[LN] Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Volume 1 Chapter 2.1 Bahasa Indonesia

Istri Game Online Adik Perempuanku Mengungkapkan Perasaan Padaku (Bagian 1)

Babak Dua: Istri Game Online Adik Perempuanku Mengungkapkan Perasaan Padaku

1


Malam itu.

Setelah menyelesaikan PR-ku dengan cepat, aku sibuk meninjau pelajaran seperti biasa.

Ujian tengah semester tinggal satu atau dua hari lagi. Tergantung pada seberapa keras usahaku sejak saat ini, aku mungkin bisa masuk peringkat sepuluh besar se-angkatan.

Tujuanku adalah mendapatkan nilai sempurna, 100 poin, dalam mata pelajaran yang kukuasai, sejarah Jepang. Kalau aku bisa menunjukkan lembar jawaban dengan skor sempurna, aku bisa membuat Takase sadar bahwa “Haruto Fujisaki = Pintar.”

Aku ragu apakah dia mau belajar dengan lawan jenis yang bahkan tidak memiliki informasi kontaknya. Tapi yah, Takase juga ramah bahkan terhadap laki-laki sekali pun. Terlepas dari jenis kelaminku, ada kemungkinan besar dia akan tetap mengandalkanku.

Di sekolah, Takase sepenuhnya menempel dengan kelompok Momoi, sehingga aku sulit berbicara dengannya. Satu-satunya cara agar aku dapat dekat dengan Takase dengan cepat adalah dengan mendapatkan nilai bagus dalam ujian.

“Ayo semangat!”

Sambil meminun cuka sari apel, yang akhir-akhir ini menemani kegiatan belajarku, aku lanjut menyelesaikan soal-soal di buku latihan.

“Haru-nii, apakah kamu masih bangun?”

Saat ini sekitar jam 10 malam ketika aku mendengar suara Kotomi disertai dengan ketukan pintu.

“Aku masih bangun,” jawabku dari balik pintu, dan Kotomi pun dengan ragu-ragu membukanya. Kotomi mengenakan kaos anime dan celana olahraga, dan entah kenapa, dia terlihat seperti akan menangis.

“Ada apa, Kotomi?”

“Begini, aku, um… butuh bantuanmu.”

“Apakah PR-nya sulit?”

“Itu sulit, tapi tidak, ini bukan soal itu…”

“Apakah kamu ingin aku menemanimu ke minimarket?”

“Aku agak lapar, tapi bukan itu…”

“Apakah ada serangga di kamarmu atau semacamnya?”

“Itu bukan karena ada serangga…”

Kotomi menunduk dengan canggung, berusaha mengatakan sesuatu.

Kami masih jarang mengobrol di sekolah, tapi kalau di rumah, kami sering mengobrol. Bahkan, baru hari ini pun, saat makan malam, kami membicarakan tentang hal-hal seperti, “Musik latar ini berasal dari anime apa?” dan “Ini sering digunakan dalam variety show, lho.”

Namun saat ini, Kotomi terlihat seperti hampir menangis. Dia menatapku canggung dan tidak nyaman.

…Sejujurnya, aku merasakan firasat buruk tentang ini.

Kami melakukan percakapan serupa baru minggu lalu. Aku rasa itu tidak mungkin, tapi—

“Ini tidak ada hubungannya dengan Mahorin, kan?”

“…Ini ada hubungannya dengan Mahorin.”

“Kamu tidak sedang membicarakan sesuatu seperti pertemuan luring, kan?”

“…Kami akhirnya memutuskan untuk bertemu luring.”

Lagi? Apakah kata ‘menyesal’ tidak ada dalam kamusmu?

“Kenapa kamu menyetujuinya!?”

“K-karena kalau aku menolak, itu akan menyakiti Mahorin…”

“Bagaimana dengan kesehatan mentalku?”

Ini seperti Kotomi mengirimku ke pesta orang-orang penggila pesta. Itu melelahkanku secara mental.

“T-Tapi aku tidak ingin Mahorin membenciku…”

Mahorin adalah satu-satunya temannya. Aku memahami keinginannya untuk memasang imej baik agar tidak dibenci, tapi…

“Apakah kamu tidak berpikir kalau aku mungkin yang akan membencimu?”

“Haru-nii, apakah kamu membenciku…?”

Kotomi hampir menangis.

