Selingan: Percakapan Antar Saudara
Touka dan Haruma mulai mengobrol dalam perjalanan pulang.
“Menurutmu tidak apa-apa pulang bersamaku daripada pergi bersamanya?” tanya Haruma saat mereka menunggu kereta di peron stasiun. Kakak beradik yang rupawan itu menarik perhatian semua orang. Para pria salah mengira Touka sebagai pacar Haruma dan memelototinya dengan rasa cemburu.
“Tidak, menurutku aku tidak harus melakukan itu,” jawabnya, nadanya sangat netral.
“Ya. Sebenarnya aku juga. Daripada ke toilet, aku yakin dia baru saja kembali ke lapangan tenis untuk melihat Kana. Apa kau tidak kesal pada kenyataan bahwa dia akan kembali untuknya begitu saja?”
“Tentu saja aku kesal. Aku tahu dia hanya melihatnya sebagai teman, tapi aku masih tidak menyukai hal itu sama sekali,” jawabnya langsung, ekspresinya mulai masam. “Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, tahu? Aku selalu mengagumi betapa dia sangat peduli pada orang lain. Aku menyukai dia yang seperti itu, jadi aku tidak bisa menghentikannya… Aku tidak bisa memaksakan diriku untuk menghentikannya,” bisiknya, pasrah.
Ike tersenyum mendengar jawabannya.
“Huh? Apanya yang lucu, dasar aneh?” tanya dia dengan suara kesal.
Dengan senyum lebar yang sama, Ike berkata, “Aku senang karena dialah yang akhirnya menjadi pacarmu.”
Wajah Touka memerah. Meskipun dia masih sangat marah pada Ike, dia setuju, “Ya, aku benar-benar tidak bisa meminta pacar yang lebih baik lagi darinya…”