[LN] Isekai Romcom Volume 1 Chapter 1.2 Bahasa Indonesia

Masuk ke Dunia Manga? (Bagian 2)

Chapter 1: Masuk ke Dunia Manga?

2


Malam itu, Sei Shimada… sedang menggeliat-geliat menderita di tempat tidurnya.

“Apa-apaan sih dia itu…!?”

Satu-satunya hal yang terlintas di pikirannya adalah apa yang terjadi sepulang sekolah hari ini.

Shiho memintanya untuk tetap di kelas karena dia perlu mendiskusikan sesuatu, dan mereka pun berbicara empat mata di kelas.

Setelah mendengarkan cerita Shiho, diketahui bahwa Yuuichi Shigemoto, lelaki yang disukai Shiho, mengajaknya berkencan.

Namun ada rumor bahwa Shigemoto berpacaran dan bahkan bertunangan dengan Kaori Toujoin.

Shiho bertanya apakah boleh berkencan atau mengungkapkan perasaannya dengan orang seperti itu.

Sei, sebagai sahabatnya, menasihati Shiho dengan tulus.

Ketika Sei mengumpulkan informasi tentang Shigemoto untuk Shiho, dia mengetahui bahwa mereka. Shigemoto dan Toujoin, adalah teman masa kecil, dan rumor bahwa mereka yang berpacaran serta bertunangan itu tidak benar.

Namun, sepertinya Kaori Toujoin memang benar menyukai Shigemoto, dan semua rumor tersebut hanyalah rumor yang disebarkan oleh Toujoin demi membuat Shigemoto tetap berada di dekatnya.

Ketika Sei menceritakan hal itu kepada Shiho, dia terlihat merasa lega.

Dia pun menerima ajakan kencan Shigemoto, berpikir bahwa Shigemoto bukanlah tipe pria yang akan mengajak gadis lain berkencan ketika dia sudah punya pacar atau pun tunangan, tapi Shiho masih sedikit khawatir.

Shiho menunjukkan keraguan saat mendengar bahwa Toujoin menyukai Shigemoto.

Dia bertanya-tanya apakah dia boleh mengungkapkan perasaannya.

Itulah sebabnya Sei berkata, “Tojoin tidaklah penting. Yang penting adalah perasaanmu, Shiho.”

Setelah mendengar itu, Shiho akhirnya mendapatkan kembali keyakinannya dan memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya saat kencan mereka nanti.

Sepertinya kekhawatiran Shiho telah teratasi, dan konsultasi pun berakhir… atau begitulah pikir Sei.

“Lalu, dia…!”

Ya, orang itu… Tsukasa Hisamura, muncul.

Sei sering berbicara dengan Hisamura akhir-akhir ini karena Sei mencoba mengumpulkan informasi tentang Shigemoto untuk Shiho.

Awalnya, Hisamura juga menatap Sei dengan curiga, namun, ketika dia mendengar bahwa Sei sebenarnya hanya mengumpulkan informasi tentang Shigemoto untuk Shiho, Hisamura berbicara dengan normal sejak saat itu.

Fakta bahwa dia curiga pada Sei, yang sedang menyelidiki sahabatnya, Shigemoto, berarti dia peduli pada Shigemoto sebagai seorang sahabat.

Itu adalah bagian yang bisa Sei pahami karena dia juga memiliki sahabat, Shiho, dan dia ingat sempat berpikir, “Dia pria yang ramah…”

Ketika Sei bilang kalau dia ingin menyelidiki Shigemoto lebih jauh lagi, Hisamura mengenalkannya pada Shigemoto.

Sei sangat berterima kasih untuk itu dan dia dapat mencari tahu apakah pria itu pantas untuk Shiho.

…Dan karena itulah perasaannya pada Shigemoto mulai tumbuh di diri Sei.

