[LN] Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu Volume 1 Cerita Pendek Bahasa Indonesia

Touko dan Kazumi di Kafe

Touko dan Kazumi di Kafe


Setelah pertemuan dengan Isshiki-kun dan Ishida-kun dalam pertemuan pertama kami berempat, aku dan Kazumi memasuki kafe, berdua saja. Setelah aku membeli kopi manis ukuran grande, aku tiba di tempat dudukku dan segera menyadari bahwa Kazumi, yang telah duduk di depanku, sedang menatapku dengan mata nakal sembari meletakkan dagu di tangannya.

“Apa?” tanyaku padanya lebih dulu, yang membuat Kazumi semakin menyeringai.

“Oh, bukan apa-apa. Aku hanya berpikir bahwa kamu sangat aneh, Touko~.”

“Apanya?”

“Aku berbicara tentang pertemuan tadi. Isshiki-kun, kan? Ini adalah pertama kalinya aku melihatmu berbicara begitu blak-blakan dan tanpa khawatir dengan seorang pria, Touko.”

“Menurutmu begitu? Menurutku aku berbicara seperti biasanya.” jawabku sesaat sebelum mengangkat secangkir kopi menuju bibirku.

“Apakah kamu tertarik padanya? Pada lelaki itu?”

Mmhh!! Kopi yang ada di dalam mulutku hampir salah masuk saluran untuk sesaat.

Namun, tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa itu telah terjadi, aku menjawabnya.

“Ini tidak ada hubungannya dengan ketertarikanku atau semacamnya… Bukankah dia adik tingkatku di kampus? Aku tidak memiliki ketertarikan khusus atau semacamnya padanya.”

“Begitukah? Tapi, Touko yang biasanya kukenal tidak akan berbicara seperti itu dengan adik tingkat biasa mana pun.”

“Itu karena Isshiki-kun berada di posisi yang sama denganku; kami berdua sama-sama dikhianati oleh pasangan kami. Kami adalah rekan yang telah memutuskan untuk membalas dendam bersama di masa depan.”

“Tapi, tahukah kamu, Touko yang aku kenal akan menangani berbagai hal sendiri bahkan dalam situasi itu. Sebaliknya, bukankah cukup hanya dengan menyudutkan Kamokura lewat pertanyaan sampai kamu membuatnya mengaku soal perselingkuhannya?”

“Kita berbicara tentang mereka yang menyelingkuhi kami. Tidak mungkin semua ini berakhir hanya dengan sekedar kata ‘maaf’ dari mereka.”

“Jika itu tidak cukup untukmu, kamu selalu bisa menampar wajah mereka dan putus. Jika kamu tidak ingin putus, kamu selalu dapat membuatnya membelikanmu dompet atau sepatu mahal sebagai kompensasi atau semacamnya. Belum lagi Touko yang biasanya akan berpikir sesuatu seperti, ‘meski pasanganku yang selingkuh, penyebabnya mungkin terletak padaku,’ dan kemudian kamu hanya akan diam saja, kan?”

Aku merenungkannya sejenak. Memang benar, apa yang dikatakan Kazumi mungkin ada benarnya.

“Ini hanya dugaanku, tapi… aku mungkin merasa bersalah dengan Isshiki-kun. Lagipula, dia akhirnya terluka karena Tetsuya berselingkuh dengan Karen…”

“Hmmm.”

Kazumi menatapku dengan mata terbuka setengah, seolah-olah dia ingin mengatakan bahwa dia telah melihat ke dalam diriku.

“Apakah hanya itu saja?”

“Apa maksudmu? Memangnya apa lagi?”

“Kamu yakin bukan hanya karena kamu ingin bertemu dengan Isshiki-kun, Touko?”

Pff! Kali ini kopi masuk ke trakeaku. Akibatnya, aku terbatuk.

“Tidak peduli betapa tepat sasarannya aku, kamu seharusnya tidak perlu begitu panik!”

Kazumi berbicara sambil tertawa dan menawariku tisu.

Aku mengambil tisu sambil memelototinya.

“Bukannya aku tersedak karena kamu tepat sasaran. Itu karena kamu mengatakan sesuatu yang sangat aneh, Kazumi.”

“Aku paham, aku paham. Lalu, intinya adalah kamu sama sekali tidak tertarik pada Isshiki-kun, kan, Touko?”

Setelah menyeka mulutku dengan tisu, aku menjawabnya.

“Tentu saja, bukankah sudah jelas? Apakah kamu benar-benar berpikir aku akan melakukan sesuatu seperti mencari pria lain secepat itu hanya karena Tetsuya berselingkuh…?”

“Baiklah. Kalau begitu, saat ini, posisi seperti apa yang dimiliki Isshiki-kun untukmu, Touko?”

…Posisi Isshiki-kun?…

Aku secara alami teringat pada Sabtu malam ketika perselingkuhan Tetsuya dan Karen dipastikan di hadapanku.

“Tolong izinkan aku memanjakanmu kali ini…”

Saat itu, aku akhirnya menangis di dadanya.

