[LN] Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu Volume 1 Chapter 7 Bahasa Indonesia

Penipu Saling Menipu

7. Penipu Saling Menipu


Keesokan harinya, Senin. Tidak seperti yang sebelum-sebelumnya, aku dan Touko-senpai sekarang berada di kedai kopi di Ochanomizu.

Tentu saja, itu untuk membahas rencana kami ke depannya. Karena festival kampus sudah dekat, kuliah kami juga selesai lebih awal.

Omong-omong, hari ini juga Kamokura dan Karen tampaknya ketemuan.

Demi Tuhan, Karen, akhir-akhir ini dia lebih sering bertemu dengan Kamokura daripada bertemu denganku.

Akhir-akhir ini, dia bertemu denganku seminggu sekali, sementara dia bertemu dengan Kamokura sekali atau bahkan dua kali.

Yah, mengetahui bahwa keduanya sedang berselingkuh sekarang, itu memungkinkanku untuk bertemu dengan Touko-senpai dan berdiskusi dalam damai, jadi itu menguntungkan juga bagi kami.

“Aku tahu hari apa mereka berdua akan melakukan perjalanan.”

Mengambil tempat duduknya, Touko-senpai mendekatkan wajahnya ke arahku dan berbicara dengan suara pelan.

“Dari tanggal 6 sampai 7 November. Mereka merencanakan perjalanan dua hari satu malam.”

“Itu saat festival sekolah.”

Seperti yang kami perkirakan. Karena kami tidak memiliki kelas selama seminggu di sekitar hari-hari itu, mereka dapat pergi dan bersenang-senang tanpa khawatir.

“Tetap saja, sungguh beraninya mereka berdua untuk melakukan perjalanan meskipun semua orang di perkumpulan kita mengatakan bahwa kita akan mendirikan stand minuman. Aku yakin beberapa rumor akan beredar di perkumpulan karena itu.”

“Itu karena Tetsuya sudah tahun ketiga. Ada banyak mahasiswa tahun ketiga yang tidak menghadiri festival kampus. Adapun Karen-san, jika hanya untuk 2 hari, dia bisa beralasan bahwa dia sedang tidak enak badan di hari itu dan itu tidak akan aneh bagi siapa pun, kan?”

Begitukah? Padahal kupikir festival kampus juga merupakan acara besar dalam kehidupan universitas.

“Nah, bagian yang penting adalah yang berikutnya ini. Aku sudah memberi tahu Tetsuya bahwa tidak apa-apa jika dia mau jalan-jalan. Oleh karena itu, aku yakin bahwa Karen-san akan segera menghubungimu. Pada saat itu, kamu juga harus berkata padanya dengan nada lembut bahwa tidak apa-apa kalau dia mau melakukan perjalanan. Pastikan kamu tidak mempertanyakan atau mencela dia dengan cara apa pun. Tentu saja, hal-hal seperti menyalahkan atau mencurigainya juga berlaku.”

“Jangan khawatir, aku tahu.”

“Kemudian, pada hari sebelum perjalanan, aku akan meminta Tetsuya untuk tidak melakukan perjalanan. Dengan begitu, Tetsuya kemungkinan besar harusnya membatalkan perjalanannya.”

… Mhm hm…

“Setelah itu, aku bisa membayangkan bahwa Karen-san, yang rencananya dibatalkan di menit-menit terakhir, akan menghubungimu. Sesuatu seperti, ‘Temanku membatalkan perjalanannya di menit terakhir.’”

“Apakah dia benar-benar akan menghubungiku segera setelah perselingkuhannya dibatalkan?”

Aku menyuarakan kekhawatiranku dan Touko-senpai menjawab dengan percaya diri.

“Menurut prediksiku, dia akan menghubungimu dengan tingkat kemungkinan 70%. Karena dia ingin kamu mendengarkan keluh kesahnya dan sebagai balas dendam terhadap Tetsuya. Karen-san seharusnya merasa sangat tidak puas dengan Tetsuya setelah dia tidak diprioritaskan. Aku percaya saat itulah dia ingin mendengar suaramu, pacarnya yang selalu mengutamakannya, yang membuatnya merasa aman, dan dia juga ingin dihibur oleh seseorang. Bukankah menurutmu begitu?”

