[LN] Isekai Romcom Volume 2 Bab 2.4 Bahasa Indonesia

Kompetisi Bola (Bagian 4)

Bab 2: Kompetisi Bola

4


Latihan menembak ringan dilakukan sebelum pertandingan dimulai.

Sei melakukan beberapa tembakan three-point untuk memeriksa kemampuan menembaknya.

Semua tembakannya masuk seolah-olah tersedot ke dalam ring.

“Bagus.”

Setelah memastikan bahwa sentuhan tembakannya tidak buruk, dia mendengar wasit mengatakan “Berbaris,” dan para pemain awal pun berkumpul di tengah lapangan.

Tentu saja, Sei termasuk di antara pemain awal, jadi dia menuju ke tengah lapangan.

Dan yang berdiri berbaris di depannya adalah—Kaori Toujoin.

“Selamat siang, Shimada-san. Apakah kamu siap untuk kalah?”

Toujoin, yang memasang ekspresi percaya diri, mengatakan itu dengan nada provokatif.

“Aku hanya siap untuk menang. Apakah kamu siap untuk menangis di dada Shigemoto?”

“Ya ampun, aku ingin sekali bersiap melakukan itu. Tapi sayangnya, itu tidak akan terjadi, jadi aku belum mempersiapkannya.”

“Kalau begitu, kamu harus mulai mempersiapkan mentalmu dari sekarang. Shigemoto setidaknya akan menyembunyikan wajah menangismu bahkan jika kamu tidak siap untuk itu.”

“Yah, kalau itu Yuuichi, aku yakin dia bisa menenangkanku dengan mudah. Tapi, Shimada-san, apakah kamu sudah siap untuk meminjam dada orang itu?”

“A-Ah, aku tidak ada rencana untuk membuatnya melakukan itu untuk saat ini.”

“Hmm, begitu. Untuk saat ini, ya?”

Ku…!”

Ada percekcokan ringan sebelum pertandingan, dan Sei tidak dapat menyangkal perasaan bahwa Toujoin telah mengalahkannya di detik terakhir.

Dalam pertandingan bola basket, pertandingan dimulai dengan tip off dari perwakilan kedua tim.

Sudah jelas bahwa Sei, dengan tinggi dan kemampuan melompatnya, akan melakukan tip off untuk timnya, dan tim lain juga tampaknya memiliki Toujoin sebagai perwakilan mereka.

Hanya mereka berdua yang berdiri di lingkaran tengah, sedangkan pemain lain mengelilingi mereka.

“Oh, ngomong-ngomong, kita belum memutuskan hukuman bagi yang kalah.”

“Hukuman?”

Sei sedikit bingung dengan usulan Toujoin yang tiba-tiba.

“Akan membosankan memainkan pertandingan seperti ini tanpa taruhan apa pun, kan? Bagaimana kalau yang menang bisa memberi perintah pada yang kalah?”

“…Yah, tidak masalah. Lagipula aku tidak akan kalah.”

Fufu, aku sudah memutuskan apa yang akan kuperintahkan padamu saat aku menang.”

Saat Toujoin mengatakan itu, wasit meniup peluit dan melemparkan bola ke udara.

“──Aku akan memintamu untuk mengumumkan kalau kamu pacaran dengan Hisamura-kun.”

“HAH!?”

Terkejut oleh kata-kata Toujoin, waktu lompatan Sei meleset, dan dia akhirnya gagal merebut bola.

Dan pertandingan pun dimulai.

***


Begitu pertandingan dimulai, tim Toujoin langsung mencetak angka.

Tiga dari lima pemain di tim lawan adalah anggota tim basket, dan mereka juga memliki Kaori Toujoin yang sangat atletis.

Terlalu sulit menghentikan serangan mereka; mereka dengan mudah melakukan tembakan.

Kini giliran tim Sei yang menyerang.

Usai membawa bola ke setengah lapangan, operan diteruskan ke Sei.

Sei mendapatkan bola tepat di luar garis three-point.

Orang yang manghadang Sei di sana, tentu saja, adalah Kaori Toujoin.

“Soal yang kamu katakan sebelumnya… Apakah kamu benar-benar akan memerintahkanku melakukan itu?”