Terlepas dari betapa mengejutkannya hal yang terjadi, kurasa aku tidak akan bisa melakukan hal seperti itu dengan pria lain.

Tentu saja, aku mungkin merasakan kenyamanan khusus darinya yang membuatku merasa aman.

“Kamu memang memberitahuku sebelumnya bahwa Isshiki-kun adalah rekan seperjuangan yang bertarung bersamamu tapi…”

Kazumi menatapku dengan penuh minat.

“Mungkin aku merasa dia seperti… adik sendiri?”

Haahh…”

Kazumi menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi karena bosan.

“Adik, ya… Kamu mengelak dengan baik, Touko.”

“Apa? Aku tidak berusaha mengelak dari…”

“Ya, ya.”

Kazumi menegakkan tubuhnya lagi sambil melambaikan tangan kanannya.

“Baiklah. Jika kamu sendiri belum menyadarinya, Touko, maka itu mungkin bagus juga. Mari kita anggap saja dia sebagai adik untuk saat ini.”

“Apa maksudmu dengan ‘belum menyadarinya’!? Seolah-olah kamu bilang bahwa aku…!”

“Touko, biar kuberi tahu bahwa setiap kali kamu bersama Kamokura, kamu selalu terasa seperti sedang waspada.”

Kazumi mulai berbicara bahkan tanpa mendengar sepatah kata pun yang aku ucapkan.

“Hal yang sama berlaku saat kamu berbicara dengan pria lain. Rasanya seperti kamu selalu membuat jarak atau seolah-olah kamu menurunkan tirai transparan antara kamu dan mereka.”

Dalam diam, aku menyesap kopiku. Aku sangat berhati-hati agar tidak tersedak kali ini.

“Namun, aku tidak merasakan perasaan itu datang darimu saat kamu bersama Isshiki-kun. Seperti kamu menghadapinya dengan jujur ​​dan seterbuka mungkin, Touko. Selama aku mengenalmu, ini adalah pertama kalinya hal itu terjadi.”

“Kamu… Kamu mungkin benar tentang itu.”

Aku harus mengakui itu. Seperti yang dia katakan, aku merasa bahwa aku bisa menjadi diriku sendiri kapanpun aku bersama Isshiki-kun.

“Cinta di mana kamu terus-menerus harus menjaga sikapmu memang tak masalah, tapi jenis cinta yang bertahan lama adalah cinta di mana kamu bersikap secara alami tanpa harus khawatir tentang apa pun. Touko, kamu punya kebiasaan buruk untuk selalu membawa banyak beban sendiri dalam segala hal yang kamu lakukan.”

“Bukannya aku ingin menjalin hubungan seperti itu dengan Isshiki-k…”

Namun, Kazumi menatapku dengan ekspresi serius.

“Kesampingkan pendapatmu, Touko, kenyataannya Isshiki-kun jatuh cinta padamu. Dan ini juga datang dari lubuk hatinya, bahkan lebih dari yang dia sadari. Oleh karena itu, mungkin saja setelah masalah ini telah selesai, kamu perlu menemukan jawabanmu sendiri dengan menghormati perasaan Isshiki-kun. Touko, mungkin akan lebih baik kalau kamu mempersiapkan diri untuk hal itu.”

Jawabanku sendiri, dengan menghormati perasaan Isshiki-kun…

Aku pun mengalihkan pandanganku ke cangkir kopi dalam upaya untuk melarikan diri dari tatapan Kazumi.



Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu Bahasa Indonesia [LN]

Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu Bahasa Indonesia [LN]

My Girlfriend Cheated on Me With a Senior, so I’m Cheating on Her With His Girlfriend, Pacarku Selingkuh dengan Seniorku, maka Aku pun Berselingkuh dengan Cewek Seniorku
Score 9.9
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2021 Native Language: Jepang
“Touko-senpai! Tolong berselingkuh denganku!" “Tenang, Isshiki-kun… aku tidak akan puas sebelum kita membuat mereka berdua yang menyelingkuhi kita merasakan neraka itu sendiri!” Yuu Isshiki terkejut mengetahui pacarnya berselingkuh, jadi dia memutuskan untuk berselingkuh dengan pacar dari pria yang mencuri ceweknya, Touko Sakurajima, yang kebetulan juga adalah senpai yang dia kagumi. Sebagai bagian dari rencana mereka, Touko mengusulkan untuk 'membalas' mereka sebesar mungkin, jadi dia mulai membuat Yuu menjadi pria yang menarik dan populer di kalangan perempuan!? Pilihan pakaian, topik pembicaraan, dll... Yuu mendapati dirinya berada di tengah peningkatan gila-gilaan dalam reputasinya di kalangan perempuan; namun, perasaannya pada Touko terus tumbuh. Saat rencana mereka terus berkembang, hubungan antara mereka berdua tiba-tiba menjadi intim… 'Pembalasan' apa yang akan dilakukan oleh mereka yang diselingkuhi pada Malam Natal?! Apa kesimpulan yang menunggu mereka berdua!? Tirai komedi romantis balas dendam pun dinaikkan!

Comment

Options

not work with dark mode
Reset