia tidak keberatan.”

“Oh. Kalau begitu, aku akan memanggilmu Kotomi-san. Kamu juga bisa memanggilku sesukamu.”

“Ya.”

Kotomi mengangguk. Setelah bertukar sapa, kami menuju ke stasiun. Kami melewati gerbang tiket dan menunggu kereta tiba di peron yang ramai.

“……”

Saat aku menoleh, aku melihat Kotomi sedang menatap tote bag yang dipegang Momoi. Sepertinya ini bisa menjadi pembuka percakapan yang bagus.

“Apa yang kamu bawa?”

“Ini kejutan untuk nanti.”

Aku sangat penasaran, tapi aku tidak bisa memaksanya untuk memberitahuku setelah dia bilang begitu.

Jika aku tidak bisa membicarakan soal tote bag-nya—Mungkin aku bisa membicarakan soal pakaian. Aku dan Kotomi telah mengobrol soal pakaian sepanjang perjalanan ke stasiun, dan jika aku dapat memainkan kartuku dengan benar, Kotomi dapat ikut serta dalam percakapan ini.

“Pakaian itu terlihat cocok untukmu.”

“Makasih. Ini pakaian favoritku. Haruto-kun, pakaianmu terlihat agak gerah. Ini sudah bulan Juni; bukankah memakai celana pendek akan lebih nyaman?”

“Aku tidak suka celana pendek karena bulu kakiku nanti kelihatan.”

“Kalau begitu, cukur saja.”

“Aku merasa kalah kalau mencukurnya.”

“Haha. Memangnya siapa yang kamu lawan?”

Momoi tertawa geli.

Suasananya tenang, dan sekarang mungkin saat yang tepat untuk Kotomi ikut mengobrol tanpa merasa gugup.

“……”

Saat aku melirik, aku menyadari bahwa Kotomi masih bersembunyi di balik tubuh besarku, dalam diam menatap kaki Momoi.

Jangan terus melihat ke bawah seperti itu. Kalau kamu gugup melihat wajah, setidaknya arahkan pandanganmu ke dadanya atau semacamnya.

Jika aku tidak bisa mengajaknya mengobrol soal pakaian, mungkin lebih baik mengangkat topik anime.

Masalahnya adalah, Kotomi masih diam saja. Dengan pengetahuanku yang terbatas tentang anime, aku mungkin akan kesulitan untuk mengikuti percakapan, dan Momoi mungkin akan curiga. Kurasa aku sebaiknya menghindari mengangkat topik anime secara sembarangan.

Selain itu, tujuan hari ini adalah taman hiburan. Adrenalin-nya seharusnya akan meningkat saat kami bermain. Jika suasana hatinya membaik, ketegangannya mungkin akan mereda.

Percaya akan hal itu, kami pun naik ke dalam kereta.



Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Bahasa Indonesia [LN]

Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Bahasa Indonesia [LN]

Aku, yang Tidak Memiliki Pengetahuan Apa Pun Soal Otaku, Entah Bagaimana Akhirnya Menikmati Kegiatan Otaku bersama Cabe-cabean Pembenci Pria
Score 9.1
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2023 Native Language: Jepang
Tiba-tiba aku naksir teman sekelasku, Narumi Takase. Skenario idealku adalah membuat dia berteman dengan adik perempuan kembarku yang pemalu dan tertutup, Kotomi, yang juga seorang penyendiri di kelas yang sama denganku, agar bersama-sama, kami kakak beradik, dapat menjalani masa muda yang indah dan cerah. Namun, yang menjadi masalah adalah keberadaan sahabat Takase, Maho Momoi. Dia adalah gadis setengah Jepang yang cantik, berambut pirang, seleb cabe-cabean, dan terkenal akan ketidaksukaannya terhadap pria. Dia juga bersikap dingin terhadapku. Tapi setidaknya, aku berharap dia bisa berteman dengan adikku... Dan suatu hari adikku meminta bantuanku. Tampaknya dia akan bertemu dengan istri game onlinenya di pertemuan luring, dan dia ingin aku menjadi penggantinya karena dia merasa gugup. Demi adikku, aku pun menerima permintaan itu. Tapi, begitu aku tiba di tempat pertemuan, yang menungguku adalah Maho Momoi—!?!

Comment

Options

not work with dark mode
Reset