Namun, meskipun dia menyukai Shigemoto, itu hanya sebatas rasa penasaran pada laki-laki yang sedikit membuatnya tertarik

Mungkin karena Shiho juga menyukainya, tanpa sadar Sei menahan diri untuk tidak terlalu terbawa perasaan.

Namun, Hisamura langsung mengetahui bahwa Sei mulai menyukai Shigemoto.

Itulah sebabnya Sei tidak ingin bertemu dengan Hisamura di sana hari ini.

Karena Hisamura akan tahu kalau Sei telah mengesampingkan perasaannya sendiri demi Shiho.

Dan seperti yang diperkirakan, Hisamura langsung mengetahuinya.

Sampai saat itu, semuanya berjalan seperti yang sudah diduga.

Tapi… apa yang terjadi setelah itulah yang membuat Sei menggeliat di kasurnya.

“Itulah sebabnya, Sei-chan, aku akan membuatmu bahagia.”

“Uuukh…!”

“Sei-chan, aku menyukaimu. Aku pasti akan membuatmu bahagia, jadi kumohon pacaranlah denganku.”

“Uwaa~! Jangan ingatkan aku pada adegan itu.”

Dia menarik bantal ke atas kepalanya dan berusaha melupakan kejadian yang baru saja dia alami.

Tapi tentu saja, hal seperti itu tidak bisa dilupakan dengan mudah. Nyatanya, dengan menutup pemandangan di sekitarnya, bukan hanya kata-kata, dia malah mengingat adegan dari waktu itu dengan lebih jelas.

Sei mau tidak mau menyadari ketulusan dari tatapan dan kata-katanya itu.

Ketika Sei melangkah mundur, Hisamura menahannya saat dia tersandung dan akan terjatuh di podium.

Dia ditarik dengan kuat dan tubuh mereka saling menempel, dia bisa merasakan panas tubuh mereka saling tersalurkan.

Wajah mereka saling berdekatan, begitu dekatnya sehingga jika salah satu dari mereka menginginkannya, bibir mereka hampir bisa saling bersentuhan kapan saja.

“Mmm…!”

Dia menutupi wajahnya dengan bantal, sehingga raungannya hanya bergema di dalam kamar.

Dan untuk melengkapi semua itu, Sei didesak ke papan tulis dan di-Kabedon olehnya…

“Itu karena Sei-chan tidak menjawab. Selain itu, wajah malumu terlalu imut, sehingga aku tidak bisa menahan diri ingin dekat-dekat denganmu.”

“Uuukh…!”

“Aku menyukaimu, Sei-chan. Aku pasti akan membuatmu bahagia, jadi kumohon, berpacaranlah denganku.”

“UWAAA! Kenapa aku malah mengingat setiap kata-katanya!”

Dia membenci daya ingatnya sendiri dan tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak.

Faktanya, daya ingat Sei memang sangat bagus sehingga dia selalu mendapat peringkat satu digit saat ujian sekolah.

Tapi tidak bisa dipastikan apakah dia menyia-nyiakan atau malah secara efektif memanfaatkan ingatannya yang luar biasa itu dalam situasi ini

Namun, jika pertama kalinya dia ditembak dilakukan dengan penuh gairah dan intens seperti itu, mungkin tidak heran dia akan mengingatnya dengan sangat jelas.

Dia merasa perasaannya yang samar terhadap Shigemoto telah terhempas oleh pengakuan cinta penuh gairah yang dilakukan Hisamura.

“A-Aku bilang aku akan memikirkannya, tapi… apa yang harus aku lakukan…?”

Entah kenapa, Hisamura begitu terobsesi untuk mendapatkan jawabannya saat itu juga, tapi wajar saja, itu terlalu tiba-tiba bagi Sei untuk bisa memberikan jawaban langsung.

Jika dia menjawab pertanyaannya pada saat itu juga, dia tidak akan dapat berpikir dengan tenang dan kemungkinan besar akan menerimanya.

(T-Tidak, bukan berarti aku akan menolaknya kalau berpikir tenang… Malahan, kemungkinan besar aku akan menerima nya!)

