Chapter 16: Siapa Gadis Sekolah yang Membantu Yuna?
Istirahat makan siang keesokan harinya.
“Hooam…”
Aku menguap dan makan siang di tempat terpencil seperti biasanya. Hari ini, aku sedang duduk di bangku belakang gedung olahraga sendirian, sambil mengunyah roti yang kubeli di minimarket.
“Haa, tapi sungguh merepotkan harus pindah ke suatu tempat setiap kali istirahat makan siang tiba…”
Kupikir jika aku (Kuzuma), yang berandalan, makan di dalam kelas, aku akan menakuti siswa lain dan menimbulkan masalah, jadi aku selalu makan sendirian di tempat terpencil. Namun… harus terus-menerus berpindah tempat saat istirahat makan siang itu terlalu merepotkan.
“Yah, itu salahku sendiri (Kuzuma) karena menjadi berandalan selama ini, jadi kurasa mau bagaimana lagi.”
Jadi, aku memutuskan untuk bersabar dan terus makan sendirian di tempat sepi saat istirahat makan siang.
Jadi, sambil duduk di bangku, aku menatap kosong ke langit dan memakan roti… Tapi kemudian, tiba-tiba aku teringat sesuatu yang terjadi kemarin.
“…Ah, kalau dipikir-pikir, aku sangat terkejut kemarin…”
Kejadian itu adalah tentang adik perempuanku, Yuna.
Kemarin, aku pulang ke rumah sebelum bekerja paruh waktu, dan aku segera menyadari ada plester yang agak besar yang menempel di tangan Yuna. Tampaknya tangan Yuna terluka.
Jadi, begitu sampai di rumah, aku bertanya pada Yuna apa yang terjadi dengan tangannya, dan sepertinya dia terjatuh dan tangannya tergores saat dalam perjalanan pulang dari sekolah.
Namun pada saat itu, seorang gadis berseragam sekolah yang sedang berjalan di dekatnya membantunya dengan pertolongan pertama, dan sepertinya gadis itu jugalah yang menempelkan plester. Aku sangat bersyukur ada gadis baik hati di dekat Yuna yang membantunya.
“…Haha, meski begitu, aku terkejut melihat Yuna terlihat begitu bahagia.”
Meski Yuna terluka, dia tidak menunjukkan tanda-tanda sakit atau sedih; dia malah menceritakan tentang hal itu padaku dengan senyum bahagia di wajahnya. Aku sangat terkejut melihat ekspresi cerah Yuna seperti itu.
Jadi, saat aku menanyakan lebih detail pada Yuna tentang kejadian itu, sepertinya setelah menerima pertolongan pertama, dia mengobrol seru dengan gadis itu tentang anime. Tampaknya gadis itu juga menyukai “Ksatria Ilahi”, dan dia mulai membicarakan itu setelah melihat gantungan kunci boneka yang kubelikan untuk Yuna beberapa waktu lalu.
Tapi berbeda denganku, Yuna adalah tipe gadis yang cukup pemalu. Dia bukan tipe gadis yang bisa berbicara dengan orang baru… Tapi sungguh jarang untuk orang yang pemalu seperti Yuna dapat melakukan percakapan yang sangat seru dengan seseorang, dengan ekspresi yang bahagia, seperti kemarin. Itu artinya dia pasti gadis yang sangat baik.
“Ya, aku sangat bersyukur karena ada gadis baik hati yang membantu Yuna.”
Aku sangat ingin berterima kasih pada gadis baik hati yang telah membantu adikku, tapi sepertinya Yuna tidak menanyakan nama atau informasi kontak gadis itu, jadi akan sulit bagiku untuk berterima kasih padanya secara langsung. Tapi yah, di zaman sekarang ini, kita tidak boleh dengan mudah memberikan informasi pribadi kapada orang lain, meskipun orang itu adalah anak-anak.
“Tapi, karena dia membantu Yuna dalam perjalanan pulang dari sekolah, aku rasa gadis itu pasti tinggal cukup dekat, kan?”
