[LN] Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Volume 1 Chapter 1.4 Bahasa Indonesia

Babak Satu: Bertemu Luring dengan Istri Game Online Adik Perempuanku

4

Setelah berhasil melewati pertemuan luring itu, aku pun langsung pulang tanpa mampir ke mana pun.

“Aku pulang…”

Hari ini benar-benar melelahkan… Aku sangat ingin langsung terjun ke tempat tidur, tapi pertama-tama, aku harus melaporkan hasilnya ke Kotomi dulu.

Aku pun naik ke lantai atas dan mengetuk pintu kamar Kotomi.

“Kotomi. Aku pulang.”

Dan pintu pun terbuka dengan keras.

Kotomi masih mengenakan piyamanya, mungkin karena dia terus berada di rumah sepanjang waktu. Dia bahkan tidak mengikat rambutnya, dan rambutnya masih acak-acakan.

Perbedaannya sangat mencolok, apalagi mengingat aku baru saja bertemu dengan gadis yang modis. Perbedaan yang cukup besar meski mereka sama-sama otaku. Tapi yah, itu bukan berarti Kotomi tidak menarik. Dia bahkan pernah digoda cowok di toko anime ketika dia masih SMP, meskipun menurutnya itu menakutkan sih. Jika dia bisa memperbaiki postur tubuhnya yang bungkuk, sosoknya akan jadi cukup bagus.

Selain itu, Momoi juga ramah terhadap wanita. Meskipun Kotomi agak serampangan dalam hal fashion, namun kesamaan minat dapat dengan mudah mendekatkan mereka. Aku tidak ingin langsung mengungkapkan identitas asli Mahorin, tapi… Aku memutuskan untuk mencari tahu dengan ringan dulu apakah dia tertarik untuk berteman dengan istri game online-nya di kehidupan nyata.

“Selamat datang kembali, Haru-nii! Bagaimana pertemuan luring-nya?”

“Itu sukses besar. Pertemuannya sungguh meriah.”

“Seperti yang diharapkan dari Haru-nii! Sudah kuduga meminta bantuanmu adalah pilihan yang tepat! Terima kasih!”

“Sama-sama. Jadi total biayanya 2.300 yen. Apakah simpanan uang sakumu cukup?”

“Ya, tunggu sebentar. ――Ini dia, 2.300 yen.”

“Oke. Nah ini…”

Mata Kotomi berbinar saat aku memberinya stiker Miomio.

“Wow! Imutnya~!”

“Aku senang kamu menyukainya. Jagalah baik-baik.”

“Ya! Ngomong-ngomong, bagaimana dengan stand akriliknya?”

“Aku memberikannya pada Mahorin.”

“Kamu benar-benar memberikannya, ya? Ngomong-ngomong, kamu dapat apa?”

“MioMio.”

“Eh!? Kamu dapat MioMio!?”

“Begitulah. Mahorin bilang dia mulai menyukai MioMio saat berbicara denganku, dan dia sangat berterima kasih.”

“Begitu, ya. Aku juga menginginkannya, tapi… yah, selama Mahorin senang, maka tidak apalah,” kata Kotomi. Lalu, dia pun menatapku dengan tatapan penasaran.

“Jadi, apakah Mahorin seorang perempuan?”

“Ya. Dia perempuan.”

Kotomi menghela nafas lega.

“Syukurlah~”

“Kenapa? Apakah kamu mengkhawatirkan jenis kelaminnya?”

“Tentu saja. Kalau dia laki-laki, aku pasti akan cemas. Aku menggunakan karakter pria tampan karena aku ingin berteman dengan perempuan.”

“Oh, jadi itu alasan kamu menggunakan karakter pria.”

“Ya, aku berpikir perempuan akan mendekatiku kalau aku memakai karakter yang tampan. Dan orang pertama yang mendekatiku adalah Mahorin. Lalu saat kami chatting-an, ternyata dia adalah seorang otaku! Ditambah lagi, dia bilang kalau dia suka semua anime favoritku, dan percakapan kami menjadi sangat seru.”

“Setelah itu, kalian berdua memutuskan untuk menikah?”

“Ya. Meskipun kami bisa tetap chatting-an tanpa harus menikah, tapi kalau sudah menikah, log chat-nya akan tetap ada sebagai jejak perjalanan suami istri sampai bercerai. Aku menikahinya karena chatting-an dengan Mahorin sangat menyenangkan, dan aku ingin melihat chat kami kembali.”

“Begitu. Jadi, chatting-an dengan Mahorin sangat menyenangkan bagimu, ya?”

“Ya! Itu sangat menyenangkan!”

Kotomi tersenyum berseri-seri, senyum yang tidak pernah dia tunjukkan di sekolah.

Apabila hanya dengan chatting-an saja ternyata bisa membuatnya sesenang itu. Itu pasti akan lebih menyenangkan jika mereka bisa berteman di dunia nyata.

“Kalau begitu, bagaimana kalau bertemu langsung dengan Mahorin?”

“Eh? Tidak, tidak, tidak! Itu tidak mungkin! Karena tidak mungkin, itulah makanya aku memintamu yang melakukannya, Haru-nii.”

“Aku mengerti. Kamu terlalu malu untuk bicara tatap muka, kan?”

“Ya… Aku hanya bisa bicara tanpa merasa gugup kalau melalui chat.”

“Tapi, jika kamu mencoba bicara langsung padanya, itu mungkin tidak akan seburuk yang kamu kira. Dan jika kamu menceritakan situasimu, aku yakin dia akan memaafkanku karena telah memakai orang pengganti.”

“Aku tidak bisa…” kata Kotomi dengan lemah.

Aku ingin dia berteman dengan Momoi untuk mengatasi kecemasan sosialnya, tapi… aku tidak ingin memaksanya karena itu hanya akan membuatnya merasa tidak nyaman.

Selain itu, game online adalah perlindungan emosional Kotomi; tempat dia berinteraksi dengan teman yang dia dapatkan untuk pertama kalinya. Meskipun dia tidak bertemu langsung dengan mereka, dia dapat menikmati saat-saat bahagia hanya dengan chatting-an dengan mereka.

Ini demi kebaikan Kotomi, tapi mungkin akan keterlaluan jika aku mencoba membuatnya bertemu dengan Mahorin ketika dia sendiri tidak berniat melakukannya.

“Yah, kalau Kotomi bilang begitu, maka tidak apalah. Kalau begitu aku mau tidur dulu.”

“Ya, Terima kasih banyak untuk hari ini, Haru-nii.”

“Sama-sama,” jawabku, lalu aku pun masuk ke kamar dan terjun ke tempat tidur.