“Apa sih yang sedang aku pikirkan?”

Dia berulang kali meninju boneka binatang imut di dekat bantalnya, seolah-olah melampiaskan rasa frustasinya.

Sei merasa bahwa ia telah berhasil menjaga ketenangannya dan keluar dari keadaan itu.

Berpikir kalau seandainya saja dia menerimanya dengan mementum itu…

× × ×


“B-Baiklah… jika kamu tak masalah dengan orang sepertiku, um, aku bisa berpacaran denganmu.”

“Jangan mengatakan sesuatu seperti itu. Aku menyukai Sei-chan. Jadi orangnya harus kamu, Sei-chan.”

“Uuu… K-Kalau begitu, tolong perlakukan aku dengan baik.”

“Aku juga. Aku sangat senang, Sei-chan.”

Posisi mereka masih sama, dengan Hisamura yang mengepungnya menggunakan dinding dan lengan kanannya.

Mereka begitu dekat sehingga mereka bisa mendengar suara napas satu sama lain, dua orang yang baru mulai pacaran berada pada jarak yang seperti itu.

Tidak mungkin Hisamura bisa tahan jika Sei yang menggemaskan berada sedekat itu dengannya…

“Sei-chan, aku sudah tidak tahan lagi… Apakah tidak apa-apa?”

“Eh…!”

Saat Sei mengangkat wajahnya karena terkejut, dia melihat wajah Hisamura lebih dekat dari sebelumnya.

Memahami apa yang Hisamura coba lakukan, wajahnya menjadi sangat merah seolah-olah mendidih.

“T-Tunggu, ini terlalu tiba-tiba, melakukan ini tepat setelah kita baru mulai pacaran itu…”

“Jika kamu tidak mau, kamu bisa mendorongku menjauh…”

Hisamura meletakkan tangan kirinya di dagu Sei, membuatnya melihat ke atas untuk memudahkan Hisamura melakukannya.

Tinggal beberapa sentimeter lagi sampai bibir mereka bersentuhan…

“Ah…”

Untuk sesaat Sei berpikir untuk mendorongnya menjauh, tapi… tangannya berhenti di dada Hisamura.

Dan bibir mereka pun–

× × ×


–Ping Pong!

“Uwaaaa.”

Suara yang muncul di dekatnya membawa Sei kembali dari khayalannya.

“A-A-Apa yang sedang aku pikirkan sih…!?”

Dengan wajahnya yang jadi merah padam, dia mengingat apa yang baru saja dia khayalkan… tapi dia dengan cepat menggelengkan kepalanya agar dapat melupakan hal itu.

“Ukh, apa sih yang aku pikirkan!?”

Meskipun dia tidak benar-benar sadar soal dirinya sendiri, Sei memiliki kecenderungan suka berfantasi, dan dia terkadang berkhayal tentang hal-hal seperti itu di tempat tidurnya.

Namun, kali ini khayalannya menjadi sangat liar karena didasarkan pada pengalaman nyata.

Dia tanpa sadar meletakkan tangan di bibir dan menampar pipinya sendiri ketika dia tersadar.

“Sialan… Sudah membuatku membayangkan hal seperti itu! Aku tidak akan pernah memaafkanmu, Hisamura…!”

Dia mengesampingkan fakta bahwa itu adalah khayalannya sendiri dan menyalahkan semuanya pada Hisamura.

Faktanya, wajar saja untuk bilang bahwa sebagian besar kesalahan terletak pada Hisamura, karena jika Hisamura tidak mengatakan atau melakukan hal-hal seperti itu, maka Sei tidak akan berdelusi seperti ini.

“O-Omong-omong, aku mendengar notifikasi RINE.”

Suara itu tidaklah mengganggu delusi Sei sebelumnya, malahan aplikasi chatting itulah yang mencegahnya menjadi lebih buruk.

