[LN] Isekai Romcom Volume 1 Chapter 1.1 Bahasa Indonesia

Masuk ke Dunia Manga? (Bagian 1)

Chapter 1: Masuk ke Dunia Manga?

1


──Di mana… ini?

Entah kenapa, kesadaranku kabur…

Aku membuka mata dan memeriksa situasi.

Aku melihat sekeliling dan mengetahui bahwa aku tampaknya berada di suatu sekolah.

Untuk sesaat aku mengira kalau itu adalah sekolahku, tapi setelah diamati baik-baik, ternyata bukan.

Struktur gedung dan koridornya berbeda dari sekolahku, dan yang terpenting… Entah kenapa, aku memakai seragam yang berbeda, seragamku beda tidak peduli bagaimana pun aku melihatnya.

Kenapa aku mengenakan seragam sekolah yang tidak aku kenal, dan bahkan, di mana aku?

Kalau tidak salah, bukankah tadi… aku tertabrak truk?

Jadi, mungkinkah semua ini adalah mimpi?

Apakah aku sekarang berada di dalam mimpi setelah ditabrak truk dan pingsan?

Kemungkinan besar itulah yang terjadi… atau mungkin aku sudah mati.

Hmm? Entah bagaimana, tubuhku mulai bergerak melawan keinginanku.

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah, menuju ke suatu tempat.

Saat aku melihat keluar jendela, aku bisa melihat tim sepak bola sedang aktif latihan di lapangan, jadi sepertinya sekarang adalah waktu sepulang sekolah.

Namun, bukannya ke pintu masuk sekolah, sepertinya aku malah menuju ke ruang kelas.

Entahlah, aneh rasanya tidak bisa menggerakkan tubuh sendiri.

Yah, lagian ini mimpi, tapi apakah memang seharusnya seperti ini?

Saat aku membiarkan tubuhku bergerak sendiri sambil berpikir begitu, aku pun tiba di depan salah satu ruang kelas.

Saat aku meraih pintu geser berusaha untuk masuk… tubuhku berhenti.

Aku mendengar suara datang dari dalam, jadi aku pun mulai menguping.

“Apa yang harus aku lakukan, Sei-chan…? Apakah aku boleh mengungkapkan perasaanku?”

“Apa yang membuatmu ragu, Shiho?”

Huh…!?

Suara, dan namanya barusan… Mungkinkah itu Shiho Fujise dan Sei Shimada?

Tidak, aku sudah membeli CD drama dan mendengarkannya berkali-kali, jadi aku tidak mungkin salah.

Suara-suara itu jelas suara Shiho Fujise dan Sei Shimada.

“Karena Yuichi-kiun sudah punya Toujoin-sain… kupikir aku hanya akan menghalangi mereka berdua.”

Adegan ini… Tidak mungkin, jangan-jangan?

Apakah itu adegan yang paling aku sukai… Adegan yang membuatku jatuh cinta pada Sei Shimada?

Adegan ini belum ada di CD dramanya, jadi tidak kusangka akan bisa mendengarnya di sini…!

Ini adalah adegan di mana sang heroine, Shiho Fujise, bertanya-tanya apakah dia harus mengungkapkan perasaannya pada sang protagonis, Yuuichi Shigemoto.

Yuuichi mengajaknya kencan dan dia tidak yakin apakah dia harus mengakui perasaannya pada Yuichi. Dia tidak memiliki keberanian untuk melakukannya.

Fujise berpikir untuk menolak ajakan kencannya karena Yuuichi sudah memiliki teman masa kecil yang imut bernama Kaori Toujoin.

Dan Sei-chan-lah orang yang menyemangatinya.

“Toujoin tidaklah penting. Yang penting adalah perasaanmu, Shiho.”

Aku sendirian di luar kelas seusai sekolah, dan aku bisa mendengar suara mereka berdua keluar dari dalam kelas.

“Perasaanku…”

“Shiho menyukai Shigemoto, kan? Kamu ingin pacaran dengannya, kan?”

“…Ya.”

“Maka, kamu harus melakukan yang terbaik. Jangan khawatir, kamu bisa melakukannya, Shiho. Selain itu, dia mengajakmu kencan, Jadi dia pasti memiliki perasaan padamu.”