…Aku benar-benar diperlakukan seperti badut, ya?…

“Jadi, saat Karen-san menghubungimu, aku ingin kamu menghiburnya dengan baik. Bahkan jika dia hanya mengirimimu pesan, kamu harus meneleponnya dan berbicara padanya dengan suara lembut. Dengan melakukan itu, dia akan berpikir, ‘Isshiki-kun-lah yang selalu memikirkanku terlebih dahulu pada saat-saat aku butuh.’”

“Aku hanya menjadi orang yang dimanfaatkan, ya?”

“Mau bagaimana lagi. Fakta bahwa Karen-san berselingkuh berarti dia lebih menyukai selingkuhannya daripada kamu atau dia tipe gadis yang tidak puas kecuali dia terus-menerus dicintai oleh banyak pria.”

Saat aku tetap diam, Touko-senpai melanjutkan.

“Namun, itu tidak masalah untuk kita. Asalkan kita bisa membuat Karen-san berpikir bahwa Isshiki-kun benar-benar orang yang paling disukainya, itu berarti kita bisa memberinya rasa aman mutlak bahwa apa pun yang terjadi, dia akan selalu bisa kembali padamu, Isshiki-kun.”

“Rasa aman mutlak?”

“Ya. Lalu, jika di saat-saat terakhir, tempat itu menghilang selamanya?”

Begitu ya, keberadaan, yang seperti ‘benteng terakhir’ atau ‘tempat bergantung’ yang selalu melakukan apa yang diinginkannya, akan hilang selamanya.

Itu akan menjadi kejadian yang sangat mengejutkan bagi Karen.

“Mengerti, kan? Bagaimanapun, untuk saat ini, fokuslah untuk membuat Karen-san jatuh cinta padamu. Setidaknya kamu harus menjaga pola pikir untuk menjadi pelindung Karen-san.”

…Pelindung, beneran?…

Dengan ini, jika semuanya berjalan seperti yang dikatakan Touko-senpai, aku akan benar-benar membenci Karen dari lubuk hatiku yang terdalam.

Dan pada saat yang sama, aku akan merasa ingin memukul diriku di masa lalu yang sangat gembira karena bisa memacari seorang gadis seperti itu.

Tiba-tiba, aku menyadari bahwa Touko-senpai sedang memperhatikanku dengan seksama. Ekspresinya memberitahuku bahwa dia ingin mengatakan sesuatu.

Aku tetap diam ketika aku balas menatapnya dengan bingung selama beberapa saat, setelah itu dia akhirnya membuka mulutnya dan berbicara padaku.

“Selanjutnya adalah… giliranmu…”

“Giliran… ku?”

Eh, memangnya ada semacam rencana atau strategi yang ingin kau bicarakan?

“Ayolah, kamu sudah janji, kan! Hadiahku…”

Ah, itu ya? Kami sebelumnya membicarakan soal rencana pembalasan kami terhadap Kamokura dan Karen, jadi aku tidak bisa langsung berpikiran ke arah sana.

Namun, aku tidak memiliki apa pun yang dapat dengan bangga aku presentasikan…

“Ah, ya. Soal ‘gadis imut,’ kan?”

Touko-senpai mengangguk memberikan isyarat ‘benar’. Ada semacam harapan di matanya.

…Nah, aku harus mulai dari mana, ya?…

Kurasa hal yang masuk akal untuk dilakukan dalam situasi ini adalah mulai dari bagian dalam, dari segi kepribadian.

“Baiklah kalau begitu. Seperti yang kamu tahu, itu haruslah wanita yang ‘baik dan lembut.’”

Tidak mengatakan apapun, Touko-senpai terus menatapku.

“Selain itu, dia harus berkemauan keras, untuk tidak membiarkan dirinya mudah diombang-ambingkan oleh orang lain.”

Seperti yang kalian lihat, Touko-senpai tidak berkata apa-apa dan terus menatap langsung ke arahku.

“Namun, alangkah baiknya jika sesekali dia membiarkan dirinya dimanjakan. Sesuatu seperti karakter tsundere atau kuudere.”

Bahkan sekarang pun, Touko-senpai tetap diam sambil menatapku.

Huh, aku merasa cahaya di matanya menjadi redup…

“Dia harus anggun, atau sesuatu semacam itu.”

K-Keheningan ini mulai membuatku takut.

