[WN] Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu Chapter 79 Bahasa Indonesia

Perjalanan Ski (Hari Pertama)! Bersama Meika!

Chapter 79: Perjalanan Ski (Hari Pertama)! Bersama Meika!


[Memperingati rilisnya volume kedua]

Rabu 1 Juni.

Volume 2 dari ‘Kanoneto’ sudah terbit sekarang!

Saya berharap sebanyak mungkin orang akan membacanya.

Cerita ini merupakan kelanjutan dari versi Kakuyomu.

Harap dicatat bahwa cerita ini memiliki pengembangan yang berbeda dari versi cetak (LN).

(Anggap saja ini sebagai dunia paralel dari versi cetak.)

*******************************************


Bus yang kami tumpangi tiba di penginapan tempat kami bermalam pada pukul lima pagi.

Meskipun disebut penginapan, tapi itu adalah penginapan besar yang dapat menampung hampir lima puluh orang.

Namun di sisi lain, tempatnya tidak mewah, mungkin karena itu dikhususkan untuk penginapan ski.

Kami menghabiskan waktu di lobi dan meninggalkan penginapan untuk menuju puncak lereng ski tepat setelah jam 8 pagi.

Saat aku dan Ishida mengantri di loket tiket lift…

Meika-chan muncul dari belakang kami.

“Apakah Meika-chan sedang tidak bersama Honoka?”

Saat aku menanyakan itu padanya, Meika-chan menjawab dengan sedikit malu-malu.

“Kami sepakat bahwa kami akan membagi kesempatan kami secara adil di kemah ini. Kami memutuskan urutannya dengan gunting-batu-kertas, dan diputuskan bahwa akulah yang akan bersama Yuu-san hari ini.”

…Kalian memutuskan urutannya dengan gunting-batu-kertas?…

“Apakah Touko-san tahu akan hal itu?”

Tampaknya, rasa tidak senang, pada kenyataan bahwa percakapan itu terjadi tanpa sepengetahuanku, terlihat jelas dalam suaraku.

Meika-chan tampak ketakutan.

“Eh, y-ya. En-chan sudah memberitahukannya ke Touko-san… dan dia berkata bahwa dia tidak keberatan dan menyruh kami bersenang-senang.”

Melihatnya ketakutan seperti itu, aku pun merenungkan kembali ucapanku.

Setidaknya Meika-chan tidak memiliki maksud jahat, dan tidak benar mengungkapkan ketidakpuasanku padanya di sini.

Selain itu, aku teringat pada apa yang dikatakan Touko-san padaku di rest area semalam.

…Aku ingin mereka berdua memiliki banyak kenangan indah, berpikir bahwa mereka senang telah ikut ke dalam perjalanan ini…

Benar. Baik Meika-chan dan Honoka diundang oleh ketua perkumpulan, Nakazaki-san.

Dan akulah sumber penyebab hal itu terjadi.

“Ah, aku tidak marah kok. Aku hanya penasaran apakah Touko-san tahu akan hal itu. Ahahaha.” kataku sembari tersenyum dengan tergesa-gesa.

Ishida, yang telah mendengarkanku sedari tadi, pun berkata dengan suara ceria yang dibuat-buat.

“Yo, sudah lama sejak kamu bermain ski, kan? Aku juga sudah beberapa tahun tidak main. Kalau begitu, bukankah kemampuanmu sudah karatan, Meika?”

Meika-chan pun membalas dengan ekspresi lega.

“Tidak apa-apa. Pada perjalanan ski keluarga terakhir kita, aku lebih baik dari Onii-chan, kan? Selain itu, aku berolahraga setiap hari di kegiatan klub! Aku tidak akan kalah dari Onii-chan yang kurang olahraga!”

Jadi, kami bertiga pun bermain ski bersama di peluncuran pertama.

Ketika kami akan menaiki lift kedua, disana ada Ayaka-san dan Yuri-san, mahasiswi tahun pertama pusat perkumpulan.