“Oh, ayolah, jangan menangis. Aku tidak akan membencimu!”

“…Sungguh?”

Aku mengangguk pada Kotomi yang menatapku dengan mata tertunduk.

Aku bukan seorang siscon, tapi Kotomi adalah adik perempuanku yang berharga. Orang bilang, semakin merepotkannya seorang anak, maka dia akan semakin imut, dan itulah yang aku rasakan terhadap Kotomi.

Saat kami masih SD, dia selalu menempel padaku. Tapi, menjelang akhir tahun pertama SMP, orang-orang yang bergaul dengan lawan jenis menjadi lebih mencolok, dan Kotomi mulai menghindari bergaul denganku di sekolah untuk menghindari menarik perhatian… Meski begitu, kebiasaannya untuk mengandalkanku tidak hilang. Ketika ujian semakin dekat, dia akan datang padaku untuk dibantu belajar. Jika dia melihat serangga hitam mengkilat di kamarnya, dia akan bergegas kabur ke kamarku.

Bagiku, diandalkan oleh Kotomi adalah suatu hal yang lumrah, dan membantunya adalah hal yang wajar. Meski pertemuan luring agak merepotkan, bukan berarti aku akan tiba-tiba mulai membencinya. Aku bisa mengatakannya dengan yakin karena aku sangat menyayangi adikku.

“Jadi, apakah pertemuan luringnya di kafe kolaborasi lagi?”

“Bukan. Kali ini di karaoke.”

“Ah, karaoke ya.”

Kalau begitu kami hanya perlu bernyanyi saja. Jika Momoi mengajaknya karaoke, mungkin itu karena dia ingin menyanyi, bukan membicarakan anime. Kalau di kafe kolaborasi, yang fokus utamanya adalah pada percakapan, aku khawatir aku tidak akan bisa mengikuti percakapan dengannya dan peranku sebagai pemeran pengganti akan terekspos, tapi jika aku hanya bernyanyi, risikoku terekspos akan berkurang secara signifikan.

Mungkin karena merasakan ekspresiku telah melembut, Kotomi mendongak dengan lega.

“Apakah kamu suka karaoke-an, Haru-nii?”

“Yah, aku cukup menyukainya. Aku sering pergi ke sana bersama teman-temanku waktu SMP dulu. Aku jarang ke sana akhir-akhir ini, tapi aku masih pergi setiap dua atau tiga bulan sekali dengan beberapa teman dekatku.”

“Kamu pergi ke tempat karaoke yang mana? Manekin Neko? Atau Big Voice?”

“Aku tidak terlalu pemilih soal itu, tapi kenapa…?”

“Karena aku bilang pada Mahorin kalau aku penggemar Manekin Neko. Akan aneh jika aku tidak memiliki kartu member, kan?”

“Kalau begitu, jangan khawatir. Aku punya kartu member Manekin Neko.”

Kotomi menghela nafas lega.

“Syukurlah~ Aku lega Haru-nii suka karaoke.”

“Aku juga lega. Jika itu karaoke, aku tidak perlu melakukan persiapan seperti sebelumnya.”

“Um. Oh iya, Haru-nii, bukannya kamu perlu mempersiapkan banyak hal, tapi karena aku bilang ke Mahorin kalau aku suka lagu-lagu yang kurang terkenal, bisakah kamu menghindari lagu-lagu terkenal?”

“Gampang. Sebenarnya, aku lebih familiar dengan lagu-lagu yang kurang terkenal.”

“Syukurlah~ Oh iya, terus lagu-lagunya hanya lagu anime saja ya.”

Tunggu sebentar! Dia dengan santainya mengatakan sesuatu yang luar biasa!

“Aku hanya tahu beberapa lagu anime dari Doriste!”

“Doriste terlalu mainstream untuk dinyanyikan.”

“Aku kehilangan satu-satunya senjataku!”

“Jangan khawatir! Aku akan membuat daftar lagu anime yang sangat cocok dengan suara Haru-nii!”

“Kapan aku harus sudah menghafal itu?”

Dia tidak akan bilang batas waktunya sampai besok sepulang sekolah, kan?

“Sampai hari Sabtu jam 1 siang.”

“Sabtu, ya? Baiklah, aku akan menghafalnya entah bagaimana…”

Hari ini adalah hari Rabu. Meskipun ini masih terburu-buru sama seperti sebelumnya, memiliki waktu persiapan dua hari penuh sungguh melegakan.