Dia pun melihat ke layar ponsel dan mengetahui bahwa seseorang telah menghubunginya.

Sepertinya yang menghubunginya adalah Shiho.

Ketika dia membuka layar chat dengan Shiho, dia melihat…

“Ehh!? B-Bagaimana bisa…!?”

“Sei-chan, apakah kamu bersama… Hisamura-kun setelah aku meninggalkanmu di kelas?”

“B-Bagaimana Shiho bisa tahu tentang hal itu…?”



Apakah jangan-jangan Shiho melihatku berada dalam adegan yang memalukan seperti itu.…!?

Kalau memang begitu, aku terlalu malu untuk menemui Shiho sekarang.

Tidak, sebelum itu, daripada dengan Shiho, aku malah tidak tahu ekspresi seperti apa yang harus aku pasang saat menghadapi Hisamura.

“U-Untuk sekarang, mari kita balas dulu…”

Meski dia tidak yakin bagaimana harus menanggapi pesan Shiho, tapi dia tetap membalasnya.

“Ya, Hisamura datang ke kelas setelah kamu pergi.”

Untuk saat ini, dia hanya mengetik pesan itu dan mengirimnya untuk melihat bagaimana respon Shiho.

Jika Shiho melihat adegan pengakuan cinta penuh gairah yang dilakukan Hisamura, itu akan sangat memalukan sehingga wajahnya bisa terbakar karena malu.

Dan juga, sebelum pengakuan cinta itu, Hisamura bilang bahwa Sei sedikit naksir dengan Shigemoto.

Sei tidak tahu mulai dari mana Shiho mendengarnya.

Sei berharap, semoga, paling tidak, Shiho tidak mendengar kalau dia menyukai Shigemoto.

Nah, sekarang, Shigemoto telah benar-benar hilang dari kepalanya, dan yang ada dipikirannya hanyalah Hisamura.

“D-Dari mana kamu mendengarnya…?”

Tepat setelah dia mengirim pesan, pesannya langsung ditandai sebagai telah dibaca.

Dan tidak sampai satu menit, balasannya datang.

“Jadi benar. Jadi suara itu memang suara Hisamura-kun, ya? Apakah Hisamura-kun menembakmu, Sei-chan?

“Guh…!?”

Seperti yang diduga Shiho memang mendengar bagian pengakuannya.

Itu saja sudah menyebabkan kerusakan yang luar biasa pada Sei, tapi dia terus menerima lebih banyak pesan secara beruntun.

“Apa jawabanmu, Sei-chan? Apakah kamu menerimanya?

Lagi pula, Shiho juga cewek SMA, dan dia pasti sangat menyukai cerita percintaan.

Memerah, Sei menjawab dengan jujur.

“Kami tidak pacaran.”

Eh, jadi kamu menolaknya?

Hanya butuh waktu sekitar lima detik dari saat Sei mengirim pesan hingga saat dia menerima balasan ini.

“Aku tidak menolaknya!”

Hanya satu pesan, tapi Sei membalas lebih cepat dari kecepatan balasan Shiho sebelumnya.

“Kubilang, ‘Yah, jawabannya masih ditunda,’ atau lebih tepatnya, ‘Biarkan aku memikirkannya.’”

“Begitu ya. Lalu, apa yang akan kamu lakukan? Karena itu Sei-chan, kamu pasti terus memikirkannya sepanjang waktu.”

“Aku tidak memikirkannya sepanjang waktu kok…”

Sudah beberapa jam sejak Hisamura menembaknya.

Tentu saja, dia tidak memikirkannya sepanjang waktu.

Dia mengerjakan PR untuk pelajaran besok, menonton TV saat sedang makan malam, dll.

Meski, dia butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan PR dari biasanya, tidak ingat apa yang dia tonton, dan bahkan tidak ingat apa yang dia makan, tapi bukan berarti dia memikirkan Hisamura sepanjang waktu atau semacamnya… atau begitulah pikir Sei.

