[LN] Isekai Romcom Volume 1 Chapter 4.3 Bahasa Indonesia

Hari Kencan (Bagian 3)

Chapter 4: Hari Kencan

3


Aku akhirnya tiba di tempat pertemuan.

Kami sepakat untuk bertemu di depan kafe dekat taman hiburan.

Sekarang masih sekitar jam 9:30 pagi.

Aku masih punya waktu hampir satu jam lagi sampai waktu yang ditentukan tiba.

Bukan berarti aku datang terlalu cepat. Malahan, menurutku ini sebenarnya normal.

Fiuh…”

Aku menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.

Setelah ini, aku akan pergi kencan ke taman hiburan bersama Sei-chan, hanya kami berdua…

…Sekarang, setelah kupikir-pikir, aku mulai bertanya-tanya apakah semua ini nyata.

Serius, apakah aku benar-benar akan berkencan dengan heroine dari mangaOjojama”? Dengan karakter favoritku, Sei Shimada?

Jika dipikirkan baik-baik, itu adalah situasi yang sulit dipercaya.

Tapi meski aku bilangnya kencan, tujuannya sedikit berbeda.

Aku dan Sei-chan hanya bekerja sama untuk memastikan keberhasilan kencan Yuuichi dan Shiho dengan mencegah gangguan dari Tojoin-san.

Dan dalam pesan RINE yang sebelumnya aku terima, dia menulis, “Sudah lama sejak aku pergi ke taman hiburan, jadi aku sangat menantikannya.”

Sei-chan juga menantikan kencan di taman hiburan denganku.

Jantungku tidak bisa berhenti berdebar kencang.

Tapi, sejujurnya, aku merasa lega jantungku masih berdetak, karena di dunia seperti manga ini, ada kemungkinan jantungku bisa benar-benar berhenti berdetak.

Tapi, kencan di taman hiburan ini… Apa yang bisa kulakukan agar Sei-chan dapat bersenang-senang?

Kurasa aku belum pernah ke taman hiburan sejak SD.

Karena itulah aku sangat menantikan pergi ke sana, tapi aku khawatir apakah aku bisa menemani Sei-chan dengan baik.

Ya, ini taman hiburan, jadi kurasa kami bisa menaiki wahana dengan normal.

Tapi bisakah aku dan Sei-chan benar-benar melakukan itu?

Selagi kami menikmati wahana, Tojoin-san bisa saja mengganggu kencan Yuuichi dan fujise saat itu.

Jika hal itu terjadi, maka tamatlah sudah.

Yah, meski aku dan Sei-chan berusaha yang terbaik pun, jika Tojoin-san bertekad untuk mengganggu mereka, kami mungkin tidak akan pernah bisa menghentikannya.

Dia bahkan mungkin bisa menutup seluruh taman hiburannya.

Jika dia melakukan itu, maka tidak ada yang bisa kami lakukan.

Yah, jika aku tidak bisa menghentikannya, maka aku tidak bisa. Dan aku sih tidak keberatan.

Namun, Sei-chan pasti ingin menghentikannya, jadi aku akan bekerja sama dan melakukan yang terbaik untuk membantu.

Aku sedikit khawatir soal waktu, jadi aku melihat jam tanganku dan mengetahui bahwa sekarang sekitar jam sepuluh.

Tinggal tiga puluh menit lagi menuju waktu pertemuan kami… Yah, mengingat kepribadian Sei-chan, dia mungkin akan tiba lebih awal, mungkin sekitar dua puluh menit lagi.

Uwah, aku tiba-tiba jadi sangat gugup.

Ah, benar juga, aku baru menyadari sesuatu. Ini pertama kalinya aku akan melihat Sei-chan mengenakan pakaian kasual secara langsung!

Waduh, aku jadi sangat menantikan untuk melihat Sei-chan mengenakan pakaian kasual.

Yah, aku sudah cukup sering melihat pakaian kasual Sei-chan saat membaca manga.

Aku sering melihatnya jalan bersama Fujise atau semacamnya, jadi dia mungkin akan datang dengan pakaian seperti itu.

Dia pasti akan imut. Tidak mungkin dia tidak imut…

“H-Hisamura…”

“Eh…?”

Tiba-tiba, aku mendengar seseorang memanggil namaku dari belakang, dan tubuhku tersentak kaget.

Apakah aku baru saja mendengar suara Sei-chan?

Tapi, masih ada waktu sekitat tiga puluh menit lagi sampai waktu pertemuan kami… Meski begitu, tidak mungkin aku salah mengenali suara Sei-chan.