“Oh, Isshiki-kun dan Ishida bersaudara!”

Ayaka-san-lah yang berkata begitu.

“Heee~, kalian bertiga bermain ski bersama, ya?”

Yuri-san, yang berdiri di sampingnya, entah kenapa menyeringai lebar.

“Ya. Meika-chan tidak mengenal banyak orang di sini. Selain itu, Meika-chan mungkin akan gugup berada di antara kalangan mahasiswa.”

Meskipun bertekad kuat. Meika-chan adalah gadis SMA biasa.

Dia sangat berbeda dengan Honoka, yang bisa tetap tenang dikelilingi oleh mahasiswa laki-laki.

Mereka berdua tersenyum halus mendegar jawabanku.

Dan saat sudah waktunya untuk naik lift, Ayaka-san berkata.

“Isshiki-kun dan Ishida-kun, kalian naiklah berdua duluan. Kami akan naik bersama Meika-chan.”

Dan Yuri-san pun melanjutkan.

“Ya, benar, kami juga ingin mengobrol sebentar dengan Meika-chan. Tidak masalah naik lift sesama pria atau sesama wanita saja, kan?”

Lift ini memiliki empat tempat duduk.

Jadi, baik aku dan Ishida hanya menjawab, “Baiklah”, dan kami berdua naik lebih dulu.

Ketika mereka turun dari lift, Ayaka-san dan Yuri-san berbicara kepada Ishida.

“Hei, Ishida-kun, bagaimana kalau kita bermain ski di jalur atas saja? Membosankan terus berseluncur di jalur yang sama, kan?”

“Tapi, Meika-chan masih ingin berseluncur di jalur ini sedikit lagi untuk mendapatkan kembali instingnya, sih.”

Eh? Aku menatap Ishida, dan dia juga menatapku sejenak.

Tapi, Ishida…

“Ya, akan lebih menyenengkan untuk berseluncur di lereng yang lebih curam. Aku akan ke sana juga.”

Dia berkata begitu.

“Nah, Yuu, maaf, tapi tolong jaga Meika ya!”

Dan tanpa menunggu jawabanku, dia pergi dengan dua gadis itu menuju lift ke jalur yang lebih jauh.

…K-Kenapa tiba-tiba. Selain itu, sekarang tinggal aku dan Meika-chan…

Sambil memikirkan itu, aku pun melihat ke arah Meika-chan dan dia juga melihat ke arahku dengan rona merah di wajahnya.

A-Ano, uum, maukah kamu menemaniku sedikit lagi?”

Aku menyadari bahwa dia gugup.

Jika aku bersikap aneh di sini, dia mungkin akan lebih merasa tertekan.

“Ya, ayo berseluncur bersama. Kita bisa bergabung dengan Ishida dan yang lainnya nanti.”

Mendengar ini, Meika-chan mengalihkan pandangannya sedikit.

Namun, dia terlihat bahagia.

◈◈◈


Pukul 2 siang, aku dan Meika-chan pergi ke restoran di lereng ski untuk makan siang.

Pada akhirnya, kami tidak dapat bergabung dengan Ishida dan yang lainnya.

Meskipun sudah jam segini, restoran masih cukup ramai.

Ketika kami akhirnya sampai di tempat duduk, kami pun mengambil menu di atas meja.

“Meika-chan, kamu mau pesan apa?”

Kami cukup lapar karena kami tidak makan apa-apa selain cokelat sepanjang pagi ini.

Setelah melihat menu dengan seksama sebentar, aku bertanya kepada Meika-chan, yang juga melihat menu dengan seksama sepertiku sebelumnya.

“Aku bingung memilih antara paket ‘Katsudon dengan Sansai Soba” ini atau paket ‘Mountain Burger dengan Keju.’”

Meika-chan pasti sangat lapar juga.

Keduanya adalah pilihan yang cukup besar untuk ukuran anak perempuan.