“Tentu saja, wanita tipe rumah tangga juga akan disukai.”

Sialan, aku sudah kehabisan sesuatu untuk dikatakan.

“Dan, yang paling penting adalah dia setia.”

“Bukankah itu sudah jelas?”

Touko-senpai bergumam pelan.

Oh sial, apakah hanya perasaanku saja atau dia memang terlihat marah?

Satu-satunya hal yang bisa kupikirkan setelah itu adalah hal-hal tentang penampilan luar yang disebutkan Ishida.

Mungkin itu lebih baik daripada tidak mengatakan apa-apa sekarang?

“Seperti yang kamu tahu, alangkah baiknya jika penampilannya cantik.”

Aku merasa suhu tatapan dari Touko-senpai semakin dingin…

“Selain itu, kurasa p*yud*ra besar akan membuatnya didamba-dambakan pria.”

Touko-senpai menyilangkan tangannya seolah menyembunyikan dadanya.

Tidak bagus, apakah aku baru saja menginjak ranjau?

“Rambut juga bisa memberikan kesan kuat kan? Sesuatu seperti rambut pirang dan twin tail…”

Touko-senpai menatapku tanpa bergerak sedikit pun. Aku bisa merasakan emosi dingin datang dari tatapannya itu.

Namun, matanya tiba-tiba melembut.

“Terima kasih. Jadi seperti itulah ‘gadis imut’ menurutmu, Isshiki-kun.”

Touko-senpai memberiku senyum lembut dan dia berbicara dengan nada ramah.

Namun, di balik ekspresinya itu, kalian bisa melihat secercah kekecewaan terpancar.

“Benar. Sosok kebanyakan pria untuk ‘gadis imut’ kurang lebih seperti itu, ya.”

Nada suaranya yang ramah namun pasrah menusuk dadaku.

Bagaimana pun aku melihatnya, aku sepertinya salah paham tentang hal ini.

Jawaban yang dicari Touko-senpai bukanlah sosok yang dipikirkan setiap pria seperti itu.

Jika dia menginginkan penampilan yang dangkal akan definisi imut itu, dia dapat mencari contoh sebanyak yang dia mau dengan melihat majalah tentang itu.

Tingkah laku gadis-gadis imut juga, dia cukup meniru kepribadian imut layaknya idol seperti Karen. Tidak perlu repot-repot untuk bertanya kepada seseorang tentang hal itu.

Namun… Bukankah definisi imut yang Touko-senpai cari adalah sesuatu yang sangat rumit?

Imut hanya untuk orang yang melihat ke dalamnya.

Definisi ‘imut’ berbeda-beda untuk setiap orang.

Bahkan tingkah laku yang sama pun, jika orang tertentu melakukannya, mereka mungkin imut, tapi jika orang lain melakukannya, itu tidak lebih dari menjengkelkan.

Aku juga sudah melakukan yang terbaik dan memikirkan sepenuhnya tentang apa itu ‘gadis imut.’

Meski begitu, aku merasa bahwa semua yang menurutku adalah ‘gadis imut’ pada saat itu selalu berakhir terhubung dengan Touko-senpai. Itulah kenapa aku tidak punya pilihan lain selain memberi tahu dia unsur-unsur apa yang merupakan sesuatu yang ‘imut’ menurut kebanyakan laki-laki.

Itulah yang aku katakan pada diriku sendiri sebagai alasan.

Namun, tidak dapat disangkal bahwa aku tidak dapat memenuhi harapan Touko-senpai.

Aku tidak bisa membiarkan sesuatu tetap seperti ini.

“Harap tunggu sebentar. Aku juga hanya berbicara tentang kondisi umum yang membentuk seorang sebagai gadis imut tanpa bisa mengutarakan isi pikiranku sendiri tentang itu.”

Touko-senpai menatapku sekali lagi.

“Bisakah aku memintamu untuk memberikanku satu kesempatan lagi? Aku akan memberi tahumu kualitas penting seorang gadis imut yang kupikirkan di benakku sendiri. Bahkan jika sudah begitu pun jawabanku masih tidak bisa membuatmu puas, Touko-senpai, maka mau bagaimana lagi.”

“Tidak, kamu tidak perlu memaksakan diri. Bahkan aku sendiri pun tidak memiliki jawaban yang jelas untuk itu, jadi jika itu pendapatmu, Isshiki-kun…”

“Tidak, aku mohon. Tolong izinkan aku mencobanya sekali lagi.”

