Chapter 1: Tidak Mungkin Karakter Sampingan Sepertiku Bisa Menjadi Populer, kan?
Masa-masaku di SMP bukanlah yang terbaik. Sebenarnya, abaikan itu — menurutku, 15 tahun terakhirku di bumi ini sangatlah buruk.
Orang-orang selalu menghindariku. Aku tidak tahu apakah itu karena takut, benci, atau hal yang lain. Jika aku harus menebak, menurutku itu karena tampangku. Tampaknya, aku terlihat seperti orang yang haus darah. Yah, beginilah ringkasan kisah hidupku: orang-orang menjauh dariku, jadi aku tidak pernah punya banyak kesempatan untuk melakukan interaksi sosial.
Sejak masuk SMA, tentu saja banyak hal sudah mulai membaik. Ya, menurutku, hidupku lumayan baik sekarang. Jangan salah paham — pada dasarnya, masih ada gerombolan orang yang terkencing-kencing hanya dengan melihatku atau langsung ingin menghajar wajahku. Tapi setidaknya, sekarang, aku bisa bilang bahwa ada juga orang yang memahami situasiku.
Ambil contoh salah satu teman sekelasku, Asakura Yoshito. Kami mengenal satu sama lain di acara sekolah. Meskipun dia awalnya takut padaku, kami akhirnya berteman baik. Ada juga Kai Rekka. Tentu, aku harus menghajar dia dulu, tapi dia menjadi teman baik sejak saat itu. Selanjutnya, kita memiliki Chiaki Makiri-Sensei. Beliau adalah salah satu dari sedikit orang yang menyukaiku, dan dia ada di pihakku sejak awal. Dia tidak pernah benar-benar peduli dengan tampangku. Dan jangan lupakan Touka. Kami memang sedang menjalin hubungan palsu sekarang, tapi dia benar-benar sangat membantu secara keseluruhan. Terakhir, namun tidak kalah pentingnya, ada sang pemeran utama sebenarnya dari kisah ini — Ike Haruma, sahabatku.
Berkat mereka, aku bisa menjalani kehidupan SMA yang cukup normal dan menikmati masa mudaku.
Yah, meski masih ada banyak rintangan. Kurasa aku harus menyebutkan bahwa masih ada banyak orang yang meragukan ketidakbersalahan-ku, serta orang lain yang mempertanyakan kebenaran hubunganku dengan Touka.
Salah satu dari orang-orang itu kebetulan adalah teman masa kecil Haruma, Hasaki Kana. Dia pada dasarnya adalah idola sekolah, dan dia memiliki banyak kelebihan. Dia memperlakukan semua orang secara sama dan selalu berbicara pada mereka dengan senyuman di wajahnya — pada semua orang, tentu saja, kecuali padaku. Jangan lupa bahwa dia adalah kontestan tenis nasional dan masuk ke sekolah bergengsi ini dengan nilai tertinggi di seluruh prefektur. Menggabungkan kecantikan, kepribadian yang ramah, atletis, dan kecerdasannya, maka kalian akan mendapatkan resep untuk salah satu gadis paling populer di sekolah. Banyak pria yang terus-menerus mengejarnya. Bahkan aku harus akui bahwa dia sangat imut.
Semua orang tahu bahwa dia menyukai Haruma, tapi itu tidak menghalangi banyak pria lain untuk menembaknya setiap minggu. Seperti, tumpuk-menumpuk. Bejibun banyaknya.
Bagaimanapun, kembali ke topik — dia adalah seseorang yang pada dasarnya menyukai semua orang, dan semua orang juga menyukainya. Jadi mengetahui bahwa dia tidak hanya menentang “hubungan”-ku dengan Touka, tapi juga menentangku sebagai pribadi membuatku merasa tidak enak. Dia pasti sangat membenciku.
Sekarang bandingkan dia, salah satu idola sekolah, dengan aku, orang buangan di sekolah. Itulah kenapa aku sangat optimis tentang bagaimana keadaan akan berubah dalam beberapa hari terakhir dan bagaimana hal itu akan berkembang dari sini. Kupikir ini bisa menjadi peluang besar untuk membalikkan status quo.
☆
Beberapa hari yang lalu, aku menemukan surat di dalam lokerku. Isi surat itu menyuruhku untuk menemui mereka di belakang gedung olahraga hari itu, jadi aku melakukannya. Pada awalnya, aku pikir entah itu bajingan bodoh yang ngajak berkelahi, atau seseorang yang cukup berani untuk mencoba dan mengerjaiku. Tetap saja, entah kenapa, aku tidak dapat menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang aneh tentang semua ini. Tapi baru setelah aku melihat penulis surat itu, aku benar-benar terkejut.
“Aku benar-benar minta maaf karena kamu harus repot-repot datang ke sini tiba-tiba.”
Hasaki Kana-lah yang meletakkan surat itu di lokerku. Apa yang sebenarnya terjadi?
Adegan itu benar-benar tampak seperti pengakuan cinta. Mana mungkin itu akan terjadi, kan? Aku mengingatkan diriku sendiri bahwa aku adalah karakter sampingan, jadi aku perlu berpikir rasional. Seseorang sepertiku tidak akan pernah mendapatkan pengakuan cinta yang tiba-tiba.
Kami saling memandang dalam diam. Satu-satunya suara yang terdengar di sekitar kami adalah suara bisikan angin saat memainkan rambutnya. Rambutnya diikat dalam gaya kuncir kuda yang imut, dan berkibar tertiup angin.
Setelah momen yang terasa seperti keheningan abadi itu, dia menarik napas dalam-dalam, menguatkan dirinya untuk apa yang ingin dia katakan, dan menghadapiku langsung.
“Maafkan aku, tapi bisakah kita mulai sebagai teman dan melihat bagaimana keadaan akan berkembangdari situ?!”
…Tunggu, apa? Apa yang baru saja dia katakan?
Aku benar-benar lupa tentang keseluruhan hal karakter sampingan ini sejenak. Apakah aku baru saja kena friendzone tanpa menyatakan cinta dengan benar terlebih dahulu? Huh?