Sei bertanya pada Toujoin sambil menahan bola di tempat agar dia bisa segera bergerak tergantung pada tindakan Toujoin.

“Tentu saja. Aku tidak berbohong.”

“…Begitu. Kalau seperti itu, aku tidak boleh kalah.”

Setelah mengatakan itu, Sei yang masih memegang bola mencari momen yang tepat untuk melancarkan serangannya.

Namun, Toujoin menjaga ketat Sei, sehingga mustahil baginya untuk melakukan tembakan three-point.

(Apakah dia bermaksud mematikan tembakan three-pont-ku…?)

Seperti yang dipikirkan Sei, Toujoin waspada terhadap tembakan three-point-nya.

Itulah sebabnya dia menjaganya dengan sangat ketat untuk mencegah Sei menembak.

(Shimada-san mencoba untuk mencetak lebih banyak angka dengan lemparan three-point. Kalau begitu, solusinya adalah tidak membiarkan dia menembak sama sekali.)

Pikir Toujoin sambil bertahan.

Dan kemudian──Sei mulai bergerak.

Dia mengambil langkah melewati Toujoin dan mulai menggiring bola menuju ring.

Bertahan dalam posisi yang dekat memang lebih mudah mencegah tembakan, namun hal ini juga membuatnya lebih mudah untuk dilewati.

Namun dengan kemampuan fisik Toujoin, bahkan rata-rata anggota tim basket pun tidak bisa dengan mudah melewatinya.

Tapi, kemampuan fisik Sei melampaui Kaori Toujoin.

Dalam sekejap, Sei mencoba melewati Toujoin.

Ku…!”

Bereaksi tepat mengikuti kecepatan Sei, Toujoin mencoba mengikutinya.

Namun… meskipun Toujoin mencoba mengikutinya, Sei hanya mengambil satu langkah ke depan, memantulkan bola satu kali, dan kemudian tiba-tiba melompat mundur.

“HAH!?”

Toujoin tentu tidak mengira kalau Sei akan mundur.

Sei sudah dalam posisi menembak, dan Toujoin, yang tertinggal, tidak bisa menghentikannya.

Sei menembak dengan postur yang indah, dan bola membentuk lengkungan yang sempurna dan tersedot ke tengah ring.

Dia mencetak tiga angka.

Dengan kata lain, Sei menembak dari luar garis three-point.

(Step back, THREE POINT…!)

Step back, adalah teknik bergerak maju sambil menggiring bola ke depan dan kemudian segera melangkah mundur untuk menembak bola ke dalam ring.

Meski sangat mudah untuk melakukan gerakan itu, tapi sangat sulit untuk mendaratkan tembakan.

Tubuh akan kehilangan keseimbangan yang membuat tembakan jadi lebih sulit untuk mendarat.

Kesulitan semakin meningkat ketika itu adalah tembakan three-point.

Dan Sei dengan mudahnya melakukan tembakan yang sulit itu melawan Kaori Toujoin.

Setelah tembakan masuk, terjadi keheningan sejenak dan kemudian sorak sorai meledak di dalam gedung olahraga.

“Shimada-san, kamu sangat keren…!”

“Itu sangat cepat! Apakah dia benar-benar seorang amatir?”

“Hei, kamu anggota tim basket, kan? Bisakah kamu melakukan hal yang sama?”

“Tidak. tidak. Mustahil untuk mendaratkan step-back three-point dengan pertahanan yang ketat begitu.”

Semua orang yang menonton, baik laki-laki maupun perempuan, terkagum-kagum dengan tembakan yang baru saja dilakukan Sei.

“Dia berhasil melakukannya…”

Tembakan three-point yang paling Toujoin waspadai dan membuat tindakan agar Sei tidak dapat melakukannya dengan mudah berhasil diatasi oleh Sei.

“Pertandingan baru dimulai, jadi jangan berkecil hati dengan hal seperti ini, Toujoin,” kata Sei sambil tersenyum tanpa rasa takut.

“KEREEEN…! Ah, Sei-chan, seperti yang diharapkan dari Sei-chan! Aku akan jatuh cinta padanya! Oh tunggu, aku sudah jatuh cinta padanya… Tapi aku akan jatuh cinta padanya lebih dalam…!”