Aku meminta padanya dengan tenang, namun kuat.

Touko-senpai pun menghela nafas kecil. Sungguh aneh! Itu terlihat seolah dia merasa lega.

“Oke. Kalau begitu, sekali lagi, aku akan meminta bantuanmu. Aku juga merasa seperti aku terlalu terburu-buru kali ini. Pikirkanlah tentang itu dengan caramu sendiri untuk kedua kalinya.”

“Mengerti. Yang berikutnya, aku pasti akan membawakanmu jawaban terbaikku.”

Aku meletakkan semua tekadku di balik kata-kata itu.

Touko-senpai memang tidak mengatakannya, tapi dia pasti memiliki harapan dariku.

Terlebih lagi, aku merasa bahwa apakah jawabanku akan memuaskannya atau tidak akan berdampak serius pada hubunganku dan Touko-senpai ke depannya.

Dan begitulah, aku harus mendapatkan jawaban yang benar untuk pertanyaan ini bagaimana pun caranya.

◇ ◇ ◇


Malam hari setelah aku mendengar dari Touko-senpai tentang tanggal perjalanan perselingkuhan mereka, aku mendapat pesan dari Karen.

> (Karen) Ini soal perjalanan dengan teman Karen yang kita bicarakan sebelumnya. Itu sudah diputuskan kalau jalan-jalannya dari tanggal 6 sampai 7 November.

> (Yuu) Begitukah? Semoga perjalananmu menyenangkan.

Aku tidak menjawab lebih dari itu. Touko-senpai telah memberitahuku untuk tidak bertanya ke mana dia pergi atau dengan siapa dia pergi. Menurut apa yang dia katakan:

“Jika itu perjalanan perselingkuhan, hanya bertanya, ‘mau kemana?’, sudah cukup untuk menimbulkan kekhawatiran dari pihak lain. Kekhawatiran itu akan berubah menjadi perasaan jengkel yang berhubungan denganmu dan akan membuat Karen-san semakin menjauh darimu.”

Selain itu, dia mengatakan padaku bahwa meminta oleh-oleh juga tidak baik. Rupanya, banyak kasus di mana pasangan yang selingkuh ketahuan oleh orang lain karena oleh-oleh. Nah, tentu semua orang akan mengetahuinya jika ada dua orang yang menghilang dalam kurun waktu yang sama dan mereka membawa oleh-oleh dari tempat yang sama.

Dengan menghilangkan tekanan psikologis itu, pihak lain akan merasa bebas dari kekhawatirannya dan yang terpenting kami dapat menyingkirkan satu elemen yang dapat membuatnya menjauh.

> (Karen) Alangkah baiknya jika Yuu-kun juga pergi ke suatu tempat untuk bersenang-senang. Akhirnya universitas akan libur jangka panjang. Mungkin ada baiknya kalau Yuu-kun juga melakukan perjalanan bersama dengan Ishida-kun.

Jika aku juga bersenang-senang, mungkinkah itu untuk menurunkan perasaan bersalahnya?

Atau mungkin dia ingin mengetahui di mana aku akan berada?

> (Yuu) Aku akan baik-baik saja karena aku akan pergi ke festival kampus. Kita juga membuka stand minuman dari perkumpulan kita.

> (Karen) Festival kampus bukanlah hal yang besar, kan? Sedangkan untuk kios minuman, semua orang juga akan ada di sana. Jika ada terlalu banyak orang yang berkumpul di sana, mereka malah akan saling menghalangi, kan?

Kenapa gadis ini begitu enggan melihatku pergi ke festival kampus?

Apakah dia ingin mencegahku curiga karena Kamokura tidak akan berada di sana pada waktu yang sama?

Ataukah sebaliknya? Dengan mengatakan ini dia ingin memastikan apakah aku benar-benar akan berada di festival kampus.

> (Yuu) Mungkin begitu. Tetap saja, ini festival kampus pertama sejak aku masuk kuliah. Kurasa aku hanya sangat ingin tahu seperti apa suasananya.

Setelah hening sejenak, aku menerima balasan dari Karen.

> (Karen) Okelah. Kalau begitu pergi dan bersenang-senanglah menggantikan Karen juga. Pastikan untuk memberi tahu pendapat Yuu-kun tentang festival kampus pada Karen.

