[LN] Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Volume 1 Chapter 3.1 Bahasa Indonesia

Istri Game Online Adik Perempuanku Berkunjung ke Rumah (Bagian 1)

Babak 3: Istri Game Online Adik Perempuanku Berkunjung ke Rumah

1


Sabtu di akhir bulan Mei.

Malam harinya, aku berusaha sekuat tenaga untuk menghadapi ujian tengah caturwulan yang akan segera tiba dalam dua hari lagi. Berkat rajin meninjau pelajaran setiap hari, aku dapat dengan mudah menyelesaikan kumpulan soal. Semua pertanyaan dalam lingkup ujian sepertinya sudah familiar di otakku.

Tentu saja aku tidak boleh lengah, tapi jika terus begini, aku pasti akan dapat memperoleh rata-rata nilai 90. Tidak diragukan lagi, aku pasti akan masuk peringkat sepuluh besar untuk pertama kalinya. Tujuanku adalah mengamankan peringkat pertama di kelas.

“Kalau aku bisa melewati ini dan belajar bersama Takase, itu akan sempurna…”

Aku tidak bisa berbicara banyak dengan Takase di sekolah. Kami memang bertukar sapa karena kami duduk bersebelahan, tapi tak lama kemudian Momoi akan mengajak Takase pergi, mengatakan hal-hal seperti “Ayo beli jus” atau “Aku mau ke toilet.”

Tentu saja Momoi tidak berinteraksi denganku. Takase juga tidak berusaha memaksa Momoi dan aku untuk mengobrol. Dia menghormati keinginan kami untuk merahasiakan hubungan dan membiarkan kami untuk bersikap seperti biasa.

Aku sangat menghargai perhatiannya. Aku berterima kasih, tapi dia tidak perlu repot-repot mengatakan sesuatu seperti, “Karena kalian tidak bisa berinteraksi di sekolah, aku akan membiarkan kalian berdua menghabiskan hari libur sebagai sepasang kekasih.” Soalnya aku lebih memilih menghabiskan akhir pekan bersama Takase seperti tempo hari.

Takase adalah anggota tim basket. Maskipun masih ada kegiatan ekskul di hari libur, tapi sekolah kami menekankan pada kegiatan akademik dan ekstrakurikuler. Jadi, untuk memastikan pelajaran tidak terganggu, peraturan sekolah menetapkan bahwa sesi latihan ekskul dijadwalkan pada pagi atau siang hari.

Jadi, di akhir pekan, aku berharap agar bisa ikut ke dalam kelompok pertemanannya Momoi dengan dalih ‘agar dapat menyeimbangkan waktu bersama teman dan pacar,’ tapi Momoi menolaknya. Momoi beralasan pada teman-temanya bahwa dia sudah menghabiskan waktu bersamaku saat mereka sedang latihan ekskul sehingga dia bisa bermain dengan teman-temannya tanpaku.

Singkatnya, tampak luar segala sesuatunya tetap sama.

Dengan kata lain, agar aku dapat pacaran dengan Takase, aku harus terus melakukan upaya yang sama seperti sebelumnya.

“Ayo semangat.”

Dengan tekad yang baru, aku pun terus mengerjakan kumpulan soal.

“Haru-nii, apa kamu masih bangun?”

Saat ini waktu menunjukkan hampir pukul 22:00 ketika aku mendengar suara Kotomi diiringi dengan ketukan pintu.

“Aku masih bangun!” jawabku dari balik pintu, dan Kotomi pun memasuki kamar dengan wajah yang terlihat seperti akan menangis.

Ini yang ketiga kalinya aku melihat dia memasang ekspresi seperti itu bulan ini. Tentu saja mau tidak mau aku bisa langsung paham.

“Apakah ini tentang Mahorin?”

“Ya, ini tentang Mahorin…”

“Apakah pertemuan luring lagi?”

“Tidak. Bukan itu.”

Oh, itu skenario baru. Kupikir dia mungkin diajak ke pertemuan luring lagi karena dia menatapku dengan mata berkaca-kaca seperti ingin meminta bantuan.

“Apa yang terjadi?”

“Kurasa Mahorin mungkin membenciku…”

Hmm? Apa maksudmu dia mungkin membencimu?”

“Hanya saja… Mahorin belum login sama sekali akhir-akhir ini. Aku bertanya-tanya mungkinkah kami sudah putus tanpa aku sadari…”

Kotomi sepertinya berpikir bahwa mereka mungkin sudah bercerai.