“Tsukasa, gumamanmu agak keras.”

Baik Sei maupun Toujoin tidak tahu bahwa percakapan seperti itu sedang berlangsung di lantai dua.

Pertandingan bola basket dalam kompetisi ini hanya selama dua puluh menit.

Sebuah pertandingan bola basket normal terdiri dari empat babak dengan masing-masing babak sepuluh menit, tapi sekolah tidak punya waktu atau energi untuk melakukan itu.

Babak pertama pertandingan antara kelas Sei dan kelas Toujoin telah berakhir.

Skornya adalah 20-15, dengan keunggulan berada di kelas Toujoin.

Seperti yang diduga, sulit bagi Sei untuk sendirian menghadapi tiga pemain basket berpengalaman ditambah dengan Toujoin.

Tidak, jika Sei yang terus menyerang, mereka mungkin bisa menang.

Tapi, ini adalah pertandingan tim, jadi tentu saja ada pemain lain selain Sei, jadi dia juga harus mengoper bola kepada mereka.

Terlebih lagi, ini adalah pertandingan yang diadakan dengan tujuan bersenang-senang, dan jika Sei terus yang menguasai bola sepanjang waktu, itu akan membosankan bagi siswa lain.

Sepanjang sepuluh menit babak pertama, bola sampai ke tangan Sei sebanyak lima kali.

Dan selama lima kali tersebut, Sei berhasil mencetak angka melawan tim Toujoin.

Dia mendapatkan 3 tembakan three-point dan 2 tembakan dua angka dengan total 13 poin.

Karena Sei mencetak tiga belas dari lima belas angka yang diperoleh timnya, jelas bagi siapa pun yang menonton bahwa pertandingan tidak akan berjalan tanpa adanya dia.

Sepuluh menit pertama telah berakhir, dan babak kedua telah dimulai, namun Sei tidak ada di lapangan.

Jika seorang gadis normal bermain basket dengan sekuat tenaga selama sepuluh menit, dia pasti akan mencapai batas fisiknya.

Meski begitu, Sei masih memiliki banyak energi yang tersisa.

Alasan kenapa dia tidak bermain adalah karena ada siswi lain yang ikut bertanding juga.

Jika Sei bermain di seluruh babak, dia akan mengambil salah satu dari lima slot pemain sepanjang durasi pertandingan.

Fiuh…”

Sei bersandar ke dinding dan meminum air sambil menyaksikan jalannya pertandinagn.

Sebuah bayangan mendekati Sei yang sedang duduk sendirian, dan Sei memperhatikan orang itu.

“Kerja bagus, Shimada-san. Kamu benar-benar monster.”

“Kerja bagus juga, Toujoin, dan aku akan menganggap itu sebagai pujian.”

Toujoin duduk di sebelah Sei sambil berbicara dengannya.

“Apakah kamu mau minum?”

Sei mencoba menawarkan air dari botol plastik yang dipegangnya,

“Tidak usah. Selain itu, aku hanya mau menerima ciuman tidak langsung dari Yuuichi.”

“B-Begitu ya…”

Sei, yang merasa bingung karena menerima informasi yang tak perlu, meneguk airnya lagi.

“Ngomong-ngomong, Shimada-san, apakah kamu sudah berciuman dengan Hisamura-kun?”

Gofu…”

Karena pertanyaan mendadak Toujoin, Sei hampir menyemburkan air yang dia minum.

“A-Apa-apaan pertanyaanmu itu…!?”

“Ya ampun, ini hanya pembicaraan cinta biasa. Jadi, apakah kalian sudah berciuman?”

“T-Tidak, kami belum berciuman.”

“Benarkah? Kupikir kalian berdua mungkin sudah berciuman.”

“KENAPA?!”

“Maksudku, kalian sangat mesra. Sejujurnya, aku cemburu.”

“K-Kami tidak mesra! E-Eh? Cemburu?”

“Ah, tentu saja aku tidak mengincar Hisamura-kun. Hanya saja aku ingin pacaran dengan Yuuichi sesegera mungkin dan melakukan hubungan se—… mesra dengannya juga.”