Perempuan ini… Jadi dia ingin tahu apa yang akan aku lakukan.

Dan kurasa dia bermaksud untuk memastikan berapa lama aku berada di festival kampus setelah itu.

Berdasarkan apa yang aku lihat, aku menduga kalau dia kemudian akan bertanya kepada teman-temannya tentang apa yang aku lakukan selama festival kampus.

Namun, jika ini adalah ekspresi kecurigaan Karen, apakah itu berarti aku telah membuat suatu kesalahan?

Apakah Karen menyadari bahwa aku curiga kalau mereka berdua berselingkuh?

> (Yuu) Oke. Kamu juga pergi dan bersenang-senanglah, Karen.

> (Karen) Ya, terima kasih! Kalau begitu, daa dah!

> (Yuu) Daah.

Dan seperti itulah, aku pun menutup percakapanku dengan Karen.

Setelah itu, Touko-senpai dan aku menghabiskan minggu terakhir hingga festival kampus dengan berpura-pura tidak tahu apa-apa dan hanya mengawasi Karen dan Kamokura dalam diam. Aku khawatir apakah Karen menyadari sesuatu, tapi sepertinya tidak ada masalah serius tentang itu.

Mungkin merasa bersemangat karena mereka akan melakukan perjalanan bersama setelah ini, keduanya bertemu tidak hanya pada hari Senin dan Selasa, tapi juga pada hari Sabtu.

Selama waktu itu, aku dan Touko-senpai menahan diri untuk tidak melakukan kontak langsung satu sama lain. Ini karena Touko-senpai telah mengatakan bahwa lebih baik tidak melakukan terlalu banyak pergerakan sekarang dan sebagai gantinya biarkan mereka berdua tenang dan meningkatkan ekspektasi mereka untuk perjalanan itu, yang mana hal itu diperlukan untuk rencana kami. Meski begitu, kami masih tetap berhubungan satu sama lain. Dan kami melakukannya pada waktu dan hari yang telah diatur sebelumnya.

Kami telah memutuskan untuk tidak menghubungi satu sama lain secara sembarangan di luar jam itu karena adanya risiko aku mungkin sedang bersama Karen atau Touko-senpai bersama Kamokura.

Namun, bagiku, daripada Karen yang ketemuan dengan Kamokura, Touko-senpai yang bertemu dengan Kamokura terasa lebih membebani pikiranku.

◇ ◇ ◇


5 Nopember

Hari ini adalah pameran festival kampus untuk internal. Mulai 6 November, festival juga akan terbuka untuk umum.

(TLN: Festival sekolah di Jepang biasanya berlangsung lebih dari 1 hari, di mana hari pertama biasanya hanya untuk siswa itu sendiri dan terkadang anggota keluarga. Setelah itu terbuka untuk umum)

Akhirnya, besok adalah hari di mana Karen dan Kamokura akan melakukan perjalanan perselngkuhan mereka.

Oleh karena itu, jika semuanya berjalan sesuai rencana, sekarang mereka harusnya…

Ponselku bergetar. Itu dari Touko-senpai.

> (Touko) Berhasil membatalkan perjalanan T sesuai rencana.

> (Yuu) Mengerti. Aku akan menghubungimu ketika K muncul.

> (Touko) T bersembunyi dariku barusan dan tampaknya dia menghubungi K untuk membatalkan perjalanan. Aku hampir 100% yakin kalau kamu akan segera dihubungi oleh K, bagaimana menurutmu?

> (Yuu) Apakah akan secepat itu? Dia berencana untuk melakukan perjalanan cintanya dengan pria lain sampai beberapa saat yang lalu. Jika itu aku, aku akan lebih berhati-hati.

> (Touko) Mungkin sebentar lagi. Percayalah pada intuisiku untuk yang satu ini. Selain itu, aku tahu kalau aku selalu mengataakan ini berulang-ulang tapi, ingatlah kalau kamu tidak boleh bersikap dingin saat berinteraksi dengan K. Aku mengerti kalau kamu marah, tapi ini adalah saat di mana kamu harus menahannya. Kamu harus baik hati dan berusaha memahami perasaannya sampai akhir sambil mendengarkan ceritanya. Kamu harus memberinya ‘rasa aman mutlak’ itu.

