[WN] Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu Chapter 83 Bahasa Indonesia

Perjalanan Ski (Hari Kedua) - Jamuan Besar Hari Kedua (Bagian 1)

Chapter 83: Perjalanan Ski (Hari Kedua) – Jamuan Besar Hari Kedua (Bagian 1)


[Merayakan rilisnya volume kedua dan pencetakan ulang kelima dari volume pertama]

Jilid lainnya telah dicetak ulang lagi dan sekarang sedang dalam cetakan kelima.

Ini semua berkat para pembaca yang budiman!

Dan juga, pada hari Rabu tanggal 1 Juni, volume 2 Kanoneto mulai dijual!

Saya harap sebanyak mungkin orang akan membacanya.


Cerita ini merupakan kelanjutan dari versi Kakuyomu.

Harap diingat bahwa cerita ini memiliki pengembangan yang berbeda dari versi cetak (LN).

(Anggap saja ini sebagai dunia paralel dari versi cetak.)

*******************************************


Karena aku berseluncur di jalur hutan, aku kembali ke penginapan lebih lambat dari kemarin.

Ishida sudah kembali duluan.

Begitu aku memasuki kamar, Ishida berkata “Ayo kita mandi” dan kami berdua pun pergi mandi bersama.

“Kamu bersama Honoka-chan hari ini, kan?”

Ishida membuka percakapan.

“Ya.”

“Seperti yang diharapkan dari adik Touko-senpai. Honoka-chan juga gadis yang sangat cantik. Dia juga sangat populer dengan orang-orang dari perkumpulan kita. Sepertinya beberapa dari mereka bahkan sudah serius mengincarnya.”

“Mereka hanya tertipu oleh penampilannya. Aku yakin ketika mereka melihat seperti apa dia sebenarnya, mereka semua akan…”

“Benarkah? Tapi, dia tidak terlihat seburuk yang kamu katakan, Yuu.” kata Ishida, sembari menyeka wajahnya dengan handuk.

“Itu karena kamu belum pernah menjadi korbannya. Bisa dibilang dia benar-benar liar.”

“Memang benar kalau penampilannya seperti cabe-cabean yang suka pamer. Tapi, dia sepertinya benar-benar naksir padamu sekarang, Yuu.”

“Bisa saja itu hanya aktingnya juga, lho. Aku curiga dia merencanakan sesuatu lagi.”

“Apakah kamu harus sewaspada itu?”

Dengan senyum masam, Ishida menyandarkan tubuhnya di tepi bak mandi.

“Kamu ada benarnya, tapi menurutku dia tidak seperti itu, Yuu. Selain itu, Meika juga membicarakannya padaku.”

Meika-chan? Aku penasaran saat mendengarnya mengatakan itu.

“Membicarakan apa?”

“Sekilas, Honoka-chan tampak pandai bersosialisasi karena dia ceria dan dapat dengan mudah berbicara dengan siapa pun, tapi sebenarnya, dia tampaknya tipe orang yang tidak bisa benar-benar mengekspresikan perasaannya yang sebenarnya. Bahkan, tampaknya satu-satunya orang yang selalu dekat dengannya adalah Meika.”

Ketika aku mendengar itu, aku teringat pada apa yang dikatakan Honoka padaku di malam dia kabur dari rumah.

“Meika bilang kalau dia sebenarnya cukup kikuk. Dalam banyak kesempatan, dia sering bersikap berbeda dari perasaannya yang sebenarnya. Itulah sebabnya Meika terkejut ketika dia begitu berterus terang denganmu kali ini, Yuu.”

…Terlihat cakap namun kikuk, ya…

Entah kenapa, aku merasa bisa memahami kata-kata itu. Tapi…

“Aku sedang pacaran dengan Touko-san. Tidak peduli seberapa pun tulus perasaannya…”

Mendengar itu, Ishida hanya mengangguk dalam diam.

◈◈◈


Tak lama setelah kami meninggalkan kamar mandi, sudah waktunya untuk makan malam.

Tidak seperti kemarin, sepertinya perjamuan akan diadakan hari ini, jadi makan malamnya ada di aula besar.

Oleh karena itu, bukannya prasmanan seperti kemarin, setiap hidangan diletakkan di atas meja bergaya Jepang.

Menunya terdiri dari hidangan umum seperti tonkatsu, telur gulung, ikan bakar, salad, tumis sayuran, dan sup miso jamur.

Touko-senpai dan para gadis sudah duduk dengan rapat, jadi kami duduk di meja yang terpisah.

Saat makan-makannya selesai, Nakazaki-san berbicara kepada semua orang.

“Baiklah kalau begitu, setelah piring dibersihkan, kita akan mulai mempersiapkan perjamuannya. Karena penginapan telah menyiapkan minuman untuk kita, tolong semuanya bekerja sama untuk menyajikan manisan dan makanan ringan.”

Setiap orang membuka sekantong makanan manis dan ringan, lalu membagikannya ke meja masing-masing.

