[LN] Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Jilid 2 Bab 1.2 Bahasa Indonesia

Berjuang Keras demi Adik Perempuanku dan Istri Game Online-nya (Bagian 2)

Babak Satu: Berjuang Keras demi Adik Perempuanku dan Istri Game Online-nya

2


Malam itu.

Setelah selesai makan malam dan mandi, aku menyelesaikan PR-ku lebih awal dan mulai me-review pelajaran caturwulan pertama. Aku sedang belajar untuk ujian akhir yang akan diadakan selama lima hari mulai awal Juli nanti.

Awalnya aku tidak suka belajar, dan saat SMP aku adalah tipe orang yang suka belajar dengan sistem kebut semalam sebelum ujian. Tapi setelah menjadi siswa SMA, aku terlahir kembali.

Ketika aku mengetahui bahwa Takase adalah orang yang payah secara akademik, aku berpikir jika aku menunjukkan padanya betapa pintarnya aku, dia mungkin akan mengandalkanku ketika dia kesulitan dalam studinya. Dengan harapan seperti itu di hatiku, aku pun mulai belajar seperti ini.

Dan, bulan lalu, momen itu akhirnya tiba. Kami bertiga—aku, Momoi, dan Takase—akhirnya mengadakan sesi belajar bersama, dan setelah aku mengajari mereka dengan antusias, aku bisa mendengar mereka berkata, “Fujisaki-kun baik sekali.”

Terakhir kali, aku bisa menunjukkan bahwa aku dapat diandalkan. Kali ini mereka mungkin dapat mengandalkanku lagi. Dan sekalian saat itu, aku mungkin bisa mengarahkan percakapan ke sesuatu seperti, “Aku ingin jalan-jalan setelah ujian akhir selesai”, “Aku ingin pergi ke pantai”, “Kedengarannya bagus. Ayo ke pantai!” Aku sangat ingin melihat Takase dalam balutan pakaian renang…

Agar dapat menghabiskan musim panas yang ideal seperti itu, aku harus belajar dengan giat!


“Haru-nii, apa kamu masih bangun?”


Saat ini sudah lewat pukul 21.00 ketika aku mendengar suara Kotomi disertai dengan ketukan pintu.

Saat aku memberitahunya dari balik pintu bahwa aku masih bangun, Kotomi membuka pintu dengan ragu-ragu. Kotomi, yang mengenakan kaos anime dan celana capri, memasang wajah seperti hendak menangis.

“Ada apa, Kotomi?”

“…Haru-nii, aku butuh bantuanmu.”

“Apakah PR-nya sulit?”

“Aku juga membutuhkan bantuanmu untuk itu, tapi ini bukan soal PR…”

“Apakah ada serangga yang muncul di kamarmu?”

“Bukan serangga…”

Kotomi menunduk dengan canggung dan ragu-ragu untuk berbicara.

Aku mengenali ekskpresinya ini. Ini adalah ekspresi yang sering kulihat sejak bulan lalu.

“…Mungkinkah itu ada hubungannya dengan Mahorin?”

Kotomi mengangguk sedikit.

“Ya, ini berhubungan dengan Mahorin…”

“Begitu. Pertemuan luring lagi, ya?”

Sejak musim panas kelas dua SMP, Kotomi telah memainkan game online bernama “Life of Farmer”. Itu adalah game slow life di mana kita mencari nafkah sebagai petani, dan kita juga dapat berinteraksi dengan petani atau pemain lain.

Di dunia game online itu, Kotomi menikah dengan Mahorin.

Rupanya, ketika pemain menikah, log obrolan kehidupan pernikahan mereka akan tersimpan, dan Kotomi bilang bahwa dia menikah karena obrolan mereka sangat menyenangkan sehingga dia ingin membacanya kembali.

Dan isi obrolan antara dia dan Mahorin adalah tentang anime, manga, dan game. Dengan kata lain, pada pertemuan luring, sama seperti halnya saat di dunia game online, topik yang akan dibahas adalah tentang anime, manga, dan game.

Namun, aku tidak tertarik dengan anime, manga, ataupun game. Tentu saja, aku juga tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang itu.

Aku memang tahu anime seperti Dor●mon, manga seperti Kimetsu no Y●iba, dan game seperti Pok●mon, tapi meski begitu, aku tidak tahu secara detail.