> (Yuu) Baiklah.

Tak lama setelah aku membalas begitu, aku menerima telepon.

…Persis seperti yang diperkirakan Touko-senpai…

Aku menjawab telpon dengan pikiran itu di benakku.

“Halo.”

“Halo, Yuu-kun?”

“Iya, ada apa?”

“Dengarkan ini, jahat banget lho! Yuu-kun percaya gak kalau perjalanan besok dibatalkan barusan, hari ini!?”

…Bagaimana bisa itu disebut ‘jahat’ ketika seorang wanita jahat mencoba melakukan hal yang jahat dan itu dibatalkan?

Meski terkejut, aku masih bertanya padanya.

“Begitukah? Untuk perjalanan yang sangat kamu nanti-nantikan dibatalkan tiba-tiba seperti itu benar-benar jahat.”

Aku menjawabnya dengan kata-kata itu sama sekali tanpa emosi.

“Benarkan? Itu jahat, benar-benar jahat, kan!? Padahal Karen benar-benar menantikannya, tapi itu malah dibatalkan hari ini di menit terakhir!”

Mungkin karena kami sedang berbicara di telepon, tapi tampaknya Karen tidak terganggu oleh kalimat-kalimatku yang setengah hati.

Tetap saja, Touko-senpai telah memberitahuku selama ini, bahwa aku harus berusaha untuk lebih dekat dan memahami perasaan Karen di sini.

“Begitu ya. Karen, sungguh malang, aku sangat kasihan padamu.”

Ah, sial, kalimat itu sama sekali kayak tidak dari hati.

“Terima kasih, Yuu-kun. Karen mulai merasa sedih. Sepertinya Karen juga sedikit menangis.”

Sepertinya bahkan kata-kata kosongku itu sudah cukup untuk ‘mode penuh heroine tragis’ yang dilakukan Karen.

“Jangan menangis. Aku akan menghiburmu secara langsung jika kamu ada di dekat sini.”

Harus kubilang aku sendiri telah menjadi seorang aktor yang cukup baik.

“Ya, Karen ingin bertemu dengan Yuu-kun. Jika itu Yuu-kun, dia tidak akan melakukan hal buruk seperti ini pada Karen, kan?”

I-Idiot, menurutmu seberapa buruk hal yang kamu lakukan padaku, bajingan?

Namun, aku tidak menyangka bahwa semuanya berjalan sesuai dengan apa yang Touko-senpai uraikan.

Tanpa berpikir, senyum terbentuk di bibirku saat aku mendengarkannya.

Meskipun begitu, kata-kataku, betapapun kosongnya, akan tetap menjadi kata-kata pacar Karen yang baik hati.

“Tentu saja. Bukankah sudah jelas bahwa aku akan selalu ada di pihak Karen?”

Aku bisa mendengar isak tangis Karen dari sisi lain telepon.

Namun, dibandingkan dengan tangisan yang kudengar dari Touko-senpai saat Karen masuk ke dalam apartemen Kamokura, itu terdengar sangat murahan. Tangisan Karen bahkan tidak membangkitkan setitik belas kasih pun di hatiku.

“Karen… sangat senang bahwa Yuu-kun adalah pacarnya…”

Oh? Jika dia mengatakan itu, apakah itu berarti tingkat ketergantungannya padaku meningkat?

Bagiku memilikimu sebagai pacarku adalah hal terburuk.

“Apakah ada masalah dengan biaya pembatalan dan sebagainya? Dibatalkan sehari sebelum hari-H membuatku berpikir kalau mereka akan memotong bayaranmu sepenuhnya.”

Aku tidak punya apa-apa untuk dibicarakan, jadi untuk saat ini, aku mencoba menanyakan sesuatu yang membuatku terlihat khawatir padanya.

Masa hening berlalu setelah itu. Sepertinya Karen bingung untuk berkata-kata.

“Seharusnya tidak ada masalah dengan biaya pembatalannya… Karena kami berencana untuk pergi dengan mobil…”

Ah, aku tidak menanyakan sesuatu yang seharusnya tidak aku lakukan, kan?

Mungkinkah Kamokura telah mengurus biaya penginapan, atau mungkin mereka bermaksud untuk tidak melakukan reservasi dan malah berhenti di hotel cinta mana pun yang mereka temukan di dekatnya?