“B-begitu, ya… Hmm? Tunggu, bukankah kamu hendak mengatakan sesuatu yang lain tadi?”

“Itu hanya perasaanmu saja.”

Dengan itu, percakapan berhenti.

Saat mereka terus menonton pertandingan bersama-sama, sepertinya pertandingan berjalan seimbang.

Baik Sei maupun Toujoin saat ini tidak ada di lapangan, begitu pula gadis-gadis anggota klub basket di tim Toujoin.

Ini adalah pertandingan antar amatir sepenuhnya.

Berbeda dengan suasana serius di babak pertama, pertandingan saat ini memberikan kesan yang bersenang-senang, yang khas dari sebuah festival olahraga, terlepas dari seberapa baik atau buruknya itu.

Saat meeka berdua duduk bersebelahan menonton pertandingan, Sei bertanya pada Toujoin sesuatu yang mengganggunya sejak tadi.

“Toujoin, soal hukuman yang kamu sebutkan sebelumnya…”

“Oh, soal kamu pacaran dengan Hisamura-kun…”

“J-Jangan katakan itu keras-keras.”

Sei melihat sekeliling untuk memastikan apakah ada yang mendengarkan, dan setelah melihat tidak ada orang di sekitarnya, dia menghela nafas lega.

“…Shimada-san, kalau kamu tidak keberatan, aku juga punya sesuatu yang ingin kutanyakan padamu.”

“Apa itu?”

“Kenapa kamu menyembunyikan fakta bahwa kamu dan Hisamura-kun pacaran?”

“HAH!?”

Karena terkejut dengan pertanyaan langsung yang tiba-tiba itu, Sei pun langsung tersipu.

“Jika itu aku, aku pasti akan mengumumkannya. Aku akan memberitahu semua orang dan dengan bangga menyatakan, ‘Ini Yuuichi-ku!’”

“Memang itulah yang kelihatannya akan kamu lakukan…”

Malah sebenarnya, meski mereka belum pacaran, dia sudah membual tentang betapa kerennya Yuuichi kepada semua orang di sekitarnya.

“Selain itu, dengan memberi tahu semua orang, itu juga akan berfungsi sebagai penghalang pada gadis lain, yang seperti mengatakan, ‘Yuuichi adalah milikku, dan aku tidak akan membiarkan orang lain menyentuhnya.’”

“Kamu masih melakukan itu sampai sekarang, kan…”

“Yah, begitulah. Tapi hanya Fujise-san yang masih menantangku, jadi aku ingin segera menyingkirkannya.”

“Jangan menggunakan bahasa yang berbahaya seperti itu. Jika kamu menyentuh temanku Shiho, aku tidak akan pernah memaafkanmu.”

Sei mengatakan itu dengan tatapan tajam, dan Toujoin tiba-tiba terkekeh dan melanjutkan.

“Jangan khawatir, aku tidak bermaksud melenyapkan Fujise-san seperti itu. Yah, tapi jika itu berbahaya bagi Yuuichi, aku mungkin saja akan melakukannya sih.”

“…Apakah kamu pernah melakukan itu pada wanita lain?”

Fufu, aku akan menggunakan hakku untuk tetap diam.”

“……”

Yang Toujoin lakukan saat ini hampir terasa seperti pengakuan, tapi Sei terlalu takut menanyakan detailnya.

“Aku tidak melakukan kejahatan apa pun, kok. Sebaliknya, wanita yang membahayakan Yuuichi itulah yang melakukan kejahatan, seperti mencuri barang miliknya.”

“Yah, kalau memang begitu apa boleh buat… tapi kamu benar-benar tidak melakukan hal buruk, kan?”

“Ya, aku tidak membunuhnya.”

“…O-Oh.”

Aku tidak akan menanyakannya lebih lanjut lagi, pikir Sei.

“Kembali ke topik semula, kalau aku ada di posisimu, Shimada-san, aku akan terang-terangan mengumumkan hubunganku dengan Hisamura-kun kepada semua orang. Apalagi sekarang Hisamura-kun sedang menarik perhatian gadis-gadis lain.”

Uuu…”

Sei mengerang saat Toujoin mengatakan sesuatu yang menusuk.

