[LN] Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Volume 1 Chapter 3.2 Bahasa Indonesia

Istri Game Online Adik Perempuanku Berkunjung ke Rumah (Bagian 2)

Babak 3: Istri Game Online Adik Perempuanku Berkunjung ke Rumah

2


Keesokan harinya, Minggu.

Lima menit sebelum waktu janjian, Momoi tiba di Stasiun Aida. Entah karena aku yang mencolok atau karena stasiunnya sedang tidak ramai, Momoi segera menemukanku.

“Kamu datang lebih awal hari ini.”

“Aku merasa tidak enak karena akulah yang selalu membuatmu menunggu. Apakah kamu berjalan kaki ke sini?”

“Ya. Jaraknya tidak cukup jauh untuk naik taksi.”

“Begitu, ya. Jika kamu haus, aku akan mentraktirmu jus.”

“Tidak usah.”

“Aku juga bisa membelikanmu es krim di minimarket.”

“Kubilang tidak usah. Maksudku, kenapa kamu anehnya bersikap baik padaku? Apakah kamu menyembunyikan sesuatu yang membuatku marah?”

“Aku tidak menyembunyikan sesuatu atau semacamnya kok. Aku hanya merasa bersalah. Karena aku, kita akhirnya harus berpura-pura pacaran lagi.”

Kemarin, aku tidak ingin melewatkan kesempatan itu karena terbawa perasaan, namun setelah malam itu berlalu dan emosiku mereda, rasa bersalah pun merayap masuk.

Momoi telah mencapai tujuannya—dia telah memperkenalkanku sebagai pacarnya dan berhasil menipu teman-temannya. Namun sekarang, dia harus kembali bermesraan denganku lagi. Kupikir dia akan marah padaku, tapi ternyata tidak begitu, dan sejujurnya, sekarang akulah yang merasa ingin berkata, “Bukankah kamu anehnya bersikap baik padaku?”

“Memang benar kalau kemarin aku sempat berpikir ‘apa sih yang kamu pikirkan?’ Tapi, sejak awal akar masalahnya adalah karena aku berbohong soal punya pacar, jadi aku tidak bisa menyalahkanmu. Malahan aku sebenarnya ingin berterima kasih.”

“Terima kasih? Kamu ingin bermesraan denganku?”

“Tidak, bukan itu. Seperti yang kubilang kemarin, aku sangat payah dalam pelajaran sastra klasik.”

“Yah, itu bisa dimengerti. Soalnya kamu tinggal di luar negeri sampai SMP, kan?”

“Ya, aku tinggal di Inggris. Ayahku orang Jepang, jadi bukan berarti aku benar-benar asing dengan bahasa Jepang, tapi kami secara umum bicara menggunakan bahasa Inggris di sana.”

“Kalau begitu, bukankah itu sungguh luar biasa? Kamu pasti berusaha keras untuk bisa berbahasa Jepang dengan lancar seperti ini.”

Momoi tampak malu dan sedikit tersipu.

“Kupikir aku mungkin tidak bisa mendapat teman jika aku tidak mengerti bahasanya. Tapi, bukan berarti aku benar-benar berusaha keras. Aku secara otodidak mempelajari bahasa Jepang saat menonton anime. Namun masih ada kata-kata yang aku tidak tahu, dan aku payah tidak hanya dalam sastra klasik tapi juga sastra modern.”

“Tapi kamu tidak cukup payah hingga dapat nilai merah, kan? Mengingat kamu baru mulai belajar bahasa Jepang di SMA, itu sungguh menakjubkan, lho.”

Saat aku dengan jujur memujinya, Momoi menatapku dengan tatapan yang lembut.

“Anehnya kamu memujiku terus sejak tadi. Apakah kamu masih mengira aku marah padamu?”

“Aku hanya benar-benar terkesan, kok.”

“Oh, begitu ya. Kamu ternyata memiliki kepribadian yang baik.”

