[LN] Isekai Romcom Volume 1 Chapter 2.2 Bahasa Indonesia

Sepertinya Bukan Mimpi... (Bagian 2)

Chapter 2: Sepertinya Bukan Mimpi…

2


Saat membawa ‘TenGobu ke kasir toko buku, Sei pun tiba-tiba menyadari.

(Mungkinkah… Hisamura mengetahui bahwa aku ingin membaca manga shoujo?)

Sampai beberapa saat yang lalu, dia merasa senang memikirkan bahwa akhirnya dia bisa membaca manga shoujo yang selama ini membuatnya penasaran. Tapi sekarang, setelah dia berpisah sementara dari Hisamura dan tiba meja kasir, dia mulai dapat berpikir jernih.

Ketika sedang melihat-lihat manga bersama Hisamura, Sei tiba-tiba berhenti di bagian manga shoujo.

Setiap kali dia mengunjungi toko buku, Sei selalu merasakan jantungnya berdegup kencang di depan pojok manga shoujo.

Dia selalu bertanya-tanya apakah dia harus masuk ke sana dan melihat-lihat manga shoujo atau tidak.

Setelah ragu-ragu, dia selalu mundur dan memutuskan bahwa itu tidak cocok untuknya.

Itulah sebabnya hari ini, karena kebiasaan, dia mendapati dirinya berdiri di depan pojok manga shoujo sekali lagi.

Namun, Hisamura menyatakan ketertarikannya pada manga shoujo, dan mereka pun masuk ke sana bersama-sama… Akhirnya, Hisamura mengatakan bahwa dia akan membeli manga shoujo yang saat ini paling membuat Sei penasaran dan bahkan menawarkan akan meminjamkan itu padanya.

Dan, baru sekarang Sei akhirnya sadar.

(Mungkinkah… dia membeli manga shoujo itu untukku?)

Mengingat sikapnya sebelumnya, Hisamura bilang kalau dia ingin melihat-lihat manga shoujo, tapi dia tidak terlihat antusias dibandingkan saat dia melihat-lihat manga shounen.

Ketika dia melihat-lihat manga shounen, dia tampak tertarik dengan berbagai manga, berkata, “Aku tidak tahu ada seri seperti ini,” seolah dia bahkan tidak tahu tentang manga petualangan yang populer secara nasional.

Tapi, saat melihat-lihat manga shoujo, dia sepertinya tidak tertarik pada hal lain selain manga shoujo yang Sei rekomendasikan.

(Jangan-jangan, apakah memang begitu…?)

Setelah membayar di kasir, Sei pun menuju pintu keluar toko buku, tempat Hisamura menunggu.

“Ah, selamat datang kembali (okaeri), Sei-chan.”

“Eh!? A-Aku pulang (tadaima)…?”

“Hahaha, kaget, ya?”

“I-Itu karena kamu mengatakan hal aneh!”

“Ini sama seperti saat kita menyapa seorang teman yang kembali ke kelas dari toilet, lho.”

Mengatakan itu, Hisamura tertawa, dan Sei pun tanpa sadar juga ikut tertawa.

(Mungkin Hisamura sadar bahwa aku ingin membaca manga shoujo.)

Sebagai bentuk perhatiannya, Hisamura pasti berpura-pura tidak sadar.

(Hisamura ini, dia benar-benar kikuk… tapi orang yang sangat baik)

Saat berpikir begitu, Sei tanpa sadar tersenyum.

“Aku sudah membeli jilid terbarunya, jadi sudah waktunya kita pulang. Sepertinya matahari sudah mulai terbenam.”

“Ya, kita tidak boleh membiarkan gadis imut seperti Sei-chan berjalan di larut malam.”



“Imu…!?”

Tidak mengira akan mendengar kata-kata itu, wajah Sei menjadi sedikit merah.

Sebelum pengakuan cinta, Hisamura tidak pernah mengatakan sesuatu seperti “imut” kepada Sei.

Tapi hari ini, selama percakapan mereka di kafe, dan bahkan sekarang, setelah mereka meninggalkan kafe dan pergi ke toko buku bersama, kata-kata itu keluar dari mulut Hisamura beberapa kali.

Setiap kali itu terjadi, Sei, yang tidak terbiasa mendengar kata-kata seperti itu dari lawan jenis, menjadi malu.

(Namun, pria ini entah bagaimana mengatakannya padaku berulang kali… Mungkinkah dia sebenarnya sudah terbiasa bicara begitu ke perempuan?)

Saat pikiran seperti itu muncul, rasa tidak nyaman mulai tumbuh dalam dirinya.