Dalam sebulan terakhir, sejak aku mulai berperan sebagai ShikkokuYasha, aku telah memperoleh beberapa pengetahuan tentang Doriste, Ulbat, dan bahkan Nekketsu Senki, tapi itu masih jauh dibandingkan pengetahuan Kotomi…

Namun, jika aku tidak bisa mengikuti pembicaraan otaku yang mendalam, aku akan ketahuan palsu. Agar pertemuan luring itu berhasil, aku perlu memperoleh pengetahuan yang diperlukan.

Aku tidak keberatan menonton anime saat ini. Lagipula anime yang direkomendasikan Kotomi cenderung seru, dan bukan berarti aku tidak suka membaca manga atau bermain game.

Permasalahannya adalah jadwal pertemuan luring-nya. Kalau dia bilang pertemuannya besok, aku mau tidak mau harus memarahi adikku. Aku mungkin harus bertanya apakah kata “introspeksi” tidak ada dalam kamusnya.

“Tidak, itu bukan pertemuan luring.”

Bukan pertemuan luring?

“Tapi, itu ada hubungannya dengan Mahorin, kan?”

Mengangguk, Kotomi memberitahuku detailnya.

“Begini, ulang tahun Mahorin sama dengan ulang tahun Binetsu-chan.”

“Binetsu-chan… maksudmu karakter dengan mata lesu dari Nekketsu Senki?”

“Benar! Haru-nii, kamu ingat dengan benar!”

“Yah, kitu baru saja pergi ke pameran seninya tempo hari, kan.”

Kotomi dan Momoi sempat membicarakan untuk pergi ke pameran seni Nekketsu Senki bersama-sama saat di taman hiburan. Awalnya, kukira mereka berdua akan pergi berdua saja, tapi dua hari sebelum acara, ternyata aku harus pergi bersama mereka juga.

Momoi ingin berteman dengan seorang gadis otaku, dan karena mereka berdua telah berteman, aku dibebaskan dari tugasku. Mulai sekarang, Momoi dan Kotomi akan menikmati aktivitas otaku mereka bersama-sama―

Begitulah pikirku, tapi Momoi sepertinya tidak punya niat untuk meninggalkanku.

Kalau dipikir-pikir, itu wajar saja. Sebab, aku seharusnya adalah ShikkokuYasha. Dan bagi Momoi, ShikkokuYasha adalah teman otaku pertamanya. Tidak mungkin Momoi, yang begitu perhatian pada teman-temannya, akan meninggalkanku.

Jadi sudah diputuskan bahwa kami bertiga akan melakukan aktivitas otaku bersama mulai sekarang. Itulah kenapa, ketika aku mendengar kalau itu ada hubungannya dengan Mahorin, aku mempersiapkan diri akan diikutsertakan dalam aktivitas otaku mereka, tapi…

“Asal tahu saja, aku tidak tahu hari ulang tahun Binetsu-chan.”

“Apakah kakak tidak melihat profilnya di pameran seni?”

“Saat itu aku terlalu mengantuk untuk melakukan hal lain.”

Aku diberitahu bahwa aku akan pergi ke pameran seninya dua hari sebelum acara. Saat itu, Nekketsu Senki sudah tayang hingga episode 10 musim ketiga. Jadi aku harus marathon sampai ke episode terbaru sebelum itu.

Ukh, maaf karena telah merepotkanmu…”

“Tidak apa-apa. Pameran seni itu bukan salah Kotomi.”

“Terima kasih, Haru-nii…”

“Sama-sama. Jadi, kembali ke topik semula, kapan ulang tahun Binetsu-chan?”

“2 Juli.”

“Sembilan hari lagi, ya? Bicara soal ulang tahun, apakah itu artinya kamu akan diundang ke pesta ulang tahun?”

“Tidak, aku belum diundang.”

“Begitu. Yah, aku yakin Momoi akan segera menghubungimu.”

Tanggal 2 Juli adalah hari Minggu. Itu adalah hari ulang tahun Momoi, dan aku yakin tiga teman dekatnya pasti akan datang untuk merayakannya. Meskipun aku tidak tahu di mana mereka akan mengadakan pesta ulang tahun, Kotomi adalah teman Momoi. Aku yakin dia akan segera dihubungi.