Yuna menyebutkan bahwa gadis yang membantunya itu mengenakan seragam sekolah, jadi mungkin saja dia adalah murid di sekolah ini. Yah, tidak mungkin kebetulan seperti itu bisa terjadi, sih.
Tapi, jika aku kebetulan bertemu dengan gadis yang membantu Yuna, aku pasti akan mengucapkan terima kasih atas apa yang dia lakukan.
“…Tapi, dia mungkin akan sangat ketakutan dengan ucapan terima kasih dari pria yang berpenampilan berandalan sepertiku, hahaha… haaa.”
Aku terkekeh mencela diri sendiri. …Nah, untuk menjadi orang yang serius, bukankah setidaknya aku harus mengecat rambutku kembali menjadi hitam?
Yah, mungkin aku harus memikirkan semacam perubahan pada penampilanku… Ya, aku akan menyimpan itu sebagai rencana masa depanku.
Jadi, aku memutuskan untuk kembali memakan roti dari minimarket yang sudah aku makan setengah. Dan setelah beberapa saat, aku selesai menghabiskan roti dan meregangkan tubuhku sambil menguap.
“Hooam… Aku ngantuk banget hari ini… Seluruh badanku terasa pegal dan rasanya sangat menyakitkan…”
Setelah menyelesaikan makan siangku, aku menguap dan berbaring di bangku tempatku duduk. Aku tahu ini perilaku yang agak tidak sopan, tapi tidak ada orang lain di sini sekarang, dan aku sangat lelah hari ini, jadi mohon maafkan aku sekali ini saja.
Jadi kemarin, aku bekerja paruh waktu di lokasi konstruksi lagi. Kemarin aku bekerja dari petang hingga larut malam. Itulah sebabnya kemarin aku langsung pulang dari sekolah, memasak makan malam untuk Yuna, lalu bekerja paruh waktu di lokasi konstruksi. Astaga, aku benar-benar memaksakan tubuhku terlalu keras. Aku butuh istirahat.
“Tunggu dulu, bukankah anak SMA tidak diperbolehkan bekerja sampai larut malam? Orang ini pasti memalsukan usianya di CV. Haaa, berapa banyak uang yang dibutuhkan orang ini, sih…”
Nah, ketika tubuh ini masih milik Kuzuma, dia biasa pergi ke diskotik setiap hari, pergi nongkrong dengan gadis-gadis yang dia sukai, berjudi di tempat-tempat seperti pachinko, dan menghabiskan uang untuk alkohol dan kesenangan lainnya. Jadi tidak heran jika dia memalsukan usianya…
Jadi hari ini, aku berada dalam kondisi kurang tidur lebih dari biasanya, dan seluruh tubuhku terasa sakit karena bekerja di lokasi konstruksi.
“Haaa, tapi aku sangat bersyukur aku tidak punya pekerjaan paruh waktu hari ini… Serius.”
Yah, meski aku bilangnya begitu, tentu saja aku ada jadwal kerja lagi besok. Ngomong-ngomong, pekerjaan paruh waktu besok adalah di minimarket dekat stasiun terdekat dari rumahku. Aku akan bekerja dari pagi hingga sore besok, tapi itu masih sedikit lebih baik daripada bekerja di lokasi konstruksi.
“…Yah, untuk sekarang, aku perlu istirahat dan memulihkan ototku yang nyeri ini.”
Aku memiliki pekerjaan sehari penuh dari pagi hingga sore di minimarket besok, dan setelah itu, aku memiliki pekerjaan di lokasi konstruksi yang menungguku minggu depan…
Tapi berkat semua kerja keras yang kulakukan, aku mungkin akan mendapat gaji yang cukup besar bulan ini, jadi kupikir aku akan mentraktir Yuna sesuatu yang enak begitu aku gajian. Saat aku pulang hari ini, aku akan bertanya pada Yuna apakah dia punya makanan favorit.
“Hooam… Baiklah, kelas akan segera dimulai, jadi kurasa sudah waktunya kembali ke kelas.”
Setelah berpikir untuk mentraktir Yuna sesuatu yang lezat saat gajian nanti, aku pun menguap dan kembali ke kelas.