“Yep, lebih baik dari yang kamu kira.”

Aku bisa mengerti kenapa dia merasa seperti itu.

Saat di toko pakaian tempo hari, dia bilang bahwa kepribadianku di dunia nyata dan di dunia maya sangatlah berbeda. Sampai baru-baru ini, aku berpikir bahwa Momoi adalah orang yang dingin dan membenci laki-laki, jadi aku biasa berinteraksi dengannya dengan santai kecuali saat kami sedang ngobrol soal hal-hal yang berbau otaku. Dan meskipun aku memang menghindari sikap yang mungkin akan membuatnya membenciku demi adikku, tapi aku belum berpikir untuk bersikap baik padanya.

Namun, Momoi bukanlah orang jahat.

Dia mungkin masih bersikap dingin terhadap laki-laki di sekolah, tapi dia tidak pernah melontarkan hinaan dan benar-benar baik pada teman-temannya. Pantas saja jika dia sangat disayangi oleh Takase dan yang lainnya. Aku tidak bisa membayangkan diriku untuk bersikap dingin pada gadis seperti itu.

“Yah, meskipun aku tidak pandai dalam pelajaran itu, aku tidak cukup payah hingga bisa membuatku dapat nilai merah, dan aku juga bisa mengatasinya sendiri… Tapi, tentu saja aku tidak berada pada level di mana aku bisa mengajari orang lain. Itulah sebabnya aku berterima kasih. Berkatmu, Naru-chan bisa terhindar dari remedial.”

Jadi dia lebih mengutamakan nilai Takase daripada rasa malu berpura-pura pacaran, ya. Dia benar-benar peduli pada temannya.

Sebagai seorang kakak, aku akan merasa lega jika Momoi bisa berteman dengan Kotomi, tapi…  Si Kotomi itu payah berurusan dengan cewek gaul sepertinya.

Dia bahkan merasa gugup saat berada di dekat gadis yang biasa-biasa saja seperti Aoki, dan pada akhirnya, dia menolak bergabung dengan klub hobi fotografi.

“Aku akan melakukan yang terbaik untuk memenuhi harapanmu. Jadi, apakah rumah Takase ada di dekat sini?”

“Ya, sekitar lima menit berjalan kaki dari sini.”

Aku mengikuti Momoi saat dia memimpin jalan menuju kawasan perumahan yang tenang.

“Ngomong-ngomong, apakah keluarga Takase ada di rumah?”

“Mereka pergi jalan-jalan karena hari ini cerah. Mereka akan pulang di malam hari. Memangnya kenapa?”

“Hanya saja kupikir mereka mungkin akan terkejut jika ada pria yang tiba-tiba datang.”

“Maksudmu mereka mungkin berpikir pacar putri mereka datang? Jika kamu menjelaskan situasinya, mereka seharusnya tidak akan salah paham. Malahan, mereka mungkin akan berterima kasih. Mereka juga sangat berterima kasih padaku karena mengajari putri mereka.”

“Kalau begitu baguslah.”

Tetap saja, aku tidak ingin bertemu orang tua Takase jika bisa. Jika mereka melihat aku dan Momoi tampak akrab, mereka mungkin akan mengira kami pacaran.

Tujuan akhirku adalah menjadi pacar Takase. Aku tidak ingin terlihat sebagai seseorang yang sering bergonti-ganti pasangan. Kalau mereka pulang malam, mungkin sebaiknya aku pulang sebelum itu.

“Kita sudah sampai,” kata Momoi, berhenti berjalan. Itu adalah rumah biasa, tapi di mataku, itu terlihat seperti kastil tempat seorang tuan putri tinggal.

Aku mengikuti Momoi masuk ke dalam rumah dan dengan gugup menuju ke lantai atas. Dan akhirnya, kami memasuki kamar Takase—

“Aku kembali.”

“Permisi.”