Dengan mengingat hal itu, aku berbalik dan melihat sosok Sei-chan.

“Uh…”

Saat aku melihatnya, aku lupa bernapas.

Hal pertama yang menarik perhatianku adalah pakaian terluarnya. Blus hitam dengan ujung agak pendek yang mencapai tepat di atas pinggang. Dia memakainya dengan gaya santai yang terlihat sangat keren.

Di bawahnya, Sei-chan mengenakan celana denim berwarna terang, menonjolkan pesona kakinya yang panjang dan indah.

Dia menyandang tas bahu merah di bahunya, yang juga sangat bergaya.

Tapi… yang paling menarik perhatianku adalah kaos yang dikenakannya di balik blus hitam itu.

Itu adalah kaos putih sederhana, tapi… panjang kaosnya sangat pendek.

Tentu saja itu bukan karena kaosnya kekecilan; sepertinya desainnya memang dirancang seperti itu.

Hasilnya, itu memperlihatkan pusar dan lingkar pinggang Sei-chan yang indah.

“I-Ini tiga puluh menit sebelum waktu pertemuan kita… Astaga, sudah berapa lama kamu menunggu di sini?”

Sei-chan mengatakan sesuatu padaku, tapi aku tidak benar-benar mendengarnya.

Aku tidak menyangka dia akan datang dengan pakaian seperti itu, dan otakku masih berusaha memproses apa yang kulihat.

Tunggu sebentar, ini benar-benar begitu…

“J-Jangan menatapku seperti itu,” kata Sei-chan sambil menggunakan kedua tangannya untuk menutupi bagian perutnya yang terbuka.

Sikapnya yang malu-malu itu entah bagaimana menusuk sanubariku lagi.

“M-Maaf… Aku tadi terpesona oleh penampilanmu.”

Uh…”

Ketika aku mengatakan itu dengan jujur, pipi Sei-chan semakin memerah dan dia memalingkan wajahnya.

Meskipun aku bilangnya “tadi terpesona,” yang terdengar seperti aku bilangnya itu dulu, tapi sebenarnya aku masih terpesona olehnya.

“Sei-chan, kamu terlihat sangat imut. Aku sangat terkejut.”

“B-Begitukah? Terima kasih…”

“Tidak, aku selalu berpikir kalau kamu itu imut, tapi pakaianmu hari ini sungguh luar biasa.”

“C-Cukup! Kamu tidak perlu memujiku lagi!”

Sei-chan mengatakan itu dengan wajahnya yang benar-benar merah, tapi aku masih merasa belum cukup memujinya.

Aku masih ingin memujinya setidaknya sepuluh menit lagi.

Sebenarnya aku ingin terus memujinya, tapi di hadapan kecantikan Sei-chan, aku merasa perbendaharaan kataku akan habis, dan pada akhirnya aku hanya akan mengatakan sesuatu seperti “luar biasa” dan “cantik.”

“P-Pokoknya, kita masih punya waktu sebelum Shiho dan Shigemoto tiba! Ayo kita tunggu di dalam kafe!”

Sei-chan mengatakan itu seolah menyembunyikan rasa malunya, lalu menuju kafe.

“O-oke, mengerti.”

Aku pun mengikuti Sei-chan, masih sedikit terpana dengan penampilannya.

…Bahkan penampilannya dari belakang pun terlalu indah untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Aku sangat senang karena masih hidup…

× × ×


Kami memasuki kafe, dan aku memesan kopi sementara Sei-chan memesan es coklat.

Ketika kami sampai di tempat duduk kami, mau tak mau aku memperhatikan pakaian Sei-chan lagi, terutama bagian perutnya yang terbuka.

Aku tidak menyangka Sei-chan akan mengenakan pakaian seperti itu, jadi aku merasa seperti tiba-tiba mau pingsan sebelum kencan dimulai.

Sei-chan duduk di hadapanku, dan dia terlalu imut untuk dilihat.

Aku refleks menutupi wajahku dengan kedua tangan dan menghela nafas.

“Ada apa?”

“Tidak, hanya saja Sei-chan sangat imut sehingga aku tidak bisa berhenti menatapmu, jadi aku mencoba menutup panglihatanku.”

“AP…!?”

Aku tidak bisa melihat wajah Sei-chan jadi aku tidak tahu pasti, tapi dia sepertinya terkejut dan meninggikan suaranya.

“Agak berbahaya untukku… Aku tidak menyangka Sei-chan akan datang memakai pakaian seperti itu, jadi aku terkejut saat melihatmu.”