Meskipun dia merasa bahwa Hisamura bukanlah tipe pria yang akan mengatakan hal-hal seperti itu ke berbagai wanita, namun begitu dia mulai berpikir begitu, dia tidak bisa menghentikan pikirannya itu.

“Hm? Ada apa, Sei-chan?”

Menyadari Sei yang tiba-tiba menjadi diam, Hisamura pun menanyakan itu.

“Tidak, Itu… K-Kamu… tidak, bukan apa-apa!”

“Ada apa? Aku penasaran sekarang, lho.”

Apakah kamu juga bilang pada wanita selain aku bahwa mereka imut?

(Mana mungkin aku bisa menanyakan itu…! Tapi…!)

Sei ragu untuk menanyakan pertanyaan itu, tapi dia merasa bahwa dia tidak akan bisa menghilangkan keresahan di hatinya kecuali dia bertanya, jadi dia pun memberanikan diri untuk menanyakannya.

“K-Kamu… Kamu sering menyebutku imut…”

“Yah, begitulah, karena kamu memang imut. Tentu saja, menurutku kamu tidak hanya imut tapi juga sangat cantik.”

UhHoo, aku yakin kamu pernah mengatakan itu pada perempuan lain juga. Sepertinya kamu sudah sangat terbiasa mengatakannya.”

“Eh?”

Mungkin tidak menyangka akan dibilang begitu, mata Hisamura terbelalak karena terkejut.

Tapi, Hisamura pun dengan cepat merespon.

“Aku tidak pernah mengatakan itu pada perempuan lain, sungguh. Aku hanya mengatakannya padamu, Sei-chan… Oh, tunggu, tidak, aku tarik kembali, ada perempuan lain yang pernah kubilang begitu, sih.”

“Ah… N-Nah, kan…? Sudah kuduga begitu.”

Kegembiraan awal saat mendengar “Hanya Sei-chan” dengan cepat sirna karena Hisamura langsung menyangkalnya.

Lagi pula, Hisamura sendiri yang bilang kalau dia adalah tipe pria yang akan mengatakan hal seperti itu kepada perempuan lain juga.

(Tidak, kupikir bukan hal yang buruk untuk jadi seorang pria yang bisa memuji wanita seperti itu. Bahkan jika aku bukanlah satu-satunya wanita yang dia puji…)

“Aku juga menyebut adik perempuanku imut. Seperti tadi pagi.”

“Apa? Kamu punya adik perempuan?”

“Hm? Ya, benar. Kamu tidak tahu?”

“Tentu saja aku tidak tahu, karena kamu tidak pernah memberitahuku.”

“Yah, benar juga sih. Aku memiliki seorang adik perempuan bernama Rie, dan aku pernah bilang padanya bahwa dia imut. Yah, selain dia, aku tidak pernah mengatakan itu pada perempuan lain.”

“J-Jadi begitu…”

Sementara Sei berpikir bahwa untunglah perempuan lain itu adalah adiknya, dia mulai khawatir tentang hal lain.

“Hisamura, apakah kamu seorang siscon?”

“Bagaimana bisa kamu mencapai kesimpulan itu sekarang? Tidak, aku bukan siscon.”

“Lalu apa yang akan kamu lakukan jika adikmu membawa pacarnya ke rumah?”

“Hmm, entahlah. Rie punya pacar…? Kurasa itu tidak mungkin karena dia adalah heroine sampingan…”

“Jika itu sangat mengganggumu, bukankah itu artinya kamu seorang siscon?”

“Tidak, aku hanya khawatir apakah adikku bisa mendapatkan pacar atau tidak. Tapi jika itu adalah pria yang benar-benar dia cintai, maka aku sih tidak keberatan.”

“Begitu ya. Kalau begitu, kurasa kamu bukan siscon.”

“Jadi, di sisi lain, kamu bilang kalau kamu punya kakak laki-laki, kan, Sei-chan? Apakah kamu sebetulnya brocon?”

“Tidak, tapi kakakku mungkin agak sedikit siscon. Karena perbedaan usia kami, dia sangat menyayangiku saat SD dan SMP.”

“B-Begitu ya… Jadi Sei-chan, jika kamu memperkenalkan pacarmu ke kakakmu…”

“Dia mungkin akan tidak setuju.”

“Seriusan…? Kedengarannya sulit.”

Hisamura berkata dengan ekspresi sedikit tegang di wajahnya.

Melihat reaksinya itu, Sei mau tidak mau jadi berpikir apakah Hisamura akan kehilangan minat untuk pacaran dengannya karena menganggap kakaknya merepotkan.