“Y-Ya… itu benar. Terima kasih, Sei-chan.”

Akhirnya, Fujise berkata dengan malu-malu dan berterima kasih padanya.

“Baiklah, aku akan pergi ke ruang ekskul dulu!”

“Ya, semoga berhasil.”

“Ya! Terima kasih banyak, Sei-chan!”

Fujise adalah anggota ekskul tenis, jadi dia bergegas pergi ke aktivitas ekskulnya.

Aku berada di depan pintu podium, sementara Fujise berada di ujung seberang saat dia membuka pintu di belakang kelas, meninggalkan kelas dan berlari di koridor.

Fujise pun pergi ke aktivitas ekskulnya tanpa menyadariku.

Dan… Hanya Sei-chan yang tertinggal di dalam kelas sendirian.

“Semoga berhasil, Shiho… demi diriku juga.”

―Ini dia.

Ini adalah momen ketika aku jatuh cinta pada Sei-chan.

Sei-chan juga menyukai sang protagonis, Yuuichi Shigemoto.

Tapi Sei-chan sudah lama tahu kalau Fujise menyukai Yuichi.

Awalnya, Sei-chan tidak setuju pada Shigemoto, tapi semakin Sei-chan berinteraksi dengannya, semakin Sei-chan memahami kepribadian aslinya, dan semakin pula dia menyukainya.

Tapi demi sahabatnya Fujise, Sei-chan mengesampingkan perasaannya dan membantu mereka berdua agar bisa bersama.

Sei-chan sangat tulus pada kedua teman dan orang kepercayaannya.

Sei-chan yang seperti itulah yang membuatku jatuh cinta.

Saat aku memikirkan itu, tubuhku membuka pintu kelas dengan sendirinya.

Tentu saja, Sei-chan, yang ada di dalam kelas, menyadariku dan berbalik ke arahku.

“Huh…? Hisamura, apakah kamu mendengarkan semuanya?”

“Aku tidak bermaksud menguping dengan sengaja. Maaf.”

Mulutku terbuka dengan sendirinya dan aku menanggapi kata-kata Sei-chan.

Tapi, Hisamura?

Apakah Sei-chan memanggil namaku?

Ah, tapi sepertinya bukan begitu. Mengingat adegan ini…

Mungkinkah aku… telah menjadi Tsukasa Hisamura!?

Tsukasa Hisamura, adalah karakter lain dari “Ojojama,” dan merupakan teman dekat Yuuichi Shigemoto.

Perannya dalam cerita ini adalah mendengarkan masalah Shigemoto akan persoalan cinta dan memberikan beberapa nasihat.

Aku juga menyukai pria ini.

Alasannya? Itu karena namaku sama persis dengan nama karakternya.

Aku senang karena itu benar-benar seperti keajaiban, ada karakter dari manga favoritku yang memiliki nama yang sama denganku.

Terlebih lagi, cara bicara dan tindakannya sangat mirip denganku… Tidak, aku bersumpah tidak menirunya.

Aku senang setiap kali ada karakter yang memanggil namanya, karena aku merasa mereka juga memanggilku.

Dan bahkan sekarang pun, Sei-chan memanggil namaku.

Yah, mungkin dia memanggil Tsukasa Hisamura, karakter dalam manga ini, bukan aku di dunia nyata.

Namun, karakter klise sahabat protagonis dalam posisi seperti ini tidak terlalu terlibat dalam percintaan.

Ketika Shigemoto dan yang lainnya sedang berjuang dalam cinta segitiga mereka, Tsukasa Hisamura hanya… yah, merasa terhibur dan meledek mereka, serta terkadang maju dan memberikan nasihat yang serius pada mereka.

Tampaknya dalam mimpi ini, aku adalah Tsukasa Hisamura.

“Soal tadi, apakah kamu yakin? Shimada juga, pada Yuuichi…”

Mulutku, atau lebih tepatnya mulut Tsukasa Hisamura, terbuka dengan sendirinya lagi dan berbicara kepada Sei-chan.

Kalau dipikir-pikir, ceritanya juga berlanjut seperti ini di manga “Ojojama.

