Chapter 1
(1/4)
“Di mana ini…?”
Saat aku terbangun, aku berada di ruangan yang tidak kukenal… Mari kuulangi sekali lagi.
Saat aku terbangun, aku berada di ruangan yang tidak kukenal.
Situasi ini terlalu mirip dengan fiksi. Aku mencoba mencubit pipiku… Sakit. Ini benar-benar sakit. Sepertinya ini bukan karena aku tiba-tiba menjadi gila, bukan juga mimpi, tapi ini kenyataan. Sial, pipiku hanya jadi sakit saja.
Jika berada di ruangan ini adalah kenyataan, satu-satunya kemungkinan yang terpikir olehku hanyalah penculikan. Itu berarti, penculiknya pasti ada di suatu tempat.
Aku mengambil lampu lantai yang sangat modis di dekatku, dan bangun dari tempat tidur. Sepertinya aku tertidur setelah kehilangan kesadaran, jadi ini semakin memperkuat dugaan penculikan.
Aku berjalan mengelilingi ruangan dengan langkah tanpa suara. Tidak ada tanda-tanda keberadaan orang lain. Meskipun sandera sedang tidur, mereka terlalu ceroboh membiarkannya tanpa pengawasan.
Pertama-tama kamar tidur. Lalu ruang tamu. Aku juga memeriksa dapur, mengintip toilet, dan terakhir kamar mandi—
“Hah!?”
Aku refleks berteriak saat melihat diriku yang terpantul di cermin. Lampu lantai jatuh dari tanganku. Dan suara keras ‘PRANG’ bergema.
Yang ada di sana adalah seseorang dengan rambut cokelat, wajah yang cenderung androgini, namun memancarkan aura berandalan—
“Eh, bukankah ini Kaede Nishikikouji!?”
Aku kembali mencubit pipiku tanpa sadar… dan rasanya tetap sakit.
Sepertinya ini memang bukan mimpi, tapi kenyataan.
…Tidak, apa-apaan kenyataan ini. Karena…
“Kenapa aku bereinkarnasi ke dunia ‘Dan Dunia pun Menjadi Warna Cinta’!?”
Karena bereinkarnasi ke dunia eroge adalah hal yang seharusnya tidak mungkin terjadi dalam kenyataan.
Kaede Nishikikouji—dia adalah karakter antagonis yang muncul dalam game dewasa yang sangat populer, “Soshite Sekai wa Ai Iro ni (Dan Dunia pun Menjadi Warna Cinta”. “Soshite Sekai wa Ai Iro ni”, disingkat “SekaAi”, adalah game yang sangat populer dan mendapat rating tinggi… kecuali untuk antagonisnya, Kaede Nishikikouji.
Setiap kali dia muncul dalam karya aslinya, dia berulang kali melakukan hal terburuk, seperti menyiksa heroine, menikung protagonis di bad ending, membully protagonis, dan hal-hal buruk lainnya. Dan biasanya dia, yang merupkan alternatif yang hanya membawa neraka, mati di bagian akhir. Meskipun itu memang membuat lega, tapi tetap saja sangat menjengkelkan.
Terlebih lagi, kekejiannya tidak selalu berhubungan langsung dengan konten erotis, sehingga sebagian pemain menjadi anti-fans, bahkan thread anti-fansnya menjadi terkenal.
Singkatnya, Kaede Nishikikouji adalah karakter yang sangat dibenci oleh para pemain, dan tentu saja aku juga sangat membencinya.
“Ini pasti bohong. Yang benar saja? Ini benar-benar gila…”
Aku memegang kepalaku secara harfiah di depan wastafel.
Pertama-tama, anggap saja aku mungkin telah bereinkarnasi menjadi Kaede Nishikikouji. Tidak, itu sama sekali tidak baik. Sangat tidak baik, tapi bukan itu masalahnya.
“Aku pasti akan mati jika terus begini, kan!?”
Ya, death flag yang selalu mengikuti Nishikikouji. Dalam game, dia mati di semua rute yang ada. Artinya, aku juga hampir 100% pasti akan mati dalam satu tahun di dunia ini.
Aku mengintip ke arah cermin melalui celah jari-jariku yang menutupi wajah. Dan benar saja, yang terpantul di sana adalah wajah Kaede Nishikikouji yang sedang menderita. Itu persis seperti ekspresi yang dia tunjukkan sesaat sebelum kematiannya.
Sambil putus asa, aku berusaha keras memikirkan apa yang harus kulakukan, dan akhirnya sampai pada satu pikiran.
“…Tunggu. Masih ada kemungkinan aku bukan Kaede Nishikikouji.”
Misalnya, aku terlibat dalam suatu kejahatan dan wajahku dioperasi plastik agar mirip Nishikikouji… Meskipun situasi itu terlalu tidak masuk akal, tapi setidaknya masih lebih realistis daripada teori bereinkarnasi menjadi Nishikikouji.
“Baiklah, ini masih belum apa-apa. Setidaknya sampai aku memeriksa barang-barang pribadinya…”
Aku berdiri dan menuju kamar tidur di mana sepertinya ada berbagai macam barang.