Dalam kehidupan nyata, seseorang tidak bisa mengakhiri hubungan tanpa mengajukan gugatan cerai, namun dalam game online, yang perlu kamu lakukan hanyalah tidak login. Jika kamu membuat akun baru, kamu bisa menikah lagi tanpa diketahui mantan suamimu.

Namun…

“Itu tidak mungkin,” kataku tegas.

Momoi menghargai waktu yang dia habiskan bersama Kotomi seperti halnya waktu yang dia habiskan bersama teman-temannya.

Aku belum pernah melihat log obrolan mereka, tapi mereka tampaknya begitu senang mendiskusikan topik otaku seperti saat di kafe kolaborasi atau karaoke. Aku tidak bisa membayangkan dia rela melepaskan waktu yang dia habiskan bersama teman otakunya satu-satunya.

Tentu saja, aku juga tidak melakukan apa pun yang dapat membuatnya membenciku. Aku berperilaku baik seperti pacarnya di kafe dan bersikap tidak terlalu akrab di sekolah. Semuanya telah berjalan sesuai keinginan Momoi.

Jika aku harus memberikan alasan kenapa dia menghindari login, itu mungkin karena ‘canggung.’ Meski itu di pipi, aku tetap menciumnya. Dia jelas menunjukkan reaksi ciuman pertama. Mungkin saja dia merasa malu berinteraksi denganku, tidak hanya dalam percakapan tatap muka tapi juga dalam chat.

Namun, bahkan setelah ciuman pipi itu, kami masih bisa mengobrol dengan normal di kafe saat itu. Kesimpulannya, aku dapat dengan pasti mengatakan bahwa tidak ada perceraian.

Dengan kata lain—

“Dia mungkin sedang sibuk. Sibuk belajar misalnya.”

“Apakah Mahorin seorang pelajar?”

“Entahlah. Dia tampak muda, tapi aku tidak menanyakan umurnya.”

Aku menyembunyikan informasi tentang Mahorin. Aku hanya memberi tahu Kotomi bahwa dia adalah seorang “perempuan.”

“Tapi mau dia mahasiswa atau orang dewasa yang sudah bekerja pun, belajar itu hal yang penting, kan? Mahasiswa ada ujian, dan orang dewasa yang bekerja pun ada tes kualifikasi. Terlebih lagi, apakah dia belum pernah tidak login selama beberapa hari?”

Jadwal ujian mereka mungkin berbeda ketika masih SMP, tapi karena mereka sekarang satu SMA, jadwal ujian mereka pun jadi sama. Aku ingin tahu apakah dia pernah tidak login selama beberapa hari selama masa ujian?

“Sejak kami menikah, meski jaraknya jauh, kami mengobrol setidaknya tiga hari sekali. Namun dia belum login sama sekali sejak Minggu malam kemarin.”

Minggu malam… Itu hari dimana dia memperkenalkanku pada teman-temannya.

Dia berhasil membohongi teman-temannya bahwa dia punya pacar. Dia senang membicarakan hal-hal berbau otaku, tapi dia bisa dengan mudah berbicara denganku tanpa harus login. Mungkin saja dia tidak punya alasan lagi untuk bermain game online… Tapi alasan yang paling mungkin adalah karena dia sibuk belajar untuk ujian.

Ujian tengah caturwulan berlangsung selama tiga hari, jadi dia seharusnya sudah bisa login paling cepat hari Rabu.

“Untuk saat ini, bagaimana kalau kamu belajar saja dulu? Dia mungkin akan kembali online saat ujian selesai.”

“Aku tidak bisa konsentrasi…”

Sepertinya dia terlalu gelisah hingga tidak dapat fokus belajar.

Ini gawat. Nilai Kotomi sudah jelek, dan jika nilainya semakin turun lagi, dia akan dapat nilai merah.

Memang ada remedial dan bahkan remedial ulang sebagai upaya terakhir, tapi jika itu juga tidak berhasil, dia akan tidak naik kelas.

Kotomi yang pemalu dilempar ke kelas dengan siswa yang lebih muda… Membayangkannya saja sudah membuat hatiku sakit.