Mungkin aku berada di posisi Tsukasa Hisamura, tapi sekarang, aku seperti Tsukasa Hisamura yang berada dalam cerita aslinya?

Ini seharusnya mimpi, jadi kenapa ini terasa begitu nyata?

Tapi, ini hal yang bagus, karena dari bangku spesialku, aku bisa menonton dan merasakan adegan favoritku dengan nyata.

Sei-chan yang ada di depanku juga terlihat sangat cantik dan menawan.

“…Tidak apa. Aku hanya mencoba mencari tahu apakah Shigemoto adalah orang tepat untuk Shiho. Tidak ada tempat untukku, mereka sempurna untuk satu sama lain.”

Lalu Sei-chan tertawa.

Aaah, aku… jatuh cinta pada senyuman itu saat aku melihatnya.

Senyum yang indah demi teman-teman, namun juga senyum kesepian yang memendam perasaan sendiri.

Saat aku melihat senyum di wajahnya yang menggabungkan kedua itu, aku langsung menjadi penggemar Sei-chan, na──

──Namun, meskipun senyuman itulah yang membuatku jatuh cinta padanya, aku tidak ingin melihatnya.

Aku tidak ingin melihatnya memasang senyum sedih di wajahnya seperti itu.

Kebahagianmu adalah kebahagianku juga.

Aku ingin mengubah ceritanya──cerita yang tidak membuatmu bahagia.

“Aku menyukaimu.”

“…Huh?”

× × ×


Untuk pertama kalinya dalam mimpi ini, aku dapat bicara atas kemauanku sendiri.

“Aku suka pada caramu memikirkan teman-temanmu, kebaikan hatimu.”

“Hah? A-Apa yang sedang kamu bicarakan itu, Hisamura?”

Sepertinya aku sedang berbicara dengan Sei-chan sebagai Tsukasa Hisamura.

Terlebih lagi, Sei-chan menanggapi kata-kataku.

Untuk dapat memberitahu karakter manga favoritmu bahwa kau mencintainya dan dapat melihat reaksinya, itu hal yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

“Aku menyukai sosok Sei-chan yang bermartabat, itu sangat keren. Rambut perak pendekmu juga luar biasa, itu sangat indah.”

“S-Sei-chan?! K-Kenapa kamu tiba-tiba memanggilku seperti itu…? D-Dan berhentilah mengatakan sesuatu yang memalukan seperti itu…!”

Mendengar kata-kataku, wajah Sei-chan memerah padam.

Dia sangat imut dan menggemaskan…!

“Aku menyukai Sei-chan yang baik dan khawatir pada Fujise, hingga kamu menyelidiki Yuuichi untuk memastikan apakah dia pria yang baik atau bukan. Aku juga menyukai Sei-chan yang dengan mudahnya jatuh cinta pada Yuuichi setelah melihat dan berinteraksi dengannya, itu sungguh imut.”

“Ukh…! A-Apa kamu mau membuatku marah…!?”

Sei-chan, yang wajahnya memerah dan berlinang air mata, juga SANGAT IMUT!

“Aku menyukai Sei-chan yang peduli pada teman-temannya. Tapi aku benci Sei-chan yang membunuh perasaannya demi orang lain.”

“A-Apa sih yang tiba-tiba kau katakan itu…?”

Cerita yang aku baca, “Ojojama,” masih belum tamat.

Sebelumnya, Sei-chan memberi tahu Fujise bahwa dia harus mengungkapkan perasaannya pada Yuuichi, dan Fujise mencoba yang terbaik untuk melakukannya, tapi teman masa kecil Yuuichi, Kaori Toujoin, mengganggunya, dan karena itu, Fujise tidak dapat mengungkapkan perasaannya hari itu.

Ketika Fujise memberitahu Sei-chan bahwa dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya karena diganggu Toujoin, Sei-chan merasa sedikit lega.

Yuuichi Shigemoto belum menjalin hubungan dengan siapa pun, jadi Sei-chan merasa bahwa dia mungkin masih memiliki kesempatan.

Sei-chan membenci dirinya sendiri karena berpikiran seperti itu, tapi sebagai seorang manusia, dia tidak bisa menahan perasaan seperti itu.