“Begitu ya. Yah, aku hanya berpikir bahwa akan sangat buruk jika kamu juga harus membayar biaya pembatalan, Karen.”

Untuk saat ini, aku mencoba menghindarinya. Dan sepertinya Karen juga puas dengan itu.

“Terima kasih, Yuu-kun. Karena sudah mengkhawatirkan Karen.”

Ngomong-ngomong soal gampang. Gadis ini, dia benar-benar wanita gampangan.

“Kalau begitu, Yuu-kun. Bisakah Yuu-kun bertemu Karen besok?”

“Eh?”

Secara tidak sengaja, aku mengungkapkan keterkejutan dalam suaraku.

Jika kami hanya berbicara di telepon hanya dengan suara kami, aku masih bisa berpura-pura, tapi bertatap muka dengan wanita tukang selingkuh ini dan memperlakukannya dengan baik adalah hal yang mustahil. Jika aku melihat Karen mencoba untuk bertingkah sok imut dan polos di depanku sekarang, aku pasti akan sangat ingin meninju wajahnya.

Maksudku, ingat bagaimana sampai barusan dia berencana melakukan perjalanan cinta dengan pria lain?

Belum lagi dengan seseorang yang kukenal, senpai-ku. Aku sudah berpikiran kalau dia kurang ajar dan tidak tahu malu karena meneleponku, dan sekarang dia malah ingin bertemu denganku karena rencana perjalanan kecilnya gagal? Sungguh kurang ajarnya dia!? Dia pasti perwujudan dari tidak tahu malu dan bermoral.

“Maaf. Aku juga ingin bertemu denganmu Karen, tapi aku sudah ada janji untuk besok.”

Untuk saat ini, aku menanggapi sampai situ. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk menjadi pengganti pada saat dia seharusnya meniduri pria lain tapi dibatalkan pada menit terakhir.

“Begitu ya…”

Karen berbicara tampak sedih.

“Maafkan aku, Karen. Aku akan meluangkan waktu lain kali.”

Aku menutup telepon setelah mengatakan itu.

Setelah itu, aku langsung menelepon Touko-senpai. Aku ingin berdiskusi langsung dengannya soal semua detail dari apa yang baru saja terjadi.

“Persis seperti yang kamu katakan, Touko-senpai. Karen, perempuan itu, dia meneleponku tak lama setelah kamu mengatakannya!”

Meski begitu, Touko-senpai tetap tenang dari awal sampai akhir.

“Ya. Kemungkinan besar, dia memiliki imej dirinya sebagai ‘orang yang imut’ di benaknya. Dia terus-menerus menganggap dirinya sebagai ‘heroine yang tragis’. Itulah sebabnya dia mencari orang-orang yang datang untuk menyelamatkannya dan bersimpati padanya.”

“Tapi bukankah dia terlalu tidak tahu malu untuk meminta hal itu padaku, yang menjadi korban perselingkuhannya ini?”

“Kurasa mungkin baginya, dia ‘yang dipaksa untuk berselingkuh’ adalah korban itu sendiri. Dia mungkin memikirkan sesuatu seperti, ‘pacarku tidak mengerti aku,’ ‘pacarku mengabaikanku,’ ‘pacarku tidak akan memberikan apa yang aku inginkan.’”

Hrmm, itu adalah beberapa emosi yang tidak dapat aku mengerti. Sebenarnya, jika Karen benar berpikiran seperti itu, itu akan membuatku semakin marah.

“Ngomong-ngomong, apa yang kamu katakan agar Kamokura-senpai membatalkan perjalanannya, Touko-senpai?”

“Sederhana saja. Aku bilang, ‘Aku ingin jalan-jalan juga.’”

“Hanya itu?”

Aku terperangah. Kupikir dia telah menggunakan beberapa teknik yang lebih rumit untuk itu.

“Ya. Aku bilang padanya bahwa ada tempat yang aku ingin kami kunjungi berdua, apa pun yang terjadi. Aku membuat amukan kecil mengatakan bahwa satu-satunya saat kami bisa melakukan perjalanan berdua tanpa khawatir adalah selama periode ini.”

Uh huh, wanita benar-benar tangguh. Meskipun begitu, masalah untukku saat ini tidak terletak di sana.

“Jadi, Touko-senpai, kamu akan melakukan perjalanan bersama dengan Kamokura-senpai?”