“Baiklah. Aku akan menanyakannya pada Mahorin lewat telepon. Jadi Kotomi, belajarlah dengan tenang. Kalau kamu sampai kena remedial, kamu tidak akan punya waktu untuk bermain game, dan Mahorin yang akan kesepian selanjutnya, kan.”

“Ya! Aku akan melakukannya! Terima kasih, Haru-nii!”

Mungkin merasa yakin kalau aku bisa melakukan sesuatu, Kotomi pun meninggalkan kamar dengan ekspresi lega.

Agar tidak mengkhianati kepercayaan adikku, aku harus segera menghubungi Momoi.

Momoi langsung mengangkat saat aku meneleponnya.

Ada apa?

“Aku menelepon karena khawatir kamu belum login akhir-akhir ini.”

Oh, itu ya. Aku sibuk belajar untuk ujian.

Ah, seperti dugaanku. Dari kata-kata Kotomi, sepertinya mereka masih mengobrol bahkan selama masa ujian dulu, tapi ini adalah ujian pertamanya di kelas dua. Pada saat-saat seperti ini, meski dia adalah orang yang belajar dengan sistem kebut semalam pun, dia harus mulai fokus pada ujian dan berkonsentrasi belajar.

“Jadi, apakah kamu akan login setelah ujian berakhir?”

“Ya. Aku akan login Rabu malam. Tapi aku tidak bisa login lama-lama karena aku ingin menonton anime yang sudah aku rekam. Apa kamu sudah menontonnya, Haruto-kun?

“Mari kita bahas anime lewat chat saja. Kalau tidak, ini akan menjadi percakapan yang panjang.”

Benar. Aku tak sabar untuk mengobrol de—

“Mahocchi, sekarang giliranmu mandi!”

Terdengar suara yang imut menyela kata-katanya.

Satu-satunya yang memiliki suara imut seperti itu adalah Takase!

Apakah dia belajar untuk ujian bersama Takase? Biarkan aku ikut!

Hmm? Mahocchi, apakah kamu sedang telponan? Oh, mungkinkah itu Fujisaki-kun!?

Y-Ya, benar. Haruto-kun bilang dia tidak bisa tidur tanpa mendengar suara Honey.’”

Begitu ya. Manis banget. Aku tidak ingin mengganggumu, jadi haruskah aku keluar kamar saja?

Jangan khawatir. Haruto-kun tampaknya puas hanya dengan mendengar suaraku. Iya, kan?

“Aku belum puas. Ayo kita beralih ke mode video call.”

Eh, kenapa?

“Itu karena aku ingin menunjukkan kemesraan kita.”

Dengan begitu, itu akan meningkatkan keaslian hubungan kami dan memungkinkanku untuk melihat Takase dalam balutan piyamanya. Sekali dayung dua-tiga pulau terlampaui.

Begitu. Kamu sangat ingin melihat wajahku, ya. Kamu benar-benar terlalu mencintaiku.

Momoi sepertinya setuju dengan usulanku, dan berkata begitu dengan suara yang dapat didengar orang lain dengan jelas, kemudian bum, layarnya tiba-tiba berubah.

Takase tadi menyuruh Momoi untuk mandi, tapi rambut Momoi terlihat sehalus sutra sepert baru saja selesai mandi. Dan di balik rambut pirangnya yang berkilauan itu, aku bisa melihat bidadari yang mengenakan piyama.

Halo, Fujisaki-kun.

“Halo, Takase. Kudengar kamu sedang belajar dengan Honey.”

Ya. Dia menginap di rumahku sejak hari Senin untuk mengajariku.

“Sejak Senin? Wow, itu mengesankan.”

Dia benar-benar perhatian. Momoi adalah tipe orang yang sangat peduli dengan teman-temannya. Aku ingin tahu apakah dia bisa akrab juga dengan adikku juga.

Mahocchi baik sekali, lho. Saat aku mengeluh karena tidak mau mengikuti remedial ulang lagi, dia menawarkan diri untuk mengajariku.

Takase mendapat nilai merah di dua mata pelajaran pada ujian akhir caturwulan ketiga, dan kudengar salah satu mata pelajaran itu mendapat merah lagi sehingga dia harus mengikuti remedial ulang.

“Apakah belajarnya berjalan dengan baik?”

Aku merasa menjadi lebih pintar. Terutama Bahasa Inggris-ku meningkat pesat!

Yah, lagian Momoi adalah orang yang pulang dari luar negeri. Bahasa Inggris pastilah mudah baginya.

