Epilog
Setelah festival kembang api berakhir, hari Senin di minggu baru pun tiba.
Aku pikir kehidupan sehari-hari yang biasa akan kembali, tapi… ada sedikit perubahan.
Perubahan itu adalah bahwa aku akan berangkat ke sekolah bersama Sei-chan setiap hari mulai sekarang.
“Sei-chan, apa kamu yakin?”
Aku bertanya pada Sei-chan yang berada di sebelahku dengan mengenakan seragam sekolahnya.
Dia terlihat cantik dan imut mengenakan yukata, tapi dia juga imut mengenakan seragam sekolahnya.
“Ya, aku sudah memutuskan untuk tidak merahasiakan hubungan kita lagi. Seharusnya tidak jadi masalah untuk pergi ke sekolah bersama setiap hari, kan?”
“Ya, kamu benar. Aku juga senang bisa berangkat bersamamu setiap hari, Sei-chan.”
“Ah, begitu…”
Sei-chan memalingkan pandangannya malu-malu.
Masih malu dengan hal-hal seperti ini membuatnya terlihat menggemaskan.
“Apakah kamu mau kita boncengan sepeda saja ke sekolah?”
“Itu mungkin lebih mudah, tapi… jika kita berjalan kaki, waktu yang kita habiskan berdua untuk berangkat sekolah bersama bisa lebih lama, kan?”
“Ah, Sei-chan…!”
Aku sangat tersentuh oleh kata-kata baiknya.
Sei-chan sepertinya sadar kalau dia telah mengatakan sesuatu yang memalukan, karena dia masih menghindari kontak mata.
“N-Nah, ayo berangkat. Tidak ada gunanya jalan kaki jika kita terlambat nanti.”
Sei-chan mulai berjalan dengan tergesa-gesa, tapi dia menggenggam tanganku dan menarikku.
Walaupun jantungku berdebar kencang, aku menggenggam balik tangannya dengan erat dan mulai berjalan di sampingnya.
“Ya, ayo kita berangkat bersama.”
“Ayo.”
Jadi, kami pun berjalan ke sekolah sambil bergandengan tangan.
Sesaat sebelum sampai di sekolah, kami saling melepaskan tangan seiring bertambahnya jumlah siswa yang terlihat.
Dia bilang rasanya memalukan berjalan ke sekolah sambil bergandengan tangan dengan adanya banyak orang di sekitar.
Tapi, dibandingkan perjalanan kami yang biasa ke sekolah, aku dan Sei-chan berjalan berdampingan lebih dekat.
Dulu, mungkin karena kami tidak ingin ketahuan, selalu ada sedikit jarak di antara kami bahkan saat kami berjalan bersama.
Kini, hanya dengan sedikit mengulurkan tangan, tangan kami bisa dengan mudah meraih satu sama lain.
Menurutku itu karena kami telah memutuskan bahwa tidak apa-apa meskipun kami ketahuan, dan aku merasa sangat senang dengan hal itu.
Setelah mengganti sepatu di pintu masuk, kami pun memasuki kelas bersama-sama.
Begitu kami masuk, aku dapat merasakan suasana di dalam kelas berbeda dari biasanya.
Ah, ini mungkin karena kami masuk bersama-sama, makanya suasananya terasa berbeda.
Meskipun kami pernah masuk kelas bersama sebelumnya, tapi kami belum pernah menarik perhatian sebanyak ini sebelumnya… Ada apa sebenarnya?
“Hisamuraaaa!”
“Sialan kauuuu!”
“A-Ada apa sih…”
Tiba-tiba beberapa teman sekelas laki-laki langsung mengepungku.
Mereka semua menatapku dengan wajah yang menakutkan dan tatapan mengintimidasi.
“Dengar-dengar katanya kau berkencan dengan dua gadis cantik—Shimada-san dan gadis cantik yang membawa pisang coklat—di kanan dan kirimu saat festival kembang api tempo hari!”
“Semua orang bilang itu kamu! Lalu, siapa gadis cantik yang satunya lagi itu? Meski mereka semua melihatnya di waktu yang berbeda, semuanya bilang kalau gadis itu membawa pisang coklat!”
“Aku melihatnya! Itu jelas Hisamura! Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi!”
“Eh, um…”
Aku tidak percaya mereka sudah tahu aku pergi ke festival kembang api.
Ngomong-ngomong, gadis cantik dengan pisang coklat itu pasti Rie, kan?
Ternyata begitu pandangan mereka tentang dia.
Dan tekanan dari para pria benar-benar menyeramkan… Aku merasa seperti bisa remuk.
“G-Gadis cantik yang membawa pisang coklat itu adalah adikku, Rie.”
“Kau punya adik?! Dan dia secantik itu?!”
“Seriusan?! Kenalkan dengan kami dong, kak!”
“Akan kuhajar kalian.”