Apakah kamu sudah memutuskan jawabanmu?

“Belum…”

“Begitu ya. Tapi karena ini Sei-chan, kamu akan menolaknya di tempat jika kamu tidak ada perasaan untuknya, kan?”

“Ukh, kenapa Shiho hari ini begitu agresif…!”

Aku mendapat respons dalam beberapa detik atau puluhan detik setelah dibaca, tapi aku juga heran kenapa balasannya begitu tepat sasaran.

Mungkin itu karena Sei dan Shiho berteman sangat dekat sehingga mereka saling memahami.

“Tapi itu benar, kan? Jika seseorang menembakmu dengan penuh gairah seperti itu, sulit untuk tidak memikirkannya, kan?”

“Bukan seperti aku memikirkannya, kok.”

“Kamu bohong. Sei-chan, wajahmu jelas masih merah padam sekarang.”

“A-Apakah dia sedang memantauku dengan kamera pengintai? Ataukah ini video call?”

“Tapi sungguh keren saat Hisamura-kun bilang kalau dia pasti akan membuatmu bahagia. Aku ingin seseorang mengatakan itu padaku juga.”

“Ugh… Tapi apa yang sebenarnya dia sukai dariku…?

“Yah, karena Sei-chan sangat imut, tahu.”

Shiho selalu mengatakan itu pada Sei, tapi karena tidak ada orang lain yang pernah bilang begitu padanya, dia selalu berpikir bahwa itu tidak lebih dari sekedar pujian kosong.

Namun, dia tidak merasakan suasana atau kesan pujian kosong apa pun dari Hisamura.

“Aku yakin kamu lebih imut sekarang, jadi ayo kita telponan!”

“Ap—!? A-Apa maksudnya?”

Tiba-tiba, Shiho bilang bahwa dia ingin telponan dan sebelum Sei bisa menjawab, teleponnya mulai berdering.

Sei terkejut, tapi kemudian menekan tombol terima panggilan dan mendekatkan telepon ke telinganya dengan takut-takut.

Ah, Halo, Sei-chan?

“…Shiho, jangan tiba-tiba meneleponku.”

Hehe, maaf. Aku hanya ingin menelepon Sei-chan secepatnya.

“Ukh…”

Sei refleks mengangkat telepon sebelumnya, tapi sekarang dia menyesal karena dia tahu Shiho akan menggali lebih dalam dan menanyakan segala macam pertanyaan. Dia berharap dia tidak mengangkat panggilan itu.

Terima kasih sudah mengangkat telponnya, Sei-chan. Sekarang aku bisa bertanya sebanyak yang aku mau tentang momen itu!

“Y-Yah, aku tidak menjawab telepon untuk membicarakan hal itu…”

Hehe, akhir-akhir ini aku sering meminta nasihat cinta pada Sei-chan tentang Shigemoto-kun, tapi aku senang Sei-chan sekarang bisa berbicara tentang kisah cintanya juga!

“Ugh… Aku, um, aku mau tidur…”

Ini baru jam sepuluh, lho! Kamu tidur lebih larut malam dari itu, kan, Sei-chan? Apa kamu sebegitunya tidak mau membicarakan tentang kisah percintaanmu padaku…?”

“Tidak, bukan seperti itu… hanya saja, ini memalukan…”

Saat Sei berusaha mengatakan itu, dia mendengar desah napas dari ujung telepon.

“Fiuh… Sei-chan, kamu terdengar SANGAT IMUT barusan!”

“H-Hah? Apanya…!?”

Caramu mengatakan itu! Aku seorang cewek, tapi itu tetap membuat jantungku berdegup kencang!

“A-Aku tidak begitu mengerti apa yang kamu maksud dengan ‘caraku mengatakannya’…”

Hehe, Sei-chan dari awal memang imut. Tapi sepertinya Hisamura-kun membuatmu jadi semakin imut.

“A-Apa maksudmu dengan itu?!”