“Jadi, aku bilang pada Mahorin… Maksudku, Momoi-san bahwa aku akan memberikannya hadiah terbaik.”

“Aku yakin Momoi akan senang.”

Kotomi tersenyum bahagia, tapi ekspresinya dengan cepat berubah suram.

“Tapi, saat aku pikir-pikir lagi, aku menyadari bahwa itu akan menjadi hadiah dari Haru-nii…”

Memang benar, hadiah dari ShikkokuYasha berarti hadiah dari Haruto Fujisaki. Itu berarti pada akhirnya aku yang akan memberikan “hadiah terbaik” pada Momoi.

Tapi, itu bukanlah masalah.

“Aku akan menyiapkan hadiahku sendiri, jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkanku.”

“Tapi… Haru-nii, apa kamu yakin uang sakumu cukup?”

“Jangan khawatir. Berbeda dengan Kotomi, aku adalah tipe orang yang suka menabung.”

Selain itu, Momoi juga adalah temanku. Aku berhutang budi padanya karena telah membelikanku pakaian dan jam tangan sebelumnya. Aku mungkin tidak mampu membeli hadiah senilai puluhan ribu yen, tapi aku tidak keberatan mengeluarkan uang untuk Momoi.

Aku mungkin tidak akan diundang ke pesta ulang tahunnya, tapi aku yakin cepat atau lambat akan ada pertemuan luring. Aku bisa memberikan hadiahku padanya saat itu.

“Ngomong-ngomong, Kotomi, apa yang akan kamu berikan padanya?”

Saat aku bertanya padanya dengan santai, Kotomi memasang wajah serius. Sepertinya ini adalah persoalan utamanya.

“Kupikir aku akan memberinya Oshinui…”

Oshinui*?”

TLN: boneka yang mewakili karakter favorit seseorang, dan seringkali menjadi barang koleksi yang dihargai oleh para penggemar.

Oshi kyara no nuigurumi (Boneka karakter favorit).”

“Itu ide yang bagus.”

Perempuan cenderung suka terhadap boneka, dan jika itu adalah boneka dari karakter favoritnya, aku yakin dia akan lebih senang.

“Aku juga berpikir itu ide yang bagus, tapi itu sulit…”

“Sulit?”

“Ya. Akan lebih mudah kalau kakak melihatnya langsung, jadi ikutlah ke sini sebentar.”

Aku mengikuti instruksi Kotomi dan menuju ke kamarnya.

Padahal aku baru saja membantunya membersihkan kamar beberapa hari yang lalu, tapi kamarnya sudah berantakan lagi.

“Kamu perlu memberi ventilasi pada ruangan sesekali; ini tidak baik untuk kesehatanmu, lho.”

“Aku baik-baik saja.”

“Mintalah teknisi untuk membersihkan AC-mu. Kamu belum pernah membersihkannya sejak itu dipasang, kan? Haruskah aku meminta Ayah melakukannya untukmu?”

“Aku akan melakukannya nanti.”

Kotomi selalu seperti ini. Dia selalu menghindar. Apakah dia tidak mau membiarkan orang asing masuk ke kamarnya, ataukah dia malu jika figurine dan permadaninya dilihat?

“Jadi, apa yang ingin kamu tunjukkan padaku?”

Um…”

Kotomi dengan hati-hati berjalan ke mejanya, berusaha untuk tidak menendang kotak kartonnya, lalu mengambil dua boneka. Salah satunya adalah karakter berambut merah dengan mata tajam, dan yang lainnya adalah karakter berambut biru dengan mata lesu.

“Ini dia…”

“Apakah itu… Nekketsu-chan dan Binetsu-chan?”

“Kamu mengenalnya!? Betul, benar sekali! Ini Nekketsu-chan, dan ini Binetsu-chan! Aku senang kamu mengenalnya, Haru-nii! Kalau begitu, Momoi-san juga akan mengenalnya, kan?”

“Yah, seharusnya begitu, tapi… kenapa kamu yang senang?”

Padahal wajar saja jika dia mengenal karakternya karena dia yang membeli boneka Nekketsu-chan dan Binetsu-chan.

Kotomi dengan bangga berbicara padaku saat aku sedang bingung.

“Ini aku yang buat, lho!”

“Seriusan? Kamu yang membuat ini, Kotomi?”