Tapi… seiring berjalannya cerita, Sei-chan tidak akan pernah bisa berpacaran dengan Yuuichi Shigemoto.

Karena ada dua heroine utama, Sei-chan sudah jelas adalah heroine yang kalah.

Dengan kata lain, Sei-chan tidak akan bahagia jika ceritanya berlanjut seperti itu.

“Kamu mungkin tidak akan pernah bahagia, Sei-chan.”

“Kenapa kamu bilang begitu?!”

Ya, Tsukasa Hisamura sama sekali tidak terlibat dalam aspek romantis dari cerita.

Tapi, aku──

“Itulah sebabnya, Sei-chan, aku akan membuatmu bahagia.”

“…Huh?”

“Sei-chan, aku mencintaimu. Aku pasti akan membuatmu bahagia, jadi aku ingin kamu berpacaran denganku.”

“Apa?!”

Aku tidak tahu apa-apa mengenai keadaan Tsukasa Hisamura.

Aku ingin membuatnya bahagia.

Karena aku tahu betul kalau aku tidak ingin melihat senyum sedih itu lagi.

“T-Tunggu dulu! A-Apa kamu serius!?”

“Aku serius. Aku sangat mencintaimu, Sei-chan, aku mau mengabdikan seluruh hidupku padamu.”

“Haah!?”

Aku masih SMA dan hanya bekerja paruh waktu, tapi hampir semua uang yang aku peroleh dari kerja paruh waktuku digunakan untuk segala hal yang berhubungan dengan Sei-chan, seperti merchandise dan berbagai hal lainnya.

Aku akan terus melakukannya setiap kali merchandise baru Sei-chan dirilis.

Itulah betapa cintanya aku pada Sei-chan.

“Oh, jadi kau tipe pria yang akan mengatakan hal-hal seperti itu…?”

“Sei-chan-lah yang membuatku melakukannya.”

“Ukh… Jangan mengatakan kalimat menjijikan itu padaku…!”

Sambil mengatakan itu, Sei-chan membuang muka dan pipinya memerah, seolah-olah dia merasa malu.

Aku berjalan ke arahnya, ingin melihat lebih dekat pada wajah cantiknya.

Karena aku berada di dalam mimpi, aku bisa memberi tahu bagaimana perasaanku terhadapnya dan mendekatinya tanpa ragu-ragu.

Jika ini adalah dunia nyata, kurasa aku akan malu melakukannya, tapi tidak mungkin situasi di mana karakter manga ada di hadapanku ini adalah nyata.

“Aku menyukai wajahmu yang keren dan bermartabat, wajahmu yang malu dan tersipu, serta wajahmu yang tersenyum imut, aku menyukai semuanya.”

“K-Kamu dari tadi hanya membicarakan tentang wajahku saja…!”

“Tentu saja aku juga menyukai kepribadianmu. Seperti yang kubilang sebelumnya, menurutku sungguh menakjubkan bahwa Sei-chan memikirkan Fujise dengan menahan perasaanmu sendiri. Aku suka Sei-chan yang baik hati seperti itu, tapi aku ingin kamu lebih bahagia.”

“Hisamura…”

Dan karena cerita aslinya telah menunjukkan seperti apa Sei-chan akan terlihat dalam balutan pakaian renang, aku bisa tahu bahwa dia memiliki tubuh yang sangat bahenol, meskipun kalian tidak dapat mengetahuinuya jika kalian hanya melihatnya secara normal.

Yah, meski ini adalah mimpi, aku tidak punya nyali untuk memberitahu Sei-chan akan hal itu.

Sei-chan mundur sedikit setiap kali aku mencoba mendekatinya.

Dia bergerak mundur membelakangi podium kelas, jadi dia tidak sadar kalau tapaknya naik sedikit.

Lalu, Sei-chan tersandung dan hampir terjatuh ke belakang.

“Ah…!”

“Awas!”

Aku buru-buru meraihnya dan menangkapnya agar dia tidak jatuh ke lantai.

Aku menahannya seolah-olah memeluknya, jadi tubuh kami saling berdekatan dan itu berarti wajah kami juga sangat dekat.

“Haa…”

Entah itu nafasku, Sei-chan, atau kami berdua, tapi aku bisa mendengar suara terengah-engah.