Karena dia menembakmu, kan?

“Uuu… Ya, tapi…”

Sei merasa sangat malu saat dibilang menjadi lebih imut setelah ditembak.

“Ngomong-ngomong, kenapa Hisamura-kun tiba-tiba menembakmu, Sei-chan?”

“A-Aku juga mau tahu alasannya.”

Baik Sei dan Shiho pernah beberapa kali berinteraksi dengan Hisamura, tapi tidak pernah ada tanda-tanda bahwa dia menyukai Sei.

Sei-chan, bagaimana cara dia menembakmu?

“K-Kenapa kamu menanyakan itu…!?”

“Tidak apa, kan? Aku ingin menggunakannya sebagai referensi saat aku mengungkapkan perasaanku pada Shigemoto-kun.

“Uuu… Aku tidak yakin apakah ini akan membantu tapi–”

Ketika Sei mendengar bahwa sahabatnya, Shiho, ingin agar pernyataan cintanya berhasil, Sei pun menjelaskan alur pengakuan cinta Hisamura dan kata-kata yang dia gunakan.

Ada banyak bagian yang membuatnya terhenti sejenak karena terlalu malu untuk diceritakan, tapi dia berhasil menjelaskan semuanya sampai akhir pada Shiho.

“T-Terima kasih Sei-chan… Aku minta maaf karena membuatmu harus menceritakan semua itu padaku.”

Haah, haaah… Tidak apa-apa. Jika itu bisa membantu Shiho, maka tak masalah…”

Bukan, maksudku… aku merasa sedikit tidak enak karena kamu sudah menceritakan semuanya padaku, namun aku tampaknya tidak bisa melakukan itu.

“K-Kenapa?”

“Karena itu terlalu memalukan… Itu bukan pernyataan cinta yang biasa dilakukan oleh anak sekolah jaman sekarang, itu lebih mirip dengan lamaran pernikahan.”

“Lamar-?!”

Tidak menduga akan diberitahu hal seperti itu, Sei refleks terbatuk.

Sei tidak dapat memahami pengakuan cinta Hisamura dari sudut pandang objektif. Tapi, dia tidak pernah mengira bahwa akan diberitahu hal seperti itu oleh Shiho yang melihatnya dari sudut pandang objektif.

Tapi memang seperti itu, kan? Ungkapan seperti aku akan membuatmu bahagia atau aku ingin mengabdikan seluruh hidupku untukmu… Kedengarannya seperti lamaran, kan?

“Yah… S-Setelah kamu menyebutkannya, kedengarannya memang seperti itu…”

Memang, diingat-ingat lagi, suasana dan kata-kata serius Hisamura lebih mirip dengan lamaran daripada pernyataan cinta, hanya saja dia tidak bilang ‘tolong menikahlah denganku.’

“Aku juga memang ingin pacaran dengan Shigemoto-kun dan bersamanya, tapi kurasa aku belum sanggup untuk melamarnya…”

“Y-Yah, meski aku menerima pengakuan Hisamura, bukan berarti aku sudah memikirkan untuk menikah atau semacamnya dengannya…!”

Oh, jadi, apakah itu berarti kamu akan menerima pengakuan cintanya?

“A-AKU TIDAK BILANG BEGITU!”

“Jadi kamu menolaknya?”

“Tidak, itu… Aku masih bingung harus berbuat apa…”

Kenyataannya, Sei tidak bisa membuat Hisamura terus menunggu jawabannya.

Sei harus segera memberinya jawaban, karena Hisamura sudah bilang bahwa dia ingin mendapatkan jawabannya sesegera mungkin.

“Hmm, apakah ada seseorang yang kamu sukai, Sei-chan?”

“S-Seseorang yang aku suka…?”

Ya, setelah kupikir-pikir, aku belum pernah mendengarmu berbicara tentang hal semacam itu, Sei-chan.

