Chapter 7: Adikku, Yuna, Ketakutan Ketika Aku Pulang
Setelah kebetulan melihat protagonis dan heroine,
“…Baiklah, sepertinya mereka berdua sudah pulang.”
Aku dengan santai berjalan menyusuri lorong sebentar untuk menghabiskan waktu sebelum kembali ke area loker sepatu. Ketika aku tiba di sana, Yukimura dan yang lainnya sudah tidak ada lagi di dekat loker sepatu.
Jadi, kali ini, aku mendekati lokerku dan mengganti sepatu.
“Fiuh, hampir saja… Tapi, aku sudah membuang-buang banyak waktu.”
Pada akhirnya, aku membuang banyak waktu karena harus pergi meminta maaf ke ruang guru dan menunggu Yukimura dan yang lainnya pulang. Yah, mau bagaimana lagi.
“Tapi, untungnya aku tidak punya jadwal kerja hari ini…”
Melihat serpihan ingatan Kuzuma, sepertinya Kuzuma biasa melakukan cukup banyak pekerjaan paruh waktu, tapi tampaknya dia tidak memiliki jadwal kerja hari ini. Jika aku ada jadwal kerja hari ini, aku pasti akan terlambat, jadi aku sangat bersyukur untuk itu.
Selain itu, bisa melihat serpihan ingatan Kuzuma sangatlah membantu. Akan buruk jika aku melewatkan pekerjaan paruh waktu tanpa aku sadari.
“Tapi pria ini… Dia terlalu banyak bekerja paruh waktu.”
Dilihat dari ingatan Kuzuma, nampaknya dia saat ini bekerja paruh waktu di minimarket, lokasi konstruksi, dan tempat karaoke. Sungguh, untuk seorang siswa SMA, dia mengambil terlalu banyak pekerjaan paruh waktu.
Yah, kupikir Kuzuma hanyalah seorang berandalan playboy, tapi sepertinya dia mencari sendiri uang yang dia habiskan. Mengejutkannya, sepertinya dia sama sekali tidak melakukan sesuatu seperti memeras murid lain. Tapi tetap saja, jumlah kerja paruh waktunya terlalu berlebihan.
“Yah… Setidaknya aku harus mengurangi jumlah pekerjaan paruh waktu yang kumiliki mulai sekarang…”
Sepertinya Kuzuma bekerja keras mencari uang untuk nongkrong di diskotik setiap malam, tapi aku tidak berniat untuk melakukan itu.
Namun, aku juga berpikir akan lebih mudah jika aku memiliki sejumlah uang yang dapat aku gunakan secara bebas jika terjadi sesuatu yang tidak terduga. Jadi aku akan mencoba untuk mempertahankan pekerjaan paruh waktuku setidaknya 1 atau 2 kali seminggu mulai bulan depan. Kurasa aku sebaiknya mengambil jadwal kerja di akhir pekan saja.
◇◇◇◇
“Aku pulang.”
Setelah beberapa saat, aku akhirnya sampai ke rumah susun tempatku tinggal.
Rumah susun yang keluargaku tempati sudah tua dan memiliki tata letak 2LDK1, tapi secara keseluruhan ukurannya cukup kecil. Jadi aku tidak punya kamar sendiri, sehingga aku dan adikku berbagi kamar yang sama.
Setelah melepas sepatuku di pintu masuk, aku langsung menuju ke kamar yang aku tempati bersama adikku. Saat aku membuka pintu kamar, aku melihat tas sekolah adikku sudah tergeletak di atas meja. Sepertinya adikku sudah pulang duluan.
Aku pun segera mengganti seragamku ke pakaian biasa, dan menuju ke ruang tamu.
“Aku pulang, Yuna.”
“Eh…? Y-Ya, um… Selamat datang, kembali…”
Ketika aku menuju ke ruang tamu, aku melihat adikku Yuna sedang duduk di sofa sambil menonton rekaman anime.
“H-hari ini, um… Onii-chan pulang… lebih awal…”
“Hm? Ya, aku tidak ada jadwal kerja hari ini. Oh, ngomong-ngomong, mulai bulan depan, aku memutuskan untuk bekerja hanya di akhir pekan saja.”
“Eh…? Ah, b-be… gitu, ya…”
(…Eh?)
Saat aku memberitahunya bahwa aku akan mengurangi jadwal kerjaku mulai bulan depan, Yuna terlihat sangat terkejut. Dan kalau dilihat dari ekspresinya… sepertinya Yuna cukup takut padaku.
(T-Tunggu dulu… kamu tidak perlu setakut itu, kan?)
Aku cukup terkejut mengetahui bahwa adikku sendiri sangat takut padaku. Sungguh sakit rasanya melihat ekspresi ketakutan dari anggota keluarga kandung.
(Haa, kalau begitu, mungkin aku harus mewarnai rambutku dari pirang kembali menjadi hitam agar aku tidak menakuti adikku… Yah, jika aku ingin menjadi pria yang baik, aku mungkin harus melakukan itu.)