Dalam pertandingan bisbol sebelumnya, Hisamura tampil bagus dan mendapat pujian dari gadis-gadis lain.

Malahan, beberapa gadis bahkan telah mengambil tindakan dan berbicara dengan Hisamura.

Ketika Sei melihat kejadian itu, dia berpikir “Wanita-wanita itu mengincar Hisamura-ku!” dan memelototinya. Hisamura bahkan memergoki ekspresi Sei saat itu.

Itu adalah sebuah kesalahan; Dia tidak ingin Hisamura melihatnya memasang wajah seperti itu.

“Jadi, kenapa kamu tidak mengumumkannya? Jika kamu mengumumkannya, itu akan menjadi penghalang bagi gadis-gadis lain, dam kalian juga bisa bermesraan di kelas secara terbuka. Itu semua hal yang menguntungkan, lho.”

“…I-Itu, umm.”

“Hmm? Itu apanya?”

Toujoin menatap wajah Sei yang berbisik dengan suara pelan.

“…A-Aku malu untuk memberitahu, um, orang lain tentang itu…”

“…!”

Sei membenamkan wajah di lutut untuk menyembunyikan wajahnya yang merah.

Dia mengatakan ini sambil menutup setengah wajahnya dan mengalihkan pandangan dari Toujoin, pipinya memerah.

“…Aku tidak menyangka kamu akan membuatku terkejut seperti itu, Shimada-san.”

“A-Apa maksudmu?!”

“Apakah kamu selalu menunjukkan ekspresi seperti itu pada Hisamura-kun? Kalau seperti itu, hanya masalah waktu sampai Hisamura-kun mengidap diabetes.”

“A-Apa artinya itu!?”

Meski Sei tidak mengerti apa yang Toujoin katakan, tapi dia bisa merasakan kalau dia sedang diejek, jadi dia sedikit meninggikan suaranya.

“Tapi, aku tidak menyangka Shimada-san tidak akan mengumumkannya pada semua orang karena alasan yang menggemaskan seperti itu.”

Ugh… Jangan terlalu mengolokku,” kata Sei sambil memalingkan wajahnya lagi.

“Kupikir kamu merahasiakannya karena kamu malu kalau Hisamura-kun adalah pacarmu.”

“T-TENTU SAJA TIDAK BEGITU!”

Sei menyangkalnya dengan sekuat tenaga.

Seperti yang diharapkan, karena Sei berteriak terlalu keras, beberapa siswa di sekitar melihat ke arahnya dan Toujoin.

Sei memperhatikan hal itu dan melihat ke bawah dengan canggung.

Toujoin tersenyum saat melihat reaksi Sei.

“Aku hanya bercanda kok. Maaf, aku tidak mengira kamu akan bereaksi sekuat itu.”

Ku… Kau memiliki sifat yang buruk, tahu.”

“Tapi, aku senang mengetahui bahwa kamu benar-benar menyukai Hisamura-kun dan pacaran dengannya.”

Uuu…”

Sei merasa malu untuk diberitahu begitu secara langsung.

Toujoin terkekeh lagi saat melihat ekspresi itu dan lanjut menonton pertandingan basket.

“Aku akan kembali ke lapangan saat 3 menit terakhir, bagaimana denganmu Shimada-san?”

Setelah mendengar itu, Sei melihat dan mengetahui bahwa hanya ada 5 menit tersisa sebelum pertandingan berakhir.

Tim Sei masih tertinggal, namun selisihnya tipis, hanya dua poin.

“…Yah, kupikir aku akan masuk kembali sekitar waktu itu juga.”

“Oh. Di tiga menit terakhir, tidak ada seorang pun dari anggota klub basket yang akan bermain.”

“Eh, benarkah?”

Di babak pertama, ada tiga anggota tim basket dan Toujoin, dan mereka menang dengan selisih lima poin melawan Sei yang seorang diri.

Dengan tiga pemain tersebut pergi, Sei akan mendapatkan keuntungan melawan mereka.

“Aku tidak serendah itu untuk merasa bangga karena memenangkan pertandingan dengan selisih tipis dengan adanya tiga anggota tim basket di timku.”