Saat ditanya tentang seseorang yang disukainya, wajah pertama yang terlintas di benak Sei adalah wajah Hisamura.

Tapi sebelum itu… atau lebih tepatnya sebelum Hisamura menembak Sei, orang yang dia pikirkan saat ditanya orang yang dia sukai adalah Yuuichi Shigemoto, gebetan Shiho.

“…Tidak, aku tidak sedang menyukai seseorang.”

Itu satu-satunya hal yang tidak bisa dia beritahukan pada Shiho.

Begitu ya. Jadi, bagaimana perasaanmu saat Hisamura-kun menembakmu?

“I-Itu… Um, membuatku agak senang.”

…Hah? Maaf, aku tidak bisa mendengarmu, suaramu terlalu kecil.

“K-Kubilang, itu membuatku bahagia… Sangat bahagia.”

Dia refleks menambahkan keterangan di akhir kalimat untuk mengungkapkan betapa bahagianya dia.

Dan pada kenyataannya, jauh di dalam lubuk hatinya, dia memang merasa sangat gembira.

Itulah sebabnya, bahkan sekarang, setelah beberapa jam berlalu sejak kejadian itu, wajahnya masih memerah saat dia mengingat momen itu.

Hehe, benar, kan? Sulit untuk tidak menyadari keberadaannya saat seseorang menembakmu dengan begitu bergairah, kan?”

“Uuu… Jangan terlalu mengolokku, Shiho. Aku juga sudah merasa kewalahan…”

Maaf. Ini pertama kalinya aku melakukan percakapan seperti ini dengan Sei-chan, jadi aku terlalu bersemangat.

Biasanya, mereka akan membicarakan masalah kisah cinta dan saran hubungan Shiho, tapi kali ini, itu tentang kisah cinta Sei.

Tidak heran kalau Shiho merasa sangat bersemangat.

Tapi Sei-chan, apa yang akan kamu lakukan? Apa kamu akan pacaran dengannya?”

“Yah… Aku tahu kalau Hisamura adalah pria yang sangat baik, tapi dia tiba-tiba menembakku begitu saja… Dan aku masih tidak yakin.”

“Hmm, kurasa kamu tidak perlu menganggapnya terlalu serius.”

“…Begitukah?”

Ya. Nah, setelah mendengar pengakuan itu dari Hisamura-kun, kamu mungkin merasa sangat tertekan karena kamu benar-benar berpikir untuk menikahinya, tapi kita masih SMA, lho?

“Y-Yah, benar, kurasa begitu.”

Tentu saja, dia tidak segila itu untuk segera menikah.

Tapi sebelum dia mendapat pesan dari Shiho, dia berpikir tentang bagaimana perasaannya jika dia menerima pengakuan Hisamura saat itu…

“Kuu… aku malah memikirkan sesuatu yang tidak perlu.”

“A-Ada apa?”

“B-Bukan apa-apa, silakan lanjutkan.”

Dia meninju boneka binatang itu lagi, untuk menghilangkan khayalan itu dari kepalanya.

“Ini cerita tentang seorang temanku di klub tenis. Ada seorang anak laki-laki yang menembaknya, meski temanku itu tidak menyukainya, tapi dia mencoba berkencan dengannya sekali, hanya untuk coba-coba.”

“B-Benarkah?”

Ya. Ada beberapa kasus di mana hal itu berjalan baik, dan ada juga yang tidak… Tapi mencoba pacaran tanpa memikirkan terlalu dalam tentang hal itu juga merupakan salah satu pilihan. Meski hal itu mungkin agak sulit untukmu, Sei-chan, karena kamu orang yang serius.

“Ya, itu benar…”

Faktanya, sebagian besar kisah cinta anak SMA mungkin seperti itu.

Tidak, bukan hanya anak SMA, itu bisa juga terjadi pada orang dewasa.

Mungkin hanya ada sedikit pria dan wanita yang pacaran karena memiliki perasaan serius pada satu sama lain sejak awal.