Jadi, saat aku berpikir untuk menjadi orang baik tidak hanya untuk sang heroine tapi juga untuk keluargaku, aku memutuskan untuk melihat adikku, Yuna, baik-baik.
Yuna adalah siswi kelas dua SD. Dia adalah gadis yang sangat imut dengan kulit putih yang cantik dan rambut hitam panjang yang halus. Dia memliki kepribadian yang lembut dan penurut. Bisa dibilang kepribadiannya sangat bertolak belakang dengan kakaknya.
“…Eh …Ah…”
“…Hm?”
Yuna sepertinya menyadari bahwa aku sedang menatapnya, dan tubuhnya pun mulai gemetar. Dia segera berhenti menonton anime yang dia rekam dan menyerahkan remote TV padaku.
“…Um, i-ini…”
“Eh? T-Tidak usah, Yuna sudah nonton duluan, kan? Jadi, jangan khawatir, kamu bisa terus nonton.”
“Eh… T-Tapi… U-Um… B-Bukankah Onii-chan ke sini untuk nonton TV…?”
Yuna gemetar gugup saat dia mengatakan itu padaku. Aku merasa sangat menyesal dan bersalah telah menakuti adikku sendiri seperti ini…
(Tapi astaga, adiknya sendiri sampai setakut ini… Seberapa buruk kelakuan orang ini di rumah, sih…?)
Sambil memikirkan itu, aku segera mulai menelusuri ingatan Kuzuma.
Tampaknya Kuzuma tidak bersikap buruk terhadap adiknya… Dia hanya bersikap tidak peduli sama sekali. Ini lebih seperti Kuzuma mengabaikannya.
Dari sudut pandang adikku Yuna, dia menjalani kehidupan di mana anak nakal berambut pirang sepertiku mengabaikannya setiap hari… Yah, jadi bisa dimengerti kalau dia merasa kehadiranku menakutkan.
(Haa, astaga orang ini… pria ini benar-benar tidak tertolong lagi…)
Meski merasa sangat malu karena tidak berinteraksi dengan Yuna sama sekali sampai sekarang, tapi mulai sekarang, aku memutuskan untuk memperlakukannya senormal mungkin, seperti yang dilakukan kakak beradik pada umumnya.
(Tapi ketika ada perbedaan usia yang begitu besar antara saudara kandung…apa yang bisa aku bicarakan dengannya, ya?)
Meskipun aku ingin memperdalam hubunganku dengan adikku, Yuna, aku tidak tahu apa yang harus kubicarakan dengan seorang anak SD. Topik apa yang sedang digemari anak SD akhir-akhir ini, ya…?
(Hmm, kuharap ada sesuatu yang bisa kubicarakan dengan Yuna… oh, iya!)
Saat aku sedang memikirkan sesuatu untuk dibicarakan, aku langsung menemukan topik yang bisa kubicarakan dengan Yuna. Ngomong-ngomong, anime yang baru saja Yuna tonton adalah…
“…Hei, Yuna, anime yang barusan kamu tonton adalah ‘Ksatria Ilahi’, kan?”
“…Eh? U-Um, ya, benar…?”
Anime yang baru saja Yuna tonton berjudul “Ksatria Ilahi”. Itu adalah anime fantasi klasik tentang protagonis dan teman-temannya yang menggunakan berbagai teknik pedang untuk mengalahkan iblis yang ganas.
“Ksatria Ilahi” awalnya diserialisaikan di majalah manga shounen, tapi itu sangat populer di kalangan laki-laki dan perempuan dari segala usia sehingga baru-baru ini, manga itu diadaptasi menjadi anime. Aku juga sangat menyukai manga-nya, jadi aku tahu keseluruhan ceritanya.
(Sepertinya manga dan anime yang ada di dunia asliku juga sama dengan di dunia reinkarnasi ini. Itu sungguh melegakan…!)
Jadi aku menemukan topik yang bisa aku bicarakan dengan Yuna, dan aku memutuskan untuk mencobanya.
“Menurutku itu sangat menarik. Aku juga membaca manga-nya, dan itu adalah salah satu serial favoritku.”
“Eh… Eeh? B-benarkah?!”
“Eh? Ah, ya, benar.”
Saat aku mengatakan bahwa menurutku “Ksatria Ilahi” itu menarik, Yuna menatapku dengan ekspresi sangat terkejut di wajahnya.
Aku juga sedikit terkejut karena aku tidak menyangka Yuna akan bereaksi seterkejut itu.
- “LDK” berarti satu ruangan yang berfungsi sebagai ruang tamu, ruang makan, dan dapur. Sedangkan angka “2” di depan, seperti “1DK” atau “2LDK,” itu menunjukkan jumlah kamar yang terpisah. Misalnya, “2LDK” berarti ada 2 kamar ↩︎