Mana mungkin aku akan memperkenalkan adikku yang imut pada orang-orang brengsek ini.
Lebih baik aku memperkenalkan Yuuichi padanya, tapi meski aku melakukan itu pun, kemungkinan Rie dapat berakhir bersama Yuuichi sangat rendah.
Di cerita aslinya, Yuuichi adalah orang yang membantu dan membuat Rie jatuh cinta padanya di festival kembang api, tapi di sini, akulah yang membantunya.
“Hei teman-taman, kalian membuat Shimada-san dan Hisamura-kun terganggu.”
“Shimada-san dekat dengan adik Hisamura-kun, dan dia tidak berkencan dengan Hisamura-kun.”
Satou-san dan Itou-san, yang kami temui di festival kembang api, memberikan bantuan seperti ini kepada kami.
“Oh jadi begitu rupanya. Kalau begitu syukurlah.”
“Tapi, tetap saja itu membuatku iri. Dia ditemani oleh dua gadis cantik di kanan kiri.”
Berkat bantuan mereka, para laki-laki menjadi tenang dan suasana kelas kembali normal.
Dengan begini, semuanya akan mereda meski aku dan Sei-chan tidak mengatakan apa-apa, tapi…
“Maaf, Satou-san, Itou-san.”
Sei-chan meminta maaf kepada dua orang yang membantu kami.
Mereka terkejut dengan permintaan maaf yang tiba-tiba itu dan memiringkan kepala dengan bingung.
Lalu Sei-chan bersandar padaku, dan…
“Aku berbohong. Aku dan Tsukasa… adalah sepasang kekasih.”
Sambil memeluk lenganku, dia mengumumkan hal itu.
Mataku terbelalak, tidak menyangka dia akan mengatakan sesuatu semengejutkan itu.
Tapi yang lebih terkejut lagi adalah kedua gadis itu, mata mereka terbuka lebar.
Bahkan anak-anak laki-laki yang tadi menyalahkanku juga terlihat sangat terkejut.
“Eh!? B-Benarkah!?”
“Aku sudah curiga, tapi aku tidak menyangka kalian benar-benar pacaran…!”
“Oi Hisamura! Ternyata kau bersembunyi di balik bayang Shigemoto dan pacaran dengan Shimada-san!?”
“Kau pacaran dengan Shimada-san, yang menempati peringkat pertama dalam ‘Gadis Cantik Tersembunyi’ di sekolah kita!?”
“Dasar bajingan pengkhianaaaaaaaat!”
Inilah yang disebut kekacauan total… baik laki-laki maupun perempuan heboh sendiri.
Selain itu, ada rangking seperti itu, ya? Aku sama sekali tidak tahu.
Tapi aku keberatan dengan peringkat seperti itu, yang mengatakan dia adalah ‘Gadis Cantik Tersembunyi’?
Karena kalau begitu, bukankah itu artinya Sei-chan tidak akan bisa menempati peringkat pertama ranking gadis cantik jika dia tidak tersembunyi?
Jangan bercanda. Dalam pandanganku, Sei-chan berada di peringkat pertama “Gadis Tercantik di Dunia” dengan perbedaan skor yang sangat jauh.
…Mari kita kesampingkan hal itu untuk saat ini.
“Aku tidak menyangka Sei-chan akan membuat pengumuman seperti ini.”
Dengan suara pelan, aku berkata pada Sei-chan yang memeluk lenganku.
Kelas masih dalam keadaan berisik, jadi tidak akan ada yang mendengarkan kami jika kami berbicara pelan.
“Maaf aku tidak mengkonsultasikannya dulu denganmu.”
“Aku baik-baik saja sih, tapi… Ah tidak, apakah ini akan baik-baik saja?”
“Aku juga tidak mengira akan jadi seheboh ini, tapi…”
“Tapi Sei-chan, sepertinya kamu cukup menikmatinya ya.”
Di tengah kekacauan kelas ini, Sei-chan mengejutkannya malah tersenyum.
“Fufu, ya begitulah. Kalau aku mau membuat pengumuman, aku lebih suka yang seperti ini.”
“Benarkah?”
“Ya.”
Sei-chan menatapku, mencondongkan tubuh lebih dekat dan membisikkan sesuatu di telingaku.
“Aku baru saja mengumumkan harta karunku. Wajar saja kalau mereka heboh.”
“Ukh…”
Mendengar kata-katanya itu, jantungku berdebar kencang saat aku menatap Sei-chan.
Sepertinya Sei-chan juga merasa malu, pipinya memerah dan dia sejenak mengalihkan pandangan.
Tapi, kemudian dia menatap mataku lagi, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman manis.
Aku rasa kehidupan sekolahku mulai sekarang akan berisik dan penuh tantangan.
Tapi selama Sei-chan, orang yang paling aku sukai di dunia, adalah pacarku──
──tidak diragukan lagi bahwa aku pasti akan sangat bahagia.