Namun, hal itu langsung dibantah.

“Tidak. Aku berniat untuk membatalkannya pada saat-saat terakhir. Ketika besok tiba, aku akan memberitahunya bahwa aku tiba-tiba merasa sakit. Siapa yang mau melakukan sesuatu seperti jalan-jalan dengan seorang pria yang sedang berselingkuh dengan wanita lain!”

Seperti yang diharapkan, Touko-senpai juga mengatakan bagian terakhir itu dengan jijik.

…Syukurlah …

Tanpa sadar aku mendapati diriku menepuk dada dengan lega.

“Karen memberitahuku bahwa dia juga ingin bertemu denganku besok. Tapi seperti yang bisa kamu bayangkan, aku sedang tidak ingin bertemu dengannya, jadi aku menolak ajakannya dengan mengatakan bahwa aku sudah punya janji untuk besok.”

Touko-senpai kemudian berbicara dengan nada tegas.

“Tidak boleh begitu. Kamu harus pergi dan bertemu dengan Karen-san. Dan ketika kamu melakukannya, kamu harus menghiburnya dengan cara yang lembut.”

Kata-katanya itu mengejutkanku.

“Eh? Touko-senpai, kamu sendiri tidak ingin bertemu Kamokura-senpai, kan? Hal yang sama juga berlaku untukku.”

“Situasi kita berbeda. Saat ini, aku memegang kartu as untuk menghadapi Tetsuya, tapi kamu, di sisi lain, kurasa tidak memiliki kartu as yang dapat bekerja terhadap Karen-san. Itulah sebabnya kamu harus melakukan yang terbaik untuk membuat perasaan Karen-san padamu tumbuh. Karena itulah, kamu perlu bertemu Karen-san besok dan sepenuhnya menerima perasaannya.”

…Kartu as…?

Aku penasaran tentang arti dari kata-kata itu. Tapi sebelum aku bisa bertanya tentang hal itu, Touko-senpai terus berbicara.

“Selain itu, begitu Tetsuya mengetahui bahwa dia tidak akan bisa melakukan perjalanan denganku, dia mungkin akan mencoba mengajak Karen-san lagi, tahu? Untuk mencegah hal itu terjadi, kamu harus memastikan bahwa Karen-san akan menghabiskan waktunya besok bersamamu!”

“Baiklah. Jika itu yang kamu katakan, Touko-senpai.”

Aku mungkin menjawab seperti itu, tapi kenyataannya aku merasa kecewa.

…Apakah Touko-senpai tidak merasakan apa-apa meski aku bertemu dengan Karen?…



Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu Bahasa Indonesia [LN]

Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu Bahasa Indonesia [LN]

My Girlfriend Cheated on Me With a Senior, so I’m Cheating on Her With His Girlfriend, Pacarku Selingkuh dengan Seniorku, maka Aku pun Berselingkuh dengan Cewek Seniorku
Score 9.9
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2021 Native Language: Jepang
“Touko-senpai! Tolong berselingkuh denganku!" “Tenang, Isshiki-kun… aku tidak akan puas sebelum kita membuat mereka berdua yang menyelingkuhi kita merasakan neraka itu sendiri!” Yuu Isshiki terkejut mengetahui pacarnya berselingkuh, jadi dia memutuskan untuk berselingkuh dengan pacar dari pria yang mencuri ceweknya, Touko Sakurajima, yang kebetulan juga adalah senpai yang dia kagumi. Sebagai bagian dari rencana mereka, Touko mengusulkan untuk 'membalas' mereka sebesar mungkin, jadi dia mulai membuat Yuu menjadi pria yang menarik dan populer di kalangan perempuan!? Pilihan pakaian, topik pembicaraan, dll... Yuu mendapati dirinya berada di tengah peningkatan gila-gilaan dalam reputasinya di kalangan perempuan; namun, perasaannya pada Touko terus tumbuh. Saat rencana mereka terus berkembang, hubungan antara mereka berdua tiba-tiba menjadi intim… 'Pembalasan' apa yang akan dilakukan oleh mereka yang diselingkuhi pada Malam Natal?! Apa kesimpulan yang menunggu mereka berdua!? Tirai komedi romantis balas dendam pun dinaikkan!

Comment

Options

not work with dark mode
Reset