“Sungguh kebetulan, ya. Aku barusan juga kebingungan memilih amtara menu yang sama persis dengan yang kamu sebutkan. Keduanya terdengar lezat.”

Meika-chan kemudian mendongakkan kepalanya dari menu dengan ekspresi berseri-seri.

“Kalau begitu, Yuu-san. Bagaimana kalau kita masing-masing memesan menu berbeda dan membaginya dua?”

“Eh?”

“Karena dengan begitu, kita bisa menikmati keduanya.”

Aku terdiam sejenak.

Tidak masalah jika menunya adalah sesuatu yang bisa kita makan satu per satu, seperti sandwich atau onigiri, tapi itu adalah katsudon, mie soba, dan hamburger.

Meika-chan pasti menyadari hal itu juga.

“Apakah… tidak bisa?”

Rasa malu dan kesepian terlihat jelas dalam ekspresi wajahnya.

Aku menyesal membuatnya memasang ekspresi seperti itu.

“Bisa banget kok. Ya, aku juga ingin memakan keduanya, dan kita berdua dapat memesan menu yang berbeda dan saling berbagi.”

Ekspresi Meika-chan pun kembali cerah.

Tak lama kemudian, makanan datang.

Satu set mangkuk katsudon dan sansai soba diletakkan di depanku, dan mountain burger dengan keju diletakkan di depan Meika-chan.

Pelayan memberiku satu piring kecil dan aku mulai membagikan saus katsudon milikku.

Sedangkan untuk mie sansai soba, Meika-chan berkata, “Kamu bisa memakannya duluan.”

Meika-chan juga mulai memotong hamburger besar menjadi dua dengan pisau.

Ada dua burger besar yang diapit di antara roti, dan itu kelihatannya agak sulit dipotong.

Karaage dan kentang gorengnya mau ditaruh dimana?”

Meika-chan menanyakan itu.

“Terserah dimana saja. Maksudku, aku tidak punya piring, jadi aku hanya akan mengambilnya langsung.”

Saat aku menjawab begitu, Meika-chan menatap karaage itu sesaat.

Lalu, dia pun tiba-tiba menusuk karaage dengan garpu dan mengulurkannya ke arahku.

Aaahn!”

Kata Meika-chan, dengan wajah merah cerah.

“Eh?”

Meika-chan kemudian mengucapkan kata yang sama dengan ekspresi seolah-olah dia lagi marah.

Aaahn!”

Wajahnya merah padam. Dan garpu yang menusuk karaage itu sedikit bergetar.

Aku pun refleks membuka mulut lebar-lebar, seolah-olah aku didesak oleh tekanannya.

Meika-chan dengan tergesa-gesa memasukkan karaage itu ke dalam mulutku.

Aku menatap Meika-chan dengan mata terbelalak sambil mengunyah karaage yang memenuhi mulutku.

Setelah itu, Meika-chan menundukkan kepalanya dengan wajah merah karena malu.

Namun, ketika mata kami bertemu, dia tertawa bahagia, berkata, “E-Ehehehe. Aku terlalu agresif, ya.”


Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu Bahasa Indonesia [WN]

Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu Bahasa Indonesia [WN]

My Girlfriend Cheated on Me With a Senior, so I’m Cheating on Her With His Girlfriend, Pacarku Selingkuh dengan Seniorku, maka Aku pun Berselingkuh dengan Cewek Seniorku
Score 9.5
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2020 Native Language: Jepang
Yuu Isshiki, seorang mahasiswa baru, mengetahui bahwa pacarnya, Karen, berselingkuh dengan seniornya, Kamokura. Dia sangat terkejut dan hancur sehingga dia meminta pada pacar Kamokura dan gadis tercantik di kampus, Touko: "Tolong, selingkuhlah denganku!" Sebuah komedi romantis mendebarkan yang dimulai dengan hubungan kaki tangan!      

Comment

Options

not work with dark mode
Reset