Pertama-tama aku mengambil ponsel, dan mencoba memasukkan tanggal lahir Nishikikouji sebagai kata sandi. Dan itu terbuka dengan mudah.
“Hmm, setidaknya nama di LIME pasti nama asli, kan.”
Aku membuka aplikasi chat, segera menekan ikon profil dan memeriksa namanya.
“Ugh, namanya ‘Kaede’…”
Username Nishikikouji, yang menggunakan ikon yang sangat modis, adalah “Kaede”.
Aku merasa putus asa. Ini sudah hampir pasti.
Namun, aku belum menyerah. Masih ada kemungkinan besar nama keluarganya bukan Nishikikouji.
“Buku pelajar atau kartu asuransi… untuk saat ini dompet dulu!”
Setidaknya informasi pribadi yang benar pasti tertera di dokumen resmi. Aku berhasil menemukan dompet dari tas sekolah Nishikikouji dan segera mengeluarkan isinya.
“Hanya ada kartu asuransi, ya. Tidak ada satupun kartu poin1. Si Nishikikouji ini benar-benar orang kaya.”
Nishikikouji, sebagai karakter, memang terkenal dengan latar belakang keluarga yang sangat kaya. Bahkan, keluarganya mengelola salah satu dari lima grup perusahaan terbesar di Jepang. Meskipun dia anak kedua dan bukan pewaris perusahaan, tapi sepertinya dia tetap menerima uang saku dalam jumlah besar tanpa perlu bekerja. Aku benar-benar iri.
Saat mengintip dompet, aku seperti melihat sekilas kartu hitam, tapi aku terlalu takut untuk menyentuhnya.
“Gawat, tanggal lahir dan nama lengkapnya semuanya cocok dengan Nishikikouji. Sepertinya aku tidak salah orang…”
Seharusnya reinkarnasi itu tidak mungkin terjadi dalam kenyataan. Bahkan kemungkinan bahwa ini semua hanyalah mimpi seharusnya lebih tinggi.
Tapi, dari ingatan yang terasa kabur dan kepribadian Nishikikouji yang samar-samar kurasakan, aku mulai yakin.
Aku tidak tahu bagaimana atau dengan cara apa.
Tapi, sepertinya aku telah bereinkarnasi menjadi Kaede Nishikikouji entah bagaimana caranya.
“Aku senang bisa bereinkarnasi ke dunia ‘SekaAi’, tapi… kenapa aku harus jadi Nishikikouji…”
Bahkan jika kita asumsikan bahwa ini memang benar reinkarnasi, di kehidupan sebelumnya aku baru hidup sampai umur 22 tahun. Aku masih belum ingin mati di usia semuda ini.
“Pokoknya aku harus bertahan hidup dulu entah bagaimana caranya…”
Pada dasarnya, penyebab kematian Nishikikouji adalah karena dia menyakiti heroine dan protagonis. Dalam cerita, dia menjadi penghalang kebahagiaan protagonis. Kalau begitu, aku hanya cukup tidak terlibat dalam cerita.
“Jika aku bisa hidup sebagai karakter figuran di dunia ini… apakah ceritanya akan berubah?”
Cerita ini berakhir pada upacara penutupan caturwulan ketiga kelas satu SMA. Jika aku bisa bertahan hidup sampai saat itu, misi bisa dianggap berhasil.
“Aku hanya perlu hidup sebagai karakter figuran tanpa berhubungan dengan heroine maupun protagonis. Memang bisa saja aku memilih untuk pindah sekolah, tapi sepertinya itu tidak mungkin…”
Kalender yang terpasang di dinding kamar. Tepat pada tanggal hari ini, ada tanda lingkaran ganda. Di bawahnya tertulis kata ‘Upacara Penerimaan’. Aku sudah mengecek ponsel bahwa sekarang baru lewat pukul 5 pagi.
Dan, cerita game ini akan dimulai dari hari ini.
Aku barusan sudah mengecek ponsel, tapi tidak ada satupun kontak orang tua yang tersimpan. Dalam game juga dijelaskan bahwa Nishikikouji memiliki hubungan yang buruk dengan orang tuanya, dan sepertinya itu benar.
Jika aku tidak bisa menghubungi mereka, akan sulit bagiku untuk pindah sekolah sekarang. Lagipula, setelah membayar uang masuk, rasanya tidak enak jika aku langsung berhenti.
Bahkan jika aku memilih untuk tidak pergi ke sekolah, aku tidak tahu kapan bisa kembali ke dunia asalku. Mungkin saja aku akan tetap seperti ini selamanya. Untuk berjaga-jaga, aku ingin menghindari risiko sebisa mungkin.
“Pokoknya aku harus menghindari kontak dengan para karakter utama…”
Aku menghela napas menghadapi situasi yang benar-benar tidak bisa kuatasi ini.
Waktu berlalu dengan cepat sementara aku berusaha mengingat dan merangkum cerita game-nya.