Itu adalah ruangan sederhana dengan warna dasar putih. Di dindingnya terdapat papan gabus yang berisi foto-foto dari masa kanak-kanaknya hingga saat ini. Di meja belajar terdapat sebuah papan tanda tangan dari para adik kelas. Di dekat langit-langit terdapat sebuah ring basket berukuran mini. Di atas meja terdapat perlengkapan belajar yang bersebaran.

Dan di tengah ruangan, terdapat seorang bidadari.

“Selamat datang, Fujisaki-kun! Silakan duduk, silakan duduk!”

Dipinta Takase sambil tersenyum, aku pun duduk di atas bantal.

Woah. Aku berada di kamar gadis yang kusuka saat ini…

Takase, yang cengar-cengir, duduk di hadapanku, sedangkan Momoi duduk di sebelahnya.

“Huh? Mahocchi, kamu duduk di sini?”

“Eh? Oh iya, kebiasaan. Haruto-kun, bolehkah aku duduk di sebelahmu?”

Saat aku hendak mengangguk, Takase tersenyum dan berkata, “Kamu tidak perlu malu-malu di depanku kok. Kamu bilang kamu suka duduk di pangkuan pacarmu, ya kan, Mahocchi?”

Mendengar itu, Momoi menjadi gugup.

“Ah, ya, aku memang bilang begitu. Tapi, yah, jika kami terlalu mesra, Naru-chan mungkin akan merasa tidak nyaman, kan?”

“Tidak sama sekali, kok! Malahan aku lebih senang kalau kamu tidak malu-malu.”

“B-Begitu, ya. K-Kalau begitu, Haruto-kun, bolehkah aku duduk di pangkuanmu…?”

“T-Tentu. Kamu bisa duduk seperti biasa.”

“K-Kalau begitu sebentar saja…”

Momoi dengan ragu-ragu duduk di pahaku.

B-Bokongnya ternyata sangat lembut… Ditambah lagi, dengan rambut pirangnya yang begitu dekat denganku, aku dapat mencium aroma shampoo yang melakat di rambutnya. Aku bahkan bisa merasakan kelembutan kulit dan kehangatan tubuhnya melalui pakaiannya, dan itu membuat jantungku berdebar semakin kencang.

“B-Bagaimana? Apakah aku berat?”

“Tidak berat kok, tapi…”

Mungkin menyadari pesan tersiratku bahwa aku merasa malu dan ingin berhenti, Momoi pun mencoba mengangkat pinggulnya, tapi――

“Fujisaki-kun, kamu selalu memeluknya saat dalam posisi itu, kan?”

Apa katamu…?

“O-Oi, oi, Honey. Kamu bahkan menceritakan hal itu juga?”

“M-M-Maaf, Haruto-kun. Aku hanya ingin pamer.”

“Tidak apa-apa sih, tapi pelukan di depan orang lain itu agak memalukan, kan?”

“I-Iya juga, tapi karena kita sudah memamerkannya sejauh ini, tidak apa-apa kalau kita melakukannya sebentar saja.”

Apa kamu serius!? Apakah karena sudah kepalang basah?

Tentu saja, jika kami menunjukkan perilaku seperti pasangan di awal, kami mungkin tidak akan dicurigai meskipun kami bersikap menahan diri setelahnya.

Momoi sepertinya telah membulatkan tekad. Meski memeluk dari belakang itu lebih memalukan daripada ciuman pipi, aku harus melakukannya karena kami pacaran.

“Okelah, sebentar saja…”

Mencoba untuk tidak menunjukkan ketegangan apapun, aku dengan santai merangkul dan menempel di punggung Momoi. Tubuh langsingnya sangat pas di pelukanku. Meski aku sudah berhati-hati agar tidak menyentuh dadanya, namun sensasi lembut dan elastisnya tidak bisa dihindari. Lenganku bertumpu di dada Momoi…

Meski aku tidak bisa melihat ekspresinya, aku dapat mengetahui bahwa telinga Momoi merah. Bahkan Takase pun, yang mendesakku untuk memeluk Momoi, tersipu malu saat melihat teman sekelasnya berpelukan.