“Ya. Aku membeli perlengkapan untuk membuat oshinui dan memasang face patch yang mirip dengan itu! Sulit untuk membuat gaya rambutnya, tapi aku yakin aku melakukannya dengan baik!”

“Ini dibuat dengan sangat bagus. Jadi, kamu yang membuat ini, ya… Momoi pasti akan sangat senang.”

Dilihat dari betapa bersemangatnya Momoi di pameran seninya, Momoi mungkin menyukai Nekketsu Senki lebih dari Kotomi. Aku yakin dia akan senang memiliki boneka eksklusif ini.

Namun, ada satu hal yang menggangguku.

“Kenapa Nekketsu-chan dan Binetsu-chan-nya telanjang?”

Tidak ada adegan telanjang di serial tersebut, tapi karena ini buatan sendiri, apakah Kotomi memutuskan untuk menampilkannya dalam adegan sedang mandi? Itu dugaanku, tapi sepertinya aku salah.

“Ini…”

Wajah Kotomi menjadi gelap saat dia mengeluarkan kain berantakan dari laci mejanya.

“Apa itu?”

“…Pakaian.”

“Pakaian?”

“Lebih tepatnya, gaun.”

“Ini gaun…?”

“…Bukankah ini terlihat seperti gaun?”

“Yah… Kamu pasti sudah bekerja keras membuat ini, tapi ini tidak terlihat seperti gaun.”

Ini hanya terlihat seperti sapu tangan kusut.

Meskipun mata dan rambutnya dibuat dengan baik, kenapa hanya gaunnya saja yang memiliki kualitas seperti ini? Dugaanku mengenai pakaiannya, ini bukan bagian dari perlengkapan oshinui-nya, melainkan ciptaan asli Kotomi.

“Apakah pakaian tidak termasuk dalam perlengkapan oshinui-nya?”

“Sudah termasuk, dan bahkan ada instruksi cara membuatnya, tapi aku ingin Binetsu-chan mengenakan gaun…”

“Kenapa?”

“Tunggu sebentar.”

Kotomi memainkan komputernya. Dia membuka situs resmi Nekketsu Senki dan mengklik halaman campaign.

“Aku ingin membuat ulang ini…”

Apa yang ditampilkan di monitor adalah ilustrasi para prajurit yang sedang makan es krim di depan sebuah minimarket. Nekketsu-chan mengenakan kaos longgar dan celana ketat, sedangkan Binetsu-chan mengenakan gaun berwarna putih bersih.

“Aku ngobrol dengan Momoi-san beberapa hari yang lalu, dan kami sangat bersemangat dengan ilustrasi di clear file ini…  Momoi-san bilang dia menyukai interaksi antara Nekketsu-chan dan Binetsu-chan… Jadi, kupikir dia mungkin akan senang jika aku memberinya boneka yang menciptakan ulang adegan yang sama…”

Suara Kotomi perlahan mengecil. Meskipun dia sudah membuat mata, mulut, dan rambutnya dengan baik, dia tidak bisa membuat pakaiannya dengan benar dan sepertinya kehilangan kepercayaan diri akan itu.

Karena itulah,

“Tolong, Haru-nii, bantu aku membuat pakaiannya…”

Jadi itu sebabnya dia meminta bantuanku.

“Biar kukatakan ini dulu, tapi aku juga tidak pandai membuat kerajinan tangan, lho?”

“Y-Ya… Tapi, aku akan merasa lebih tenang jika Haru-nii membantuku…”

Aku ingin membantunya, tapi…

“…Apakah kamu benar-benar harus memberikannya oshinui? Jika kamu ingin memberikan hadiah eksklusif, novel juga tak masalah, kan?”

“Novel?”

“Itu, novel yang kamu suruh aku baca saat kelas dua SMP. Sebuah novel di mana Kotomi Fujisaki dipindahkan ke dunia lain, dan saat dia memamerkan pengetahuan modernnya, dia dipuji-puji karena kehebatannya.”

Wajah Kotomi perlahan memerah dan dia mulai gemetar.

“K-Kakak ingat itu…?”

“Tentu saja aku ingat. Semua statistikmu tak terhingga dan kamu mengalahkan monster super kuat hanya dengan satu serangan. Dan kemudian semua pria tampan mulai mengejarmu—”

“AAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHH!”