Game ini memiliki tiga heroine. Itu mungkin terasa sedikit untuk sebuah eroge, tapi mengingat ini lebih condong ke game yang membuat orang menangis, mungkin jumlah itu masuk akal.
Yang pertama adalah Ayame Hananoi. Dengan rambut perak panjang dan mata seindah danau, dia adalah gadis tercantik di sekolah. Dia memimpin sebagai bunga yang tak terjangkau di sekolah dan tidak pernah melepaskan posisi itu. Dia tipe yang kalem dan tidak banyak berinteraksi dengan orang lain, tapi justru itu yang membuat momen ‘dere’-nya sangat berkesan.
Yang kedua adalah Kanna Sasaki. Jika Ayame adalah bunga yang tak terjangkau, maka Kanna adalah idola. Dia imut, selalu ceria dengan kemampuan komunikasi yang tinggi, dan menjadi sosok yang diam-diam menyatukan semua orang. Rambut hitam bob-nya dan mata pink yang berbinar sangat mengesankan. Namun dia memiliki sisi lain, dan dalam game sering kali berfokus pada sisi itu. Salah satu adegan populer dalam rute Kanna adalah ketika protagonis membantu menyelesaikan keadaan ‘mentalnya’ yang dia sembunyikan dari teman sekelas dan orang-orang di sekitarnya.
Yang terakhir adalah Natsuki Asahina. Dia adalah gadis cantik yang berbakat dalam segala jenis olahraga, dan masuk ke SMA ini dengan beasiswa olahraga. Dia selalu ceria dan energik, menjadi sosok yang menyembuhkan orang-orang di sekitarnya. Rambut cokelat kuncir kudanya menonjolkan kesegarannya dan sangat cocok dengan auranya yang manis. Kontak pertamanya dengan protagonis adalah ketika dia mendapat nilai buruk dalam ujian dan protagonis mengajarinya. Mereka menjadi semakin dekat saat mengadakan sesi belajar bersama. Dia adalah karakter adik perempuan yang jujur, dan selama bermain game-nya, aku berpikir ingin punya adik seperti itu setidaknya seratus kali.
“Yang terbaik adalah tidak berhubungan dengan para karakter utama ya…”
Sejujurnya, seharusnya mudah untuk tidak berhubungan dengan protagonis. Protagonis adalah seorang introvert sejati yang tidak akan memulai percakapan dengan orang lain. Jika aku tidak berusaha berhubungan dengannya, seharusnya tidak akan ada kontak antara aku dan protagonis.
Yah, mengingat banyaknya rumor buruk tentang Nishikikouji yang beredar, sepertinya para heroine juga tidak akan mengajakku bicara.
SMA yang dimasuki protagonis dan yang lainnya adalah sekolah gabungan SMP-SMA, jadi untuk Kanna Sasaki, dia sudah satu sekolah dengan Nishikikouji sejak SMP, dan untuk karakter lain yang baru masuk di SMA itu, cepat atau lambat rumor tentang Nishikikouji pasti akan menyebar.
Aku sedang berpikir sambil menyilangkan lengan, ketika tiba-tiba perutku berbunyi. Oh iya, sejak aku terbangun di dunia ini, aku belum makan apa-apa dan hanya terus menggerakkan otakku. Pantas saja perutku lapar.
Aku keluar dari kamar dan menuju dapur. Sepertinya aku tinggal sendirian di apartemen yang terlalu luas untuk seorang pelajar.
Entah dia ingin kabur dari orang tuanya, atau orang tuanya tidak peduli dan hanya memberikan tempat tinggal. Aku tidak tahu alasannya, tapi dilihat dari hanya diberi uang dan disuruh hidup mandiri, hubungannya dengan orang tuanya pasti benar-benar buruk.
“Eh? Tidak ada apa-apa sama sekali?”
Isi kulkas kosong melompong. Benar-benar tidak ada apa-apa. Bahkan air pun tidak ada. Bagaimana dia bisa hidup seperti ini?
Sejauh yang bisa kuingat dari ingatan Nishikikouji yang samar, sepertinya dia menyuruh wanita yang dia kencani memasak atau menggunakan layanan pesan antar.
“Dia benar-benar bajingan…”
Sepertinya ada banyak wanita yang dia bawa pulang. Aku jadi mendapat pengetahuan yang tidak perlu bahwa dengan menunjukkan uang, maka segala hal menjadi mudah.
Gruuuk, perutku berbunyi lagi. Ada pepatah lama yang mengatakan bahwa, “Kamu tak bisa berperang jika perutmu lapar”, dan bagiku, apa yang akan dimulai setelah ini setara dengan perang. Hal yang paling penting saat ini adalah mengisi perut.
Aku pun keluar rumah dengan dompet di tangan. Tujuanku adalah minimarket terdekat. Jaraknya sekitar lima menit berjalan kaki… kayaknya.
◇
- Kartu poin adalah jenis program loyalitas yang umum digunakan oleh banyak toko dan penyedia layanan di Jepang . Kartu ini memastikan Anda mendapatkan hasil maksimal dari pembelian Anda sambil mengumpulkan hadiah untuk kebutuhan sehari-hari Anda. ↩︎