“M-Maaf, terima kasih.”

“J-Jangan khawatir.”

Wajah Sei-chan menjadi merah padam, tapi dia dengan cepat berdiri sendiri dan menarik sedikit jarak dariku.

Wajahku juga memanas, seperti yang dapat diperkirakan dari situasi ini.

Dia memiliki bulu mata yang sangat panjang, dan matanya sangat besar sehingga aku merasa seperti akan tersedot… Sungguh, karakter kesukaanku sangat imut.

Aku ingin melihatnya lagi, lebih dekat.

Ini adalah mimpi, jadi aku mungkin bisa lebih agresif.

“Jadi, Sei-chan, apa jawabanmu?”

“J-Jawaban? Jawaban apa?”

“Tentu saja, jawaban atas pengakuanku.”

“Uuukh…!”

Saat dia berdiri di podium dan memalingkan wajah dariku dengan membelakangi papan tulis, aku bergerak lebih dekat ke arahnya dan meletakkan tangan kananku di papan tulis, mengurung Sei-chan dengan tanganku dan dinding.

Kurasa ini adalah pose yang dikenal sebagai ‘kabedon.’ Pose ini mungkin tidak terlihat bagus untuk pria sepertiku, tapi bagus dari sudut pandang objektif dan subjektif, terutama ketika Sei-chan yang menjadi subjeknya.

“H-Hisamura, um, kamu a-agak terlalu dekat…”

“Itu karena Sei-chan tidak menjawab. Selain itu, wajah malumu terlalu imut, jadi aku ingin lebih dekat denganmu.”

“Ukh… J-Jawabannya, um…”

“Aku menyukaimu, Sei-chan. Aku pasti akan membuatmu bahagia, jadi kumohon, pacaranlah denganku.”

“Ukh…!”

Saat aku mengatakan itu lagi, Sei-chan menatapku dengan mata barkaca-kaca.

Kuu! Sei-chan terlalu imut, kepalaku hampir mendidih karena keimutan ini!

“B-Bisakah kamu memberiku waktu untuk menjawab…? Ini sangat tiba-tiba, jadi, umm…”

“Tidak. Aku mau jawabannya sekarang.”

“Huh?!”

Karena ini adalah mimpi. jika aku tidak mendapatkan jawabannya sekarang, aku akan menyesalinya seumur hidupku begitu aku terbangun dari mimpi ini.

Bahkan jika aku akhirnya ditolak, aku ingin melihat bagaimana hasil akhir dari pengakuan di dalam mimpiku ini.

“Aku tidak akan pergi kecuali kamu menjawabku.”

“Uuu… Kamu tipe pria yang suka memaksa seperti itu, ya…?”

“Bagaimana menurutmu, Sei-chan? Bisakah aku menjadi pacar Sei-chan?”

Begitu aku mendekatkan wajahku dan menanyakan pertanyaan itu, Sei-chan menjawab sambil mengalihkan pandangannya kesana kemari.

“Y-Yah, maksudku, aku tahu kalau Hisamura adalah pria yang sangat baik… Jadi  bukan berarti bahwa kamu tidak bisa menjadi pacarku…”

“Jadi kita pacaran?”

“A-Ada perbedaan antara ini dan itu…!”

“Aku ingin kamu menjawabnya sekarang.”

Karena jika tidak, aku mungkin akan segera terbangun dari mimpiku.

“Yang mana, Sei-chan?”

“U-Uuuukh…! UWAAAー!”

“Waaa?”

Saat aku mencoba mendekatkan wajahku padanya, wajah Sei-chan memerah dan dia mendorong dadaku dengan kedua tangannya.

Tentu saja, itu membuatku terhuyung mundur, lalu Sei-chan memanfaatkan kesempatan itu untuk menyelinap keluar dari antara lenganku dan dinding.

“T-Tidak, aku tidak bisa menjawabnya sekarang! Aku pasti akan segera memberitahumu jawabanku nanti!”

“Tunggu! Sei-chan!”

Jika tidak sekarang, tidak ada artinya! Karena jika tidak sekarang, aku akan terbangun dari mimpiku dan tidak akan pernah mendengar jawabannya!