“Begitu ya, maka aku akan melakukan yang terbaik untuk menghadapimu. Apakah kamu sudah membuat reservasi untuk meminjam dada Shigemoto?”

“Aku ingin membuat reservasi untuk kontrak eksklusif seumur hidup, tapi, hari ini, kaulah yang akan menangis di dada Hisamura-kun.”

Mereka berdua berdiri bersamaan, saling bertukar senyuman.

“Jika aku menang, kamu harus mengumumkan hubunganmu dengan Hisamura-kun. Oke?”

“Kamu belum melupakan itu, ya?”

“Tentu saja. Mungkin memalukan, tapi menurutku ada lebih banyak manfaat dengan mengumumkannya.”

“…Bukan berarti aku tidak mengumumkannya karena tidak memikirkan manfaatnya.”

“Ya, ya, bersiaplah untuk mengumumkannya segera.”

“Tidak, aku hanya akan mempersiapkan hukuman untukmu.”

Mereka berdua mengatakan itu satu sama lain dan berjalan menuju teman sekelas mereka masing-masing.

***


Beberapa menit kemudian, Sei dan Toujoin kembali memasuki lapangan.

Kali ini, seperti yang disebutkan Toujoin, tidak ada satu pun anggota tim basket putri yang bergabung.

Itu benar-benar pertandingan satu lawan satu antara Sei dan Toujoin.

Para gadis di masng-masing tim dan semua siswa laki-laki dan perempuan yang menonton pertandingan ingin melihat pertandingan satu lawan satu mereka berdua lagi.

Gedung olahraga meletus dengan sorak-sorai ketika mereka berdua memasuki lapangan.

Saat menerima sorakan, keduanya saling memandang dan tersenyum.

Selisihnya adalah dua poin, dengan tim Toujoin yang memimpin.

“Aku akan memperlebar selisih poin dan menang.”

“Jangan ngimpi di siang bolong.”

Dengan pernyataan tegas bahwa mereka tidak berniat kalah, tiga menit terakhir pun akhirnya dimulai—

Dalam tiga menit terakhir, semua bola tertuju pada mereka berdua.

Rekan satu tim lainnya tidak hanya membaca suasana, tapi juga ingin menyaksikan pertandingan mereka berdua.

Setelah dua putaran menyerang dan bertahan, pertandingan tampak seimbang.

Ketika Sei mencetak poin, Toujoin juga mencetak poin.

Itu berulang dua kali, jadi sepertinya kemampuan mereka seimbang.

Namun, Sei melakukan tembakan three-point di kedua serangannya.

Di babak pertama, Toujoin menjaga Sei dengan sangat ketat karena dia berpikir ada rekan timnya yang akan membantunya bertahan jika dia dilewati.

Tapi sekarang, setelah situasi menjadi benar-benar satu lawan satu dan dia tahu bahwa tidak ada bantuan yang akan datang, Toujuin harus memastikan bahwa dia tidak dilewati.

Itulah sebabnya Toujoin harus menjaga jarak sedikit saat bertahan, namun Sei memanfaatkan ini dan dengan enteng mencetak lemparan three-point pada tembakan pertama.

Sei mendapatkan 2 three-point sementara Toujoin mendapatkan 2 two-point.

Meski jumlah gol yang dicetak sama, tapi ada selisih dua poin.

Dengan kata lain, keunggulan skor tim Toujoin kini menghilang dan skor sekarang menjadi imbang.

Dengan waktu tersisa kurang dari tiga puluh detik, kini giliran Toujoin yang menyerang.

Mempertimbangkan sisa waktunya, kemungkinan besar Toujoin yang akan terakhir menyerang.

“Kamu hebat, Shimada-san.”

Toujoin, yang memegang bola di dekat garis three-point, berkata kepada Sei, yang membungkuk dan menghadang di depannya.

“Kamu juga, Toujoin. Tapi kali ini, aku akan menghentikanmu.”

Skornya imbang, tapi Sei harus mempertahankan skor ini jika dia ingin menang.

“Apakah kamu benar-benar sebegitunya ingin menyembunyikan Hisamura-kun?”

“B-Bukankah aku sudah memberitahumu sebelumnya?”