“Apakah kamu akan terus membicarakan itu…? Yah, memang benar sih, aku tidak biasanya memakai ini, apalagi kaus ini.”

Sei-chan sepertinya tidak terbiasa memakainya, jadi dia mencoba menarik ujung kausnya ke bawah untuk menutupi perutnya sebanyak mungkin.

Namun, melakukan hal itu malah semakin menekankan dada Sei-chan yang besar…

“K-Kamu mengintip dari sela-sela jarimu.”

“Ah…”

Aku bilang kalau dia terlalu imut untuk dilihat tapi aku tetap mengintipnya.

Tapi mau bagaimana lagi, kan. Soalnya dia sangat imut.

“Um, apakah ini tidak cocok untukku?”

“Tidak, itu sangat cocok untukmu. Sei-chan, kamu sangat imut sehingga hanya melihatmu mengenakan pakaian itu saja membuatku ingin berterima kasih kepada Tuhan karena telah melahirkanku ke dunia ini.”

“L-Lebay…!”

Sei-chan tersipu saat dia mengatakan itu, tapi menurutku kata-kataku tidaklah lebay sama sekali.

Terima kasih, Tuhan… Karena telah mengirimku ke dunia manga ini.

“Ini juga pertama kalinya aku melihat Hisamura memakai pakaian kasual, tapi… um, sejujurnya menurutku kamu terlihat cukup keren.”

“Serius? Terima kasih, aku tersanjung.”

Pakaianku sedikit lebih sederhana daripada Sei-chan. Aku mengenakan celana skinny denim hitam, kaus putih lengan panjang, dan jaket denim di atasnya.

Meskipun celana dan pakaian luarku dengan Sei-chan memiliki warna yang kontras, jaket denimku memiliki warna yang sedikit lebih gelap.

Aku juga membawa tas bahu hitam dengan sejumlah kecil barang bawaan untuk memudahkan pergerakan.

“Ini bukan sanjungan. Aku hanya mengatakan apa adanya,” kata Sei-chan sembari tersenyum kecil.

“B-Begitu ya, terima kasih.”

Sekarang giliranku yang dibuat malu oleh Sei-chan.

Kuu… Sei-chan terlalu keren dan hebat dalam hal ini.

Hah, aku juga sangat menyukai bagian dirinya itu.

“Ngomong-ngomong, jam berapa kamu sampai, Hisamura?”

“Hm? Uh, aku tiba di sini tepat sebelum kamu tiba.”

“Benarkah…?”

Uuu… Baiklah, aku tiba jam 9:30.”

“Itu satu jam penuh sebelum waktu pertemuan kita…”

Sei-chan menatapku tajam jadi aku mengatakan yang sebenarnya padanya.

Tapi bahkan tatapan Sei-chan yang tajam pun terlihat imut, jadi aku akan menerimanya saja.

“Kalau begitu, kamu sudah keluar rumah saat kamu mengirim RINE soal mobil Tojoin yang diparkir di depan rumah, ya kan?”

“Benar…”

Haaah… kenapa kamu berangakat secepat itu, sih?”

“Itu karena aku tidak ingin membuatmu menunggu.”

“Aku menghargai pemikiranmu itu, tapi ada batasan seberapa cepat kamu harus datang.”

“Selain itu, aku sangat menantikan kencanku denganmu, Sei-chan.”

Uh… I-Ini bukan kencan, oke? Tujuan utama kita adalah mengawasi kencan Shiho dan Shigemoto untuk mencegah Tojoin mengganggu mereka. Jangan lupakan itu.”

“Tentu saja.”

Tapi, Sei-chan tidak menganggap ini sebagai kencan, ya…? Itu sedikit mengecewakan.

“Y-Yah, aku belum pernah berkencan sebelumnya, dan sudah lama sekali sejak aku pergi ke taman hiburan, jadi aku juga sangat menantikannya.”

“Uh…”

“K-Katakanlah sesuatu… aku jadi malu nih.”

“Tidak, aku hanya sangat senang karena Sei-chan juga menganggap ini sebagai kencan…”

“Y-Yah, tujuan kita sedikit berbeda, tapi dari segi bentuk, ini adalah kencan di taman hiburan…”

Selain itu, barusan, Sei-chan mengatakan bahwa dia belum pernah berkencan sebelumnya.

Aku tidak pernah mengira kalau akulah yang akan menjadi pasangan kencan pertamanya Sei-chan.

“Aku berjanji akan membuat kencan pertamamu berkesan, Sei-chan…!”

“Ah, ya. Aku menantikannya.”