“J-Jangan tiba-tiba teriak! Nanti Ayah marah, tau.”

“L-Lupakan! Lupakan… Lupakan beam! Lupakan beam!”



Dengan wajah merah cerah, Kotomi membuat gestur seperti sedang menembakkan pistol. Padahal saat itu, dia menunjukkannya padaku dengan wajah sombong dan berkata, “Bacalah!”, tapi sekarang dia tampak sangat panik.

“Jika kamu sangat malu begini, jangan malah memaksaku membacanya…”

“S-Sebab, aku menulisnya dengan baik, jadi aku ingin seseorang membacanya… Tapi saat kuingat-ingat lagi, itu adalah novel yang benar-benar menggelikan…”

“Itu tidak benar. Kamu menulisnya dengan cukup baik sehingga aku bisa membacanya sampai selesai. Kalau tidak salah, ada yang namanya fan fiction, kan? Kenapa kamu tidak memberikan fan fiction Nekketsu Senki saja?”

“M-Mustahil. Itu memalukan! S-Selain itu, jika itu fan fiction, mungkin akan ada perbedaan penafsiran… dan Momoi mungkin bisa marah…”

“Itu tidak akan terjadi. Momoi adalah orang yang sangat baik. Dia tidak akan marah pada sesuatu yang dibuat oleh temannya dengan sepenuh hati.”

“B-Benarkah…?”

“Tentu saja. Jadi, jika Kotomi membuatnya dengan sepenuh hati, aku yakin dia akan senang dengan boneka apa pun. Kotomi, kamu sendiri akan senang jika Momoi melakukan hal yang sama untukmu, kan?”

“Y-Ya. Aku akan sangat senang… Aku akan menjaganya seumur hidupku.”

Wajah Kotomi berseri-seri bahagia, mungkin membayangkan adegan dirinya menerima boneka sebagai hadiah. Lalu, dia memasang wajah serius dan berkata,

“Tapi, karena Momoi adalah teman yang berharga… Jika bisa, aku ingin memberinya boneka yang sempurna…”

Tekad Kotomi tampak kuat.

Membuat pakaian untuk boneka adalah rintangan yang terlalu berat, dan aku tidak tahu apakah aku bisa membantu. Meski begitu, keinginannya untuk memberikan boneka eksklusif pada temannya patut diacungi jempol.

Selain itu, Momoi juga temanku. Jika itu dapat membuat temanku senang, aku akan membantunya.

“Baiklah. Aku akan membantumu.”

“Terima kasih, Haru-nii!”

Kotomi pasti sangat mempercayaiku, karena dia tersenyum cerah meskipun masalahnya belum terselesaikan.



Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Bahasa Indonesia [LN]

Otaku Chishiki Zero No Ore Ga, Naze Ka Otokogiraina Gal to Ota Katsu Wo Tanoshimu Koto Ni Natta Ndaga Bahasa Indonesia [LN]

Aku, yang Tidak Memiliki Pengetahuan Apa Pun Soal Otaku, Entah Bagaimana Akhirnya Menikmati Kegiatan Otaku bersama Cabe-cabean Pembenci Pria
Score 9.2
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2023 Native Language: Jepang
Tiba-tiba aku naksir teman sekelasku, Narumi Takase. Skenario idealku adalah membuat dia berteman dengan adik perempuan kembarku yang pemalu dan tertutup, Kotomi, yang juga seorang penyendiri di kelas yang sama denganku, agar bersama-sama, kami kakak beradik, dapat menjalani masa muda yang indah dan cerah. Namun, yang menjadi masalah adalah keberadaan sahabat Takase, Maho Momoi. Dia adalah gadis setengah Jepang yang cantik, berambut pirang, seleb cabe-cabean, dan terkenal akan ketidaksukaannya terhadap pria. Dia juga bersikap dingin terhadapku. Tapi setidaknya, aku berharap dia bisa berteman dengan adikku... Dan suatu hari adikku meminta bantuanku. Tampaknya dia akan bertemu dengan istri game onlinenya di pertemuan luring, dan dia ingin aku menjadi penggantinya karena dia merasa gugup. Demi adikku, aku pun menerima permintaan itu. Tapi, begitu aku tiba di tempat pertemuan, yang menungguku adalah Maho Momoi—!?!

Comment

Options

not work with dark mode
Reset