Minuman yang dibawa oleh pegawai penginapan juga ditaruh di setiap meja.

“Kalau begitu, ayo kita mulai!”

Diiringi dengan aba-aba Nakazaki-san, perjamuan pun dimulai.

Awalnya aku dan Ishida sedang berbicara dengan sesama mahasiswa tahun pertama, tapi tak lama, tiga mahasiswa tahun kedua datang mendekat.

“Isshikiiii, sialaan, kau sangat lihai, ya.” kata seorang kakak tingkat, yang sedang membawa bir di tangannya sambil menyeringai lebar.

“Lihai apanya?”

“Jangan pura-pura bodoh,” kata kakak tingkat yang lain.

“Maksud kami dua cewek SMA itu,” kata kakak tingkat ketiga.

“Tidak, aku tidak ada apa-apa dengan mereka ber…”

Tanpa memberiku waktu untuk menyelesaikan kata-kataku, salah satu dari mereka menyela.

“‘Tidak ada apa-apa’ katamu? Dasar bajingan, sok jadi pria populer, ya.”

“Kita akan minum-minum sampai pingsan!”

Dan kakak tingkat lain mencoba menuangkan bir ke gelasku.

“Tidak, bukannya aku sok. Maksudku, aku hanya sekedar mengenal Meika-chan dan Honoka-san di luar perkumpulan.”

“Maksudmu, mereka milikmu karena kamu mengenal mereka lebih dulu di luar Perkumpulan, gitu?”

“Sialan. Bukan hanya Touko-san, tapi juga cewek SMA yang cantik seperti itu… Senior yang anggun dan cantik, adiknya yang cabe-cabean, serta cewek SMA yang imut, semuanya tersusun dalam triple run!”

TLN: Mimin agak kewalahan TL bagian ini karena mereka pakai istilah Mahjong, dan mimin gak ngerti Mahjong. Jadi harap maklum kalau terjemaahan kali ini banyak yang kurang tepat.

“Tidak, itu bukan hanya triple run, tapi triple yakuman. Hanya untuk Touko-san saja itu sudah sama seperti Suuankou, namun ditambah dengan Tsuuiisou dan Daisangen!”

“Umm, aku tidak tahu cara bermain mahjong.” kataku sambil tersenyum masam.

“Apaaaa~, kalau begitu kami akan mengajarimu!”

“Kau telah bersenang-senang selama ini, Isshiki. Setidaknya aku harus bermain mahjong untuk membersihkan kegalauan ini!”

“Kita akan bermain mahjong sepanjang malam ini! Ishida, kamu juga ikut!”

“Aku juga? Yah, aku bisa bermain mahjong sih.”

Tak lama kemudian Honoka dan Meika-chan pun datang.

Sampai beberapa saat yang lalu, mereka berdua dikelilingi oleh sekitar empat anak laki-laki.

“Permisi~, bolehkah kami ikut?” kata Honoka, sembari duduk tepat di sebelahku seolah-olah menerobos masuk.

“Permisi… Onii-chan, tolong geser sedikit.”

‘Permisi’ yang pertama benar-benar minta maaf, tapi kemudian diikuti dengan nada setengah memerintah, Meika pun duduk di antara aku dan Ishida.

“Oh, dua cewek SMA cantik langsung datang.”

“Honoka-chan selalu diterima disini kok.”

Namun, Honoka mengabaikan kata-kata para senior ini dan berbicara kepadaku.

“Hei, Isshiki-san. Apakah kamu menikmati dua hari terakhir bersama kami?” kata Honoka sambil menatap wajahku.

Nada suaranya santai, tapi matanya terlihat sedikit khawatir.

“Yah, begitulah.”

Tapi dia tampaknya tidak puas dengan jawaban yang singkat seperti itu.

“Apa-apaan dengan jawaban sembarangan ‘yah, begitulah’ itu! Bukankah orang biasanya memberi tanggapan seperti ‘itu sangat menyenangkan,’ ‘kuharap kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama,’ atau ‘kuharap kita bisa bermain ski bersama lagi?’” kata Honoka dengan tidak senang dan terlihat sedih.

“Menurutku itu menyenangkan, kok. Jauh lebih menyenangkan dari yang aku kira. Tapi aku masih agak khawatir soal pandangan orang sekitar, atau sesuatu seperti itu.”

Ketika aku menjawab begitu, Meika-chan menenangkan Honoka dari sisi lain.

“En-chan, kamu tidak boleh terburu-buru sekarang. Karena saat ini vektor perasaan Yuu-san masih mengarah ke Touko-san. Kita harus secara bertahap menutup jarak di antara kita dengannya.”

Aku pun memandang Meika-chan, berpikir “Eh?”

Secara penampilan, Honoka benar-benar terlihat lebih dewasa, tapi Meika-chan terdengar jauh seperti kakaknya ketika dia membuat pernyataan itu.

Berkebalikan dengan penampilan mereka berdua, apakah sebenarnya Meika-chan yang memulai segalanya?

