[LN] Yuujin-chara no Ore ga Motemakuru Wakenaidarou? Volume 3 Cerita Tambahan 3 Bahasa Indonesia

Cerita Tambahan Tiga: Tes Kepribadian

Suatu hari aku mendapati diriku berbicara dengan Kana ketika dia mengangkat topik yang belum pernah kami sentuh sebelumnya.

“Aku telah melakukan banyak tes kepribadian online akhir-akhir ini,” katanya.

“Oh, benarkah? Apakah kamu menemukan sesuatu yang keren?”

Dia mengangguk. “Oke, ini pertanyaan yang menurutku cukup menarik: Kamu berada di kereta, dan kamu serta dua orang lainnya mengambil tempat duduk prioritas. Di halte berikutnya, beberapa penumpang baru pun naik. Salah satunya adalah seorang lelaki tua dengan tongkat—dia terlihat seperti kesulitan berjalan—dan seorang wanita hamil. Kamu berpikir bahwa kamu harus menyerahkan tempat dudukmu, tapi kepada siapa? Ini dengan asumsi bahwa dua orang di sebelahmu belum menyadari dua penumpang baru tersebut.”

Hm, menarik. Aku akan memikirkannya dengan serius. Aku bertanya, “Apakah ini seharusnya merupakan semacam tes moral?”

“Ini bagian dari tes kepribadian!” jawabnya.

Aku berhenti untuk berpikir lebih lanjut sebelum aku menjawab, “Ya, jika ini adalah situasi nyata, dua orang lain di kursi prioritas akan lari begitu aku duduk di sebelah mereka. Jadi itu berarti pria tua dan wanita hamil itu tetap bisa duduk. Oke, ya. Itulah jawabanku.”

“Yuuji-kun, ini bukan tes IQ. Ini untuk mengetahui kepribadianmu,” jawab Kana dengan senyum paksa. Terlihat jelas bahwa dia merasa sangat kesal dengan tanggapanku.

“Ngomong-ngomong, pertanyaan ini menentukan apa?”

“Nah, katanya kamu bisa mencari tahu reaksi orang lain yang sebenarnya membutuhkan tempat duduk tapi tidak mendapatkannya.”

“Tunggu, apa? Bukankah ini tes kepribadian?” tanyaku, memelototinya dengan curiga. Sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu, jadi aku menutup mulutku dan membiarkannya melanjutkan.

“Ngomong-ngomong, mari kita lanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Ini bagian dari tes kepribadian khusus yang aku buat! Oke, jadi ketika kamu memikirkan kata ‘teman wanita,’ siapa yang langsung muncul di benakmu?”

Hm… Sepertinya Kana. Touka seharusnya menjadi pacarku, dan Makiri-sensei lebih seperti seseorang yang aku hormati dan merasa berhutang budi padanya. Aku tidak benar-benar bisa menyebut mereka sebagai “teman”-ku.

“Kamu,” jawabku.

“Hah!” teriaknya. “Ahem! Nah, hasil untuk ‘Tes Kepribadian Khusus Yuuji-kun.’”

“Huh? Langsung hasilnya?”

“Kuisku telah dirancang khusus untuk mengungkapkan gadis yang benar-benar kamu sukai jauh di dalam lubuk hatimu! Orang pertama yang muncul dalam pikiran—dalam kasusmu, yaitu aku—adalah pasangan idealmu, yang membuat kita 100% cocok! Jadiii… jika kita akhirnya pacaran, kita akan memiliki kehidupan yang panjang dan sejahtera bersama! Kita akan menetap, menikah, dan entah apa lagi.”

Aku terkejut sesaat, tapi aku segera mengetahui tipu muslihat kecilnya. “Pada titik ini, kamu hanya melakukan hal yang sama seperti meramal telapak tangan,” kataku.

“Aku tidak akan tinggal diam dan menerima ini lebih lama lagi,” gerutunya.

“Apa maksudmu?”

Dia menempelkan dirinya padaku, menatap langsung ke mataku, dan menyatakan, “Jangan pikir aku akan puas hanya dengan menjadi temanmu selamanya.”

“Kamu tidak pernah mengikuti tes kepribadian online, kan?”

Dia cekikikan, tapi tidak menjawabku.

Agak aneh memang dia mengarang seluruh cerita ini hanya untuk mencoba menggodaku atau mengungkapkan isi hatinya. Meski begitu, cukup terhormat melihat dia berusaha sekeras ini pada sesuatu, dan aku merasa sedikit malu karenanya.