“T-Tidak, aku tidak bisa, aku tidak bisa melakukan ini! Aku mau pulang!”

Sei-chan mengambil barang-barangnya dan menuju pintu kelas.

Bahkan dalam mimpi ini pun, sepertinya aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi untuk mendengar jawabannya atas pengakuanku. Sialan.

Kalau begitu… mari kita selesaikan ini dengan satu kalimat terakhir.

“Aku serius, Sei-chan! Aku benar-benar sangat menyukaimu, dan aku pasti akan membuatmu bahagia!”

“Apa-?! A-Aku mengerti. Aku akan memikirkan itu sebagai acuannya. Daah!”

Setelah menunjukkan wajah merahnya yang imut untuk terakhir kalinya, Sei-chan pun meninggalkan kelas.

Aku bisa mendengar suara langkah kaki Sei-chan di koridor, dia sepertinya berlari secepat mungkin.

Sei-chan juga sangat atletis, jadi aku mungkin tidak akan bisa mengejarnya meskipun aku mencoba.

Apakah dia akan baik-baik saja? Kuharap dia tidak jatuh dari tangga karena lari terburu-buru.

Sungguh mengejutkan, kamu terkadang agak kikuk, ya, Sei-chan? Yah, bagian dari dirinya itu juga imut sih.

“Haaah… Tapi kamu tidak memberiku jawaban.”

Aku tidak tahu kapan aku akan terbangun dari mimpi ini, tapi aku mungkin akan terbangun sebelum aku mendapat jawaban.

Tapi, aku bersyukur bisa bermimpi bertemu karakter favoritku, dan melihat sisi dirinya yang menggemaskan yang bahkan mungkin belum pernah digambarkan dalam karya aslinya.

Dan aku mendapat pengalaman seperti itu dalam mimpiku, itu luar biasa.

“Tapi, aku masih belum terbangun ya…”

Aku tidak bisa bangun dari mimpi hingga aku refleks bergumam.

Faktanya, kesadaranku sangat jernih, dan indraku berfungsi sepenuhnya sehingga ini tidak terasa seperti mimpi sama sekali.

Aku ragu apakah aku benar-benar sedang bermimpi saat ini.

Tapi, yah, jika ternyata ini bukan semacam mimpi, ini akan jadi bencana.

“…Yah, ayo pulang sajalah.” kataku, dan mengambil tasku yang tergantung di meja.

Meski aku bilang kalau akan pulang, dunia ini adalah dunia “Ojojama,” jadi tidak ada tempat pulang untukku, tapi aku yang sekarang adalah Tsukasa Hisamura.

Tentu saja, Tsukasa Hisamura, karakter di dunia ini, memiliki tempat untuk pulang, jadi aku harus pulang ke sana.

Entah kenapa, lokasi rumahnya ada di pikiranku, jadi aku seharusnya bisa pulang ke rumah dengan normal.

Maksudku, sangat menarik bahwa pengalaman ini tampak begitu realistis bagiku.

Dan, aku pun memulai perjalanan pulang dengan suasana hati yang riang, mengingat betapa imutnya Sei-chan tadi.

“Huh? Apakah Hisamura-kun barusan menembak Sei-chan?”

–Saat ini, tidak pernah terpikir olehku bahwa seseorang telah mendengar pernyataan cintaku.

◇ ◇ ◇



Isekai Romcom Bahasa Indonesia [LN]

Isekai Romcom Bahasa Indonesia [LN]

Since I’ve Entered the World of Romantic Comedy Manga, I’ll Do My Best to Make the Heroine Who Doesn’t Stick With the Hero Happy, Rabu kome manga no sekai ni haitte shimattanode, shujinkō to kuttsukanai hiroin o zenryoku de shiawaseni suru
Score 9.7
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2022 Native Language: Jepang
Suatu hari aku tertabrak truk dan mendapati diriku menjadi sahabat dari protagonis dalam manga komedi romantis. Oh, ini mimpi, kan? Di depanku ada heroine yang kalah yang paling kusukai, Sei Shimada--Aku puas bisa menyatakan "Aku mencintaimu" padanya, tapi  aku tidak bisa bangun dari mimpi ini.....!??

Comment

Options

not work with dark mode
Reset