Aku sudah mengajarimu secara menyeluruh, jadi kamu tidak perlu khawatir soal bahasa Inggris. Tapi, masalahnya adalah sastra klasik, kan? Aku sendiri tidak pandai pelajaran itu. Di ujian akhir caturwulan lalu, nilaiku bahkan tidak sampai 50…

“Kamu tidak perlu khawatir! Aku dapat 32 di ujian terakhir!”

Itu adalah nilai yang sangat merah. Apanya yang tidak perlu khawatir. Aku memang ingin gadis yang aku suka memanggilku ‘Fujisaki-senpai,’ tapi aku sangat berharap kami bisa lulus bersama.

Bagaimana nilai sastra klasik-mu, Fujisaki-kun?

“Aku mendapat nilai 94 di ujian terakhir.”

Wow, luar biasa! Kalau begitu, bisakah kamu mengajariku dan Mahocchi?

“Aku!?”

Oh, apakah kamu sibuk?

Dia menatapku dengan ekspresi kecewa, dan aku pun menggelengkan kepalaku kuat-kuat seolah-olah leherku mau patah.

“Tidak sama sekali! Aku bisa mengajari kalian jika kalian mau!”

Tahukah kalian sudah berapa lama aku memimpikan sesi belajar dengan Takase inn? Jika aku berhasil membuat Takase terhindar dari nilai merah, dia mungkin akan mengandalkanku untuk ujian berikutnya dan seterusnya. Aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini!

Kamu tidak perlu memaksakan diri, lho.

Momoi tampaknya memasang wajah tidak senang. Aku mengerti perasaannya. Jika aku pergi ke sana, aku harus bersikap seperti pacarnya. Bahkan aku pun akan malu untuk bermesraan dengan Momoi di depan gadis yang kusuka.

Meski begitu, aku bisa pergi ke rumah Takase.

Aku bisa memasuki kamar Takase.

Aku pasti akan datang ke rumahnya meski topan dan badai menerjang sekali pun!

“Aku pasti akan pergi. Karena aku ingin menghabiskan waktu bersama Honey.”

Kalian mesra sekali. Aku sangat menyambutmu datang kemari. Tentu saja kamu juga, kan, Mahocchi? Lagi pula, pacarmu ingin bertemu denganmu, lho!

T-Tentu. Haruto-kun, apakah kamu tahu di mana rumah Naru-chan?

“Aku tidak tahu. Honey, bisakah kamu menjemputku di stasiun terdekat?”

“Oke. Jadi, bagaimana kalau kita ketemuan di Stasiun Aida jam 10?

“Oke,” kataku sebelum mengakhiri panggilan.

Setelah itu, aku pun menenangkan Kotomi dengan memberitahunya bahwa Mahorin akan login pada Rabu malam, dan aku memastikan untuk tidur lebih awal agar tidak kesiangan besok.



Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Bahasa Indonesia [LN]

Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Bahasa Indonesia [LN]

Aku, yang Tidak Memiliki Pengetahuan Apa Pun Soal Otaku, Entah Bagaimana Akhirnya Menikmati Kegiatan Otaku bersama Cabe-cabean Pembenci Pria
Score 9.2
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2023 Native Language: Jepang
Tiba-tiba aku naksir teman sekelasku, Narumi Takase. Skenario idealku adalah membuat dia berteman dengan adik perempuan kembarku yang pemalu dan tertutup, Kotomi, yang juga seorang penyendiri di kelas yang sama denganku, agar bersama-sama, kami kakak beradik, dapat menjalani masa muda yang indah dan cerah. Namun, yang menjadi masalah adalah keberadaan sahabat Takase, Maho Momoi. Dia adalah gadis setengah Jepang yang cantik, berambut pirang, seleb cabe-cabean, dan terkenal akan ketidaksukaannya terhadap pria. Dia juga bersikap dingin terhadapku. Tapi setidaknya, aku berharap dia bisa berteman dengan adikku... Dan suatu hari adikku meminta bantuanku. Tampaknya dia akan bertemu dengan istri game onlinenya di pertemuan luring, dan dia ingin aku menjadi penggantinya karena dia merasa gugup. Demi adikku, aku pun menerima permintaan itu. Tapi, begitu aku tiba di tempat pertemuan, yang menungguku adalah Maho Momoi—!?!

Comment

Options

not work with dark mode
Reset