“T-Tidak, tentu saja tidak. Jika kita benar-benar saling menyukai dan pacaran secara normal, aku yakin dia akan menyetujuinya.”

“Hmm? Begitukah? Eh, tunggu dulu, apakah kamu barusan membicarakan skenario di mana kita pacaran dan kamu memperkenalkanku dengan kakakmu?”

“Ap!? T-Tidak, bukan itu! A-Aku tidak bilang begitu!”

“O-Oke, aku mengerti.”

Suasana di antara mereka berdua menjadi canggung lagi karena kata-kata Sei.

(Kuh, apakah aku mengatakan sesuatu yang tidak perlu…? Tapi Hisamura juga ternyata punya saudara kandung. Adik perempuan, ya… Aku ingin tahu gadis seperti apa dia.)

Sementara Sei telah memikirkan sebelumnya soal situasi dimana Hisamura bertemu dengan kakaknya, dia menyadari bahwa hal sebaliknya juga berlaku.

Jika suatu hari nanti tiba saatnya bagi Hisamura untuk memperkenalkan adiknya pada Sei, dia harus memikirkan untuk menyapa adik Hisamura dengan benar.

Jika mereka akan pacaran, penting untuk akrab dengan keluarga pasangan masing-masing, kan…?

(Tunggu, tidak! Kenapa aku berasumsi bahwa kami akan pacaran…?!)

Wajah Sei memerah lagi, menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan imajinasinya yang liar.

“A-Ada apa, Sei-chan?”

“T-Tidak, tidak apa-apa.”

Saat mereka mengobrol seperti itu, mereka pun mencapai persimpangan jalan.

“Kalau begitu, Sei-chan, aku akan menghubungimu lewat RINE jika ada informasi lain tentang kencan hari Minggu itu.”

“Ya. Ngomong-ngomong soal RINE, kenapa kamu tidak, um… membalas pesanku semalam?”

“Huh? Aku ketiduran saat sedang membaca RINE milik Sei-chan.”

“B-Begitu ya. Syukurlah kalau begitu…”

Sei merasa lega mendengar kekhawatirannya dari semalam telah teratasi.

“Aku benar-benar minta maaf, aku akan berhati-hati lain kali. Aku berjanji akan selalu membalas pesanmu.”

“Yah, tidak apa-apa. Tapi, itu tepat seperti yang Shiho katakan ya. Kamu benar-benar cuma ketiduran.”

“Maaf… Hah? Seperti yang Fujise katakan? Apa maksudmu? Apakah dia tahu soal aku dan Sei-chan chatting-an di RINE?”

“Ah…”

Kemudian, mereka berdua berhenti sejenak lagi, dan Sei menjelaskan pada Hisamura bahwa Shiho mendengar pengakuan cinta Hisamura tepat sebelum dia pergi.

“Seriusan…? Oh, jadi itu sebabnya aku merasa Fujise sering melirikku hari ini.”

“M-Maaf. Sepertinya Shiho hanya mendengar sebagian dari apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku malah salah paham dan hampir menceritakan semua yang telah terjadi.”

“Wah… Aku sangat malu.”

“T-Tentu saja baik aku maupun Shiho tidak akan memberi tahu siapa pun tentang hal itu, jadi tenanglah.”

“A-aku tahu itu, tapi…!”

(Malahan sebenarnya, aku tidak akan pernah bisa memberitahukan orang lain sesuatu yang memalukan seperti itu…!)

Akhirnya, dengan keduanya yang merasa sangat malu tentang situasi mereka saat ini, mereka berdua pun pulang ke rumah masing-masing.



Isekai Romcom Bahasa Indonesia [LN]

Isekai Romcom Bahasa Indonesia [LN]

Since I’ve Entered the World of Romantic Comedy Manga, I’ll Do My Best to Make the Heroine Who Doesn’t Stick With the Hero Happy, Rabu kome manga no sekai ni haitte shimattanode, shujinkō to kuttsukanai hiroin o zenryoku de shiawaseni suru
Score 9.7
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2022 Native Language: Jepang
Suatu hari aku tertabrak truk dan mendapati diriku menjadi sahabat dari protagonis dalam manga komedi romantis. Oh, ini mimpi, kan? Di depanku ada heroine yang kalah yang paling kusukai, Sei Shimada--Aku puas bisa menyatakan "Aku mencintaimu" padanya, tapi  aku tidak bisa bangun dari mimpi ini.....!??

Comment

Options

not work with dark mode
Reset