“Wah, kalian mesra sekali… Jadi itu yang dilakukan pasangan, ya?”

“Aku tidak tahu dengan pasangan lain, tapi kami sering melakukan ini. Tentu saja kami tidak melakukan ini saat akan belajar.”

“Iya juga. Saat belajar biasanya kita duduk dengan normal, kan?”

“Benar. Tujuan hari ini adalah belajar, jadi ayo duduk dengan normal.”

Mengatakan itu dengan cepat, Momoi pun pindah untuk duduk di sebelahku.

Meski tubuh kami terpisah, namun aroma Momoi masih tertinggal.

Jantungku masih berdebar kencang, tapi seperti yang Momoi katakan, tujuan kami adalah belajar. Aku harus berkonsentrasi mengajar agar Takase tidak tinggal kelas.

Setelah mendapatkan kembali ketenanganku, aku mengeluarkan beberapa bahan cetakan dari tasku dan menyerahkannya pada mereka berdua.

“Apa ini?”

“Ini adalah kumpulan soal yang kubuat sendiri. Jika kalian menguasai ini, kalian seharusnya bisa terhindar dari nilai merah untuk saat ini.”

“Kamu membuat ini untuk kami?”

“Itu karena aku bangun kepagian.”

Aku sangat menantikan ini hingga aku bangun jam lima hari ini. Guru sastra klasik kami sama seperti tahun lalu. Karena aku sudah mengetahui tren soalnya, aku pun menyusun soal-soal yang kemungkinan besar akan muncul dalam ujian.

“Fujisaki-kun, kamu baik banget.”

“Terima kasih banyak, Haruto-kun. Ini akan sangat membantu.”

“Tidak masalah. Kalau begitu, ayo segera selesaikan soalnya. Mari kita mulai dengan waktu sekitar 45 menit.”

Setelah mengatur alarm, mereka berdua pun mulai menyelesaikan soal dengan ekspresi serius. Sementara itu, aku memutuskan untuk mengulas kembali pelajaran matematika, tapi…

Aku sama sekali tidak bisa konsentrasi karena terus teringat akan sensasi tubuh Momoi.



Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Bahasa Indonesia [LN]

Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Bahasa Indonesia [LN]

Aku, yang Tidak Memiliki Pengetahuan Apa Pun Soal Otaku, Entah Bagaimana Akhirnya Menikmati Kegiatan Otaku bersama Cabe-cabean Pembenci Pria
Score 9.2
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2023 Native Language: Jepang
Tiba-tiba aku naksir teman sekelasku, Narumi Takase. Skenario idealku adalah membuat dia berteman dengan adik perempuan kembarku yang pemalu dan tertutup, Kotomi, yang juga seorang penyendiri di kelas yang sama denganku, agar bersama-sama, kami kakak beradik, dapat menjalani masa muda yang indah dan cerah. Namun, yang menjadi masalah adalah keberadaan sahabat Takase, Maho Momoi. Dia adalah gadis setengah Jepang yang cantik, berambut pirang, seleb cabe-cabean, dan terkenal akan ketidaksukaannya terhadap pria. Dia juga bersikap dingin terhadapku. Tapi setidaknya, aku berharap dia bisa berteman dengan adikku... Dan suatu hari adikku meminta bantuanku. Tampaknya dia akan bertemu dengan istri game onlinenya di pertemuan luring, dan dia ingin aku menjadi penggantinya karena dia merasa gugup. Demi adikku, aku pun menerima permintaan itu. Tapi, begitu aku tiba di tempat pertemuan, yang menungguku adalah Maho Momoi—!?!

Comment

Options

not work with dark mode
Reset