Jika kalian masih SMA, kalian bisa saja pacaran hanya untuk coba-coba dengan seseorang yang menembak kalian karena kalian merasa sedikit tertarik dengannya.

Itu bukan seperti kalian akan pacaran dengan orang itu selama sisa hidup kalian.

(Namun…)

“Sei-chan, aku menyukaimu. Aku pasti akan membuatmu bahagia, jadi tolong pacaranlah denganku.

Dengan tatapan lurus ke depan, Hisamura mengatakan itu dengan serius.

Bolehkah aku pacaran dengan orang yang seperti itu, dengan pikiran seperti ‘Aku tidak terlalu menyukainya, tapi mungkin ide yang baik untuk mencoba pacaran dengannya?

Fufu… Ini berbeda.”

“Hm? Ada apa?”

“Tidak, maaf, Shiho. Bukannya aku menyangkal ide pacaran dengan seseorang seperti yang dilakukan temanmu, tapi aku tidak menyukai hal semacam itu. Selain itu, Hisamura, dia… dia mengatakannya dengan sungguh-sungguh.”

“…Ya, aku tahu. Meskipun aku sendiri yang menyarankannya, aku tidak ingin Sei-chan melakukan itu.”

“Huh… Begitu ya.”

“Dan juga, jika aku akan menembak Shigemoto-kun, aku juga tidak akan senang jika dia pacaran denganku dengan berpikiran seperti itu.”

“Ya, itu benar. Yah, aku yakin Shigemoto, sama seperti Hisamura, akan menanggapinya dengan serius.”

“Ya, kupikir juga begitu. Karena itulah yang membuatku jatuh cinta padanya.”

“…Begitu ya.”

Jika Shiho mengatakan itu dengan begitu yakin, mungkin Sei tidak perlu mendekati Shigemoto untuk menyelidiki tentangnya.

Dengan begitu, Sei mungkin tidak akan menyukai Shigemoto.

Namun, mungkin juga Hisamura tidak akan menembak Sei jika dia tidak menyukai Shigemoto… Mempertimbangkan hal itu, Sei pikir mendekati Shigemoto mungkin merupakan keputusan yang tepat baginya.

(T-Tidak, tunggu dulu, Kenapa ditembak oleh Hisamura malah jadi keputusan yang tepat? Aku bahkan belum menerima pengakuannya…)

“Omong-omong, Sei-chan.”

“A-Apa?”

Shiho menyeringai dan berbicara melalui telepon saat Sei lagi-lagi terlalu banyak berpikir.

“Kamu sedikit membangga-banggakan dia barusan, kan?”

“Hah? Tidak, aku tidak membanggakannya…”

“Kamu bilang kalau Shigemoto-kun akan menganggapku serius sama seperti Hisamura-kun, kan? Dengan kata lain, Hisamura-kun memperlakukan Sei-chan dengan sangat serius, kan?”

“Hei, tidak, maksudku…”

Begitulah Sei, yang secara tidak sadar, membanggakannya lagi.

◇ ◇ ◇



Isekai Romcom Bahasa Indonesia [LN]

Isekai Romcom Bahasa Indonesia [LN]

Since I’ve Entered the World of Romantic Comedy Manga, I’ll Do My Best to Make the Heroine Who Doesn’t Stick With the Hero Happy, Rabu kome manga no sekai ni haitte shimattanode, shujinkō to kuttsukanai hiroin o zenryoku de shiawaseni suru
Score 9.7
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2022 Native Language: Jepang
Suatu hari aku tertabrak truk dan mendapati diriku menjadi sahabat dari protagonis dalam manga komedi romantis. Oh, ini mimpi, kan? Di depanku ada heroine yang kalah yang paling kusukai, Sei Shimada--Aku puas bisa menyatakan "Aku mencintaimu" padanya, tapi  aku tidak bisa bangun dari mimpi ini.....!??

Comment

Options

not work with dark mode
Reset