Tiba-tiba tanpa aku sadari, ketiga kakak tingkat itu pergi menjauh.

Mereka menyeringai lebar sambil menatapku. Aku yakin mereka akan menggunakan ini sebagai bahan lelucon nanti.

“Yah, aku tahu, tapi… Dia kan sudah menghabiskan sepanjang hari bersama kita, gadis-gadis cantik ini. Bukankah sudah menjadi sifat manusia untuk merasa sedikit tergoda?”

“En-chan, apakah kamu akan merasa senang kalau Yuu-san adalah tipe orang yang perasaannya goyah secepat itu?”

Mendengar itu, Honoka menjawab dengan ragu kata-kata Meika-chan.

“Yah, itu… aku tidak menyukainya.”

“Nah kan, jadi bersabarlah dan jangan terburu-buru, perdalamlah hubunganmu dengan perlahan.”

Mendengar ini, Ishida tertawa terbahak-bahak di sampingnya.

“Apa yang kamu tertawakan!?”

Meika-chan langsung meresponnya.

“Tidak, itu karena Meika mengatakan beberapa hal yang sangat luar biasa. Hingga kupikir kalau kamu sudah tumbuh dewasa.”

Wajah Meika-chan pun memerah dan marah.

“Aku tidak sedang berbicara denganmu, Onii-chan! Jangan mencampuri hal-hal yang bukan urusanmu!”

“Iya, iya.” kata Ishida dengan memalingkan, masih tertawa geli.

Saat aku memperhatikan mereka, Honoka pun bertanya padaku.

“Hei, hei, Isshiki-san, besok kamu akan bersama kakakmu, kan?”

“Iya.”

Aku akhirnya bisa bersama Touko-san… Begitulah pikirku

“Tapi, besok ada rekreasi sepanjang sore, kan?”

“Oh, aku memang mendengar tentang itu. Kudengar mereka sedang mengadakan semacam acara.”

“Acara macam apa?” tanya Meika-chan.

“Entahlah~ aku juga tidak tahu. Karena sepertinya kakak-kakak tingkatku yang merencanakan acaranya.”

Honoka bereaksi terhadap ini.

“Ya, ya! Aku tahu acara apa itu. Mereka akan mengadakan ‘Zombie Oni’!”

Sombi Oni?”

Aku bertanya balik.

“Ya. Dalam permainan Oni normal, kamu akan gantian menjadi Oni saat kamu tertangkap, tapi dalam Zombie Oni, kamu tidak gantian dan jumlah Oni hanya akan semakin bertambah saat tertangkap.”

“Begitu, ya. Jadi, siapa pun yang bertahan sampai akhirlah yang menang?”

“Ya. Jadi, mungkin aspek melarikan diri dan bersembunyi itulah yang penting di sini.”

Saat aku dijelaskan sebanyak itu, Nakazaki-san, ketua perkumpulan, datang mendekat.

“Kelihatannya kalian bersenang-senang.”

“Iya, menyenangkan~!” kata Honoka.

“Ya, aku menikmatinya.” kata Meika-chan.

“Yah, senang mendengarnya. Maaf mengganggu kesenangan kalian, tapi ini sudah lewat jam delapan. Tidak baik bagi anak SMA untuk berada di tempat yang ada alkoholnya dalam waktu yang lama. Jadi maafkan aku, Honoka-san, Meika-chan, tapi silakan kembali ke kamar kalian.”

Ketika Nakazaki-san mengatakan ini, mereka tampak tidak senang sejenak, tapi dengan cepat mengatakan bahwa mereka mengerti dan meninggalkan tempat duduk mereka.

Bersamaan, Ishida juga berdiri dan berkata, “Aku akan mengantar mereka kembali ke kamar.”

Honoka dan Meika-chan pun melambaikan tangan padaku.

“Dadah, Isshiki-san. Sampai jumpa besok.”

“Selamat beristirahat, Yuu-san.”

“Ya, selamat beristirahat.” jawabku, sambil tersenyum balik.



Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu Bahasa Indonesia [WN]

Kanojo ga Senpai ni NTR-reta no de, Senpai no Kanojo wo NTR-masu Bahasa Indonesia [WN]

My Girlfriend Cheated on Me With a Senior, so I’m Cheating on Her With His Girlfriend, Pacarku Selingkuh dengan Seniorku, maka Aku pun Berselingkuh dengan Cewek Seniorku
Score 9.5
Status: Ongoing Type: Author: Artist: Released: 2020 Native Language: Jepang
Yuu Isshiki, seorang mahasiswa baru, mengetahui bahwa pacarnya, Karen, berselingkuh dengan seniornya, Kamokura. Dia sangat terkejut dan hancur sehingga dia meminta pada pacar Kamokura dan gadis tercantik di kampus, Touko: "Tolong, selingkuhlah denganku!" Sebuah komedi romantis mendebarkan yang dimulai dengan hubungan kaki tangan!      

Comment

Options

not work with dark mode
Reset