“…Meski aku bilangnya begitu, tapi ini kencan pertamaku juga, jadi tolong standarnya jangan terlalu tinggi,” kataku, menundukkan kepala sambil tetap duduk. Melihat itu, Sei-chan melebarkan matanya karena terkejut dan kemudian tertawa.

“Hehe, begitukah? Baiklah, mari kita nikmati kencan pertama kita bersama-sama.”

“Hahaha, iya.”

Kemudian kami berdua saling memandang dan tertawa.

Menurutku suasana ini adalah suasana yang paling mirip seperti pasangan dari yang pernah kami miliki sejauh ini.

Setelah itu, kami mengobrol santai dan menunggu Yuuichi dan Fujise bertemu.

Aku datang lebih awal untuk menunggu Sei-chan, tapi dia mengira aku mungkin akan datang lebih awal, jadi dia tiba tiga puluh menit lebih awal.

Berkat itu, aku bisa mengobrol bahagia dengan Sei-chan, dan ternyata ada untungnya aku datang lebih awal.

× × ×


Sekitar sepuluh menit sebelum jam sebelas, waktu Yuichi dan Fujise berjanji untuk bertemu.

Aku dan Sei-chan sedang menunggu di balik bayang-bayang dekat tempat mereka akan bertemu.

Yuuichi sudah menunggu di titik pertemuan, berdiri sendirian.

“Seperti yang diharapkan dari Shigemoto, dia tiba lebih awal dari waktu janjian.”

“Itu karena aku sudah menunjukkan contoh padanya.”

“Maksudmu dengan datang satu jam lebih awal? Menurutku itu bukan contoh yang bagus.”

“Itu adalah contoh yang bagus karena apabila orang yang kamu tunggu juga datang lebih awal, maka kamu bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang yang kamu sukai.”

“…B-Begitu, ya.”

Sei-chan sepertinya merasa malu dengan kata-kata “menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang yang kamu sukai.”

Aku sudah pernah menembak Sei-chan, jadi dia sudah tahu bagaimana perasaanku. Tapi wajahnya yang malu terlihat sangat imut setiap kali aku mengatakan hal seperti itu.

“…Apa kamu baru saja menertawakanku?”

“Tidak kok. Malah, aku hanya berpikir kalau kamu imut.”

“…Aku merasa seperti sedang dibohongi, tapi ya sudahlah.”

Saat kami melakukan percakapan ini, kami melihat ke arah Yuuichi.

Kami tidak hanya melihat Yuuichi tapi juga sekelilingnya.

Alasan kami melakukan itu adalah karena ada kemungkinan Tojoin-san akan datang mengganggu saat ini.

“Mobil jenis apa yang kamu lihat ada di dekat rumahmu, Hisamura?”

“Dari kejauhan tampak seperti mobil hitam biasa, namun jika dilihat dari dekat, mobil itu tampak seperti mobil mewah.”

“…Hmm, aku sudah melihat ke tempat parkir taman hiburan, tapi ada banyak mobil berwarna hitam.”

“Kurasa begitu. Yah, kita tidak bisa membuat penilaian pasti di sana, jadi kita harus berasumsi dia ada di sini untuk berjaga-jaga.”

“Benar.”

Mengingat karakter Tojoin-san, aku yakin dia akan datang.

Bagaimanapun juga, dia datang ke sini dalam cerita aslinya. Namun, dalam cerita aslinya, dia belum mengganggu di sini.

Dalam cerita aslinya, kalau tidak salah, dia masih berada di dalam mobilnya, sedang menunggu.

Saat ini, Tojoin-san masih mengira kalau Yuuichi mungkin datang ke taman hiburan bersama teman-temannya.

Itulah sebabnya dia menunggu di dalam mobil, tapi ketika dia melihat Yuuichi bertemu dengan Fujise dan melihat mereka memasuki taman hiburan berdua, saat itulah dia memutuskan untuk mengganggu kencan mereka.

Jika semuanya tetap mengikuti cerita aslinya, dia masih belum akan datang mengganggu saat ini.

Jadi, aku dengan santai mengamati sekeliling tanpa berusaha terlalu keras.

“Hei, Hisamura. Apakah kamu memperhatikan sekeliling dengan seksama?”

“Hm? Oh, jangan khawatir, aku mengawasi dengan seksama, kok.”

“Jika Tojoin tiba-tiba mengganggu di sini, itu akan sangat menyulitkan untuk Shiho. Jadi, kita harus pastikan untuk menghentikannya.”

“…Ya, kamu benar.”

Adapun aku, aku hampir yakin dia tidak akan muncul secepat ini, jadi aku merasa tidak terlalu antusias.