Dengan waktu sebanyak itu, setidaknya aku bisa menghafal beberapa lagu. Aku mungkin akan terdengar sedikit kaku, tapi aku bisa mengatasinya dengan berpura-pura tuli nada.

“Dan aku juga membual kepada Mahorin kalau aku pandai menyanyi, jadi pastikan untuk bernyanyi dengan baik, oke?”

“Kenapa kamu malah meningkatkan kesulitannya seperti itu!?”

“Karena kupikir kalau kubilang padanya aku pandai bernyanyi, dia mungkin akan ragu untuk pergi bersamaku… Maaf, Haru-nii.”

“Ya sudahlah. Nasi sudah menjadi bubur. Kalau begitu, aku akan fokus mempelajari dua atau tiga lagu dan membiarkan Mahorin menyanyikan sisanya untuk menghabiskan waktu…”

“Aku bilang pada Mahorin bahwa aku tipe orang yang tidak ingin melepaskan mikrofon.”

Dia memblokir semua jalan keluarnya!

“Jika dia mengajakmu ketemuan lagi, tolong biarkan aku yang menggantikanmu membalas chat-nya…”

Uuu, maaf karena sudah menyusahkanmu…”

“Tidak apa-apa. Itu sudah cukup asalkan kamu mengerti.”

Mau aku menangis atau menjerit pun, pertemuan luring itu sudah ditetapkan. Menceramahinya tidak akan mengubah keadaan.

Selain itu, aku sudah pernah menjadi penggantinya sekali. Momoi mengenali ‘ShikkokuYasha = Haruto Fujisaki.’ Bagaimanapun juga, aku tidak punya pilihan selain pergi.

“Kita tidak punya banyak waktu. Tolong buatkan daftar lagunya secepat mungkin.”

“Tunggu. Aku akan segera menyiapkannya!”

Kotomi pun meninggalkan kamarku dan kembali sekitar 30 menit kemudian.

Di tangannya ada pemutar musik dan tablet――

“Kenapa kamu membawa tablet?”

“Untuk menonton anime.”

“…Kenapa anime?”

“Karena ini kegiatan bertemakan lagu anime. Setelah bernyanyi, kurasa dia mungkin akan membicarakan seputar anime dari lagu tersebut, jadi ada baiknya jika kamu memiliki pengetahuan tentang itu. Aku bahkan telah membuatkan akun untukmu dan menambahkannya ke playlist-mu, Haru-nii! Meskipun ini kebanyakan dari anime yang kurang terkenal, tapi aku jamin itu akan seru!”

“…Seluruhnya ada berapa episode?”

“50 Episode.”

Sepertinya aku akan tenggelam dalam anime lagi sampai hari pertemuan luring itu tiba.



Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Bahasa Indonesia [LN]

Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Bahasa Indonesia [LN]

Aku, yang Tidak Memiliki Pengetahuan Apa Pun Soal Otaku, Entah Bagaimana Akhirnya Menikmati Kegiatan Otaku bersama Cabe-cabean Pembenci Pria
Score 9.2
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2023 Native Language: Jepang
Tiba-tiba aku naksir teman sekelasku, Narumi Takase. Skenario idealku adalah membuat dia berteman dengan adik perempuan kembarku yang pemalu dan tertutup, Kotomi, yang juga seorang penyendiri di kelas yang sama denganku, agar bersama-sama, kami kakak beradik, dapat menjalani masa muda yang indah dan cerah. Namun, yang menjadi masalah adalah keberadaan sahabat Takase, Maho Momoi. Dia adalah gadis setengah Jepang yang cantik, berambut pirang, seleb cabe-cabean, dan terkenal akan ketidaksukaannya terhadap pria. Dia juga bersikap dingin terhadapku. Tapi setidaknya, aku berharap dia bisa berteman dengan adikku... Dan suatu hari adikku meminta bantuanku. Tampaknya dia akan bertemu dengan istri game onlinenya di pertemuan luring, dan dia ingin aku menjadi penggantinya karena dia merasa gugup. Demi adikku, aku pun menerima permintaan itu. Tapi, begitu aku tiba di tempat pertemuan, yang menungguku adalah Maho Momoi—!?!

Comment

Options

not work with dark mode
Reset