“Jika itu aku, aku ingin semua orang tahu soal pacarku yang luar biasa. Aku akan dengan bangga berkata, ‘Pria ini adalah pacarku.’ Apakah kamu tidak merasa seperti itu?”

“I-Itu…!”

“Apalagi Hisamura-kun bukanlah pacar yang memalukan.”

Tepat saat itu, Toujoin bergerak.

Dengan dribble cepat, dia melakukan gerakan tipuan ke kanan, lalu dengan cepat memotong ke kiri.

Ku…!”

Sei kebingungan dan benar-benar lengah, membiarkan Toujoin melewatinya.

Dengan tidak adanya seorang pun di depan Toujoin, dia dapat dengan mudah menembak untuk mencetak gol.

Dia berlari lurus menggiring bola dan melakukan tembakan layup.

“HAH!?”

Saat bola lepas dari tangan Toujoin, Sei, yang mengejar dari belakang, menepis bola tersebut.

Meskipun telah benar-benar melewatinya, Toujoin, yang tidak menyangka akan dihadang dari belakang, berteriak kaget.

Bola yang ditepis itu mengenai kaki Toujoin sebelum keluar lapangan.

Waktu berhenti dan throw-in diberikan kepada tim Sei.

Sepuluh detik tersisa.

Salah satu rekan tim Sei melakukan throw-in dan Sei menangkapnya.



Sei langsung maju ke garis tengah, lalu diam dan memantulkan bola di tengah lapangan.

Delapan detik tersisa.

Toujoin bertahan sedikit lebih jauh dari Sei, hanya satu langkah di luar garis three-point, siap menghadapi serangan Sei.

Jika Sei bergerak, kemungkinan besar dia akan melakukannya di saat-saat terakhir, mencoba menggiring bola melewatinya.

Enam detik tersisa.

Sei bisa mengamankan kemenangan dengan tembakan dua angka atau tiga angka.

Toujoin waspada terhadap tembakan three-point, karena dia men-dribble bola di sekitar garis tengah, membuka jarak antara dia dan Toujoin.

Empat detik tersisa.

Namun Sei masih belum bergerak.

Toujoin mempersiapkan dirinya, berpikir bahwa Sei akan bergerak, tapi dia tidak melakukannya.

Dua detik tersisa.

(Tunggu, jangan-jangan!)

Saat itulah Toujoin menyadari serangan terakhir yang akan Sei luncurkan.

Sesaat kemudian, Sei berhenti men-dribble, dan menahan bola.

Dan kemudian, dia melepaskan tembakannya.

Tembakan super jauh dari jarak lebih dari tiga meter di luar garis three-point.

Toujoin, yang bertahan dari jarak jauh sambil berpikir tidak mungkin dia akan menembak dari jarak sejauh itu, tidak bisa berbuat apa-apa selain menatap postur indahnya.

Bola membuat garis busur yang lebih besar dari biasanya karena ditembak dari jarak jauh.

“Toujoin, aku tipe orang yang suka menyimpan harta berhargaku untuk diriku sendiri, tanpa memamerkannya kepada semua orang.”

Saat Sei mengatakan itu──bola tersedot ke dalam ring.

Terjadi keheningan sesaat di gedung olahraga, dan saat berikutnya terdengar ledakan sorak-sorai.

Pemenangnya adalah Sei.

◇ ◇ ◇



Isekai Romcom Bahasa Indonesia [LN]

Isekai Romcom Bahasa Indonesia [LN]

Since I’ve Entered the World of Romantic Comedy Manga, I’ll Do My Best to Make the Heroine Who Doesn’t Stick With the Hero Happy, Rabu kome manga no sekai ni haitte shimattanode, shujinkō to kuttsukanai hiroin o zenryoku de shiawaseni suru
Score 9.7
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2022 Native Language: Jepang
Suatu hari aku tertabrak truk dan mendapati diriku menjadi sahabat dari protagonis dalam manga komedi romantis. Oh, ini mimpi, kan? Di depanku ada heroine yang kalah yang paling kusukai, Sei Shimada--Aku puas bisa menyatakan "Aku mencintaimu" padanya, tapi  aku tidak bisa bangun dari mimpi ini.....!??

Comment

Options

not work with dark mode
Reset