Tapi Sei-chan tidak tahu itu, jadi dia melihat sekeliling dengan serius sejak awal pertemuan.

Karena aku tidak bisa memberitahunya bahwa Tojoin-san pasti belum akan muncul di sini, aku memutuskan untuk mengawasi sekeliling bersama Sei-chan.

Namun, fakta bahwa Sei-chan sangat serius melakukan ini demi sahabatnya Fujise, benar-benar menunjukkan betapa dia menyayangi sabahabatnya.

Seperti yang diharapkan dari Sei-chan.

Namun pada akhirnya, seperti di cerita aslinya, Tojoin-san tidak muncul di sini.

“Oh, Shiho sudah datang!”

“Benar.”

Fujise tiba sekitar lima menit sebelum waktu janjian dan bertemu dengan Shigemoto.

Mereka cukup jauh, jadi aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, tapi mereka mulai tersenyum satu sama lain sesaat setelah mereka bertemu, dan mereka tampak bahagia.

“Syukurlah, sepertinya mereka berdua berhasil bertemu dengan selamat.”

“Ya.”

Saat aku melihat ke arah Sei-chan, dia sedang memperhatikan mereka berdua dengan senyum lembut di wajahnya.

Tapi… Aku ingin tahu seperti apa perasaan Sei-chan yang sebenarnya saat ini.

Aku ingin tahu apakah Sei-chan masih menyukai Yuuichi.

Pada titik ini, dalam cerita aslinya, dia masih melihat Yuuichi sebagai anak laki-laki yang sedikit membuatnya tertarik, tapi dia akan sedikit merasa tidak nyaman saat melihat mereka pergi kencan berdua.

Aku bertanya-tanya seperti apa perasaannya sekarang.

“Apa pendapatmu tentang Fujise dan Yuuichi, Sei-chan? Apakah menurutmu mereka pasangan yang cocok?”

“Hm? Ya, menurutku begitu. Shiho, tentu saja, adalah gadis yang sangat baik. Dan Shigemoto, ketika aku mengenalnya, aku merasa bahwa dia adalah pria yang cukup baik untuk disandingkan dengan Shiho.”

“…Aku tahu ini agak canggung untuk dibahas, tapi, Sei-chan menyukai Yuuichi, kan?”

“Yah, dia pria yang membuatku sedikit tertarik.”

“Apakah kamu masih merasa seperti itu sekarang?”

“Apakah kamu ingin aku mengatakan itu?”

“Eh?”

Aku meninggikan suaraku dan menatap Sei-chan dengan penuh tanda tanya, yang sedang menatapku dengan tatapan yang sedikit mendongak, karena aku lebih tinggi darinya.

“Aku tidak tertarik pada Shigemoto lagi sekarang. Terlebih lagi… T-Tidak! Bukan apa-apa!”

“A-Apa? Jangan bicara setengah-setengah begitu.”

“A-Aku belum bisa memberitahumu! L-Lihat, Shigemoto dan Shiho akan memasuki taman hiburan!”

Seperti yang Sei-chan katakan, aku melihat mereka berdua berjalan ke taman hiburan.

“Ayo masuk ke dalam sebelum kita kehilangan jejak mereka!”

“O-Oke.”

Sei-chan mulai berjalan pergi dengan cepat, jadi aku pun mengikutinya.

Jelas dia berusaha menyembunyikan sesuatu, jadi aku ingin menanyakannya. Tapi kami akan bersama sepanjang hari ini, jadi mungkin lebih baik kalau aku tidak merusak suasana hatinya.

Maksudku, kami berdua benar-benar akan kencan di taman hiburan…!

Sejujurnya, aku merasa gugup lagi sekarang.

◇ ◇ ◇



Isekai Romcom Bahasa Indonesia [LN]

Isekai Romcom Bahasa Indonesia [LN]

Since I’ve Entered the World of Romantic Comedy Manga, I’ll Do My Best to Make the Heroine Who Doesn’t Stick With the Hero Happy, Rabu kome manga no sekai ni haitte shimattanode, shujinkō to kuttsukanai hiroin o zenryoku de shiawaseni suru
Score 9.7
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2022 Native Language: Jepang
Suatu hari aku tertabrak truk dan mendapati diriku menjadi sahabat dari protagonis dalam manga komedi romantis. Oh, ini mimpi, kan? Di depanku ada heroine yang kalah yang paling kusukai, Sei Shimada--Aku puas bisa menyatakan "Aku mencintaimu" padanya, tapi  aku tidak bisa bangun dari mimpi ini.....!??